"Halo?"


"Akhirnya, bisa denger suara kakak."


Aku mengerutkan alisku.


"Kok nelfon sih? Gue belom mandi tau."


"Aku juga belum mandi."


Aishhh, anak ini. Pintar sekali membuat orang diam seribu bahasa.


"Yaudah mandi!"


"Gamau. Mau denger suara kakak dulu. Kangen, sama suara manis kakak."


Aku membuat ekspresi aneh mendengarnya. Cheesy, sih. Tapi aku suka.


"Cheesy ih."


"Hehe. Aku bisa bayangin muka kakak merah sekarang."


"Yeu. Sotoy."


"Aku bener kan?"


Aku menghembuskan nafasku dengan pasrah.


"Iyain aja deh."


"Hahahaha."



Aku ikut tertawa mendengar dia tertawa. Setelah itu, semuanya hening. Aku hanya bisa mendengar suara nafas dia dari telfon.



"Kak?"


"Hm?"


"Mark mau bilang sesuatu, boleh?"


Aku mengerutkan alisku.


"Yaudah. Apa?"

























"I love you. Hehe."



Aku tersenyum. Seketika rasanya jantungku berhenti berdetak.



"I love me too."



Ku dengar Mark tertawa dibalik telfonnya. Aku juga ikut tertawa mendengar tawanya yang sangat receh itu.



"Udah tau gue nggak tahan sama hal cheesy kayak gini. Masih aja. Heu."


[END] Seniority Program • MarkYongWhere stories live. Discover now