"Aku merindukanmu"

lirihku, aku memejamkan mataku mencoba mengingat kenangan kenangan bersama Fran. aku memegang dadaku, rasa sesak dan sakit bercampur disini.

"Aku tidak yakin akan bertahan, Justin hanya bahagia bersama Lexie bukan denganku Fran. Aku mencoba berbakti kepadanya, mencoba menjadi istri yang baik, mengikuti perkataanmu. semua ini sulit Fran, sebesar apapun rasa sayang dan cintaku kepada Justin semua itu tidak akan pernah berpengaruh untuk Justin, pada dasarnya dia tidak pernah mencintaiku, dan tidak akan pernah"

Aku mendudukan badanku dan menyandarkan kepalaku dipinggir ranjangku, entah kenapa aku merasakan seseorang menarik kepalaku menyandarkan kepalaku kepundak seseorang, dan aku dapat merasakan seseorang mengusap ngusap lenganku. Nyaman dan hangat. aku menengokkan kepalaku kesamping.

Aku merasakan kupu kupu berterbangan diperutku saat aku melihat senyum itu, senyum manis yang selalu menenangkanku.

"Aku merindukanmu"

Aku tak dapat menahan air mata ini lagi, aku terlalu merindukan sosoknya.

"Jangan menangis, aku disini. aku pun, aku merindukanmu, sangat"

"aku ingin bercerai dari Justin, aku ingin dia mencari gadis yang lain yang dapat membahagiakannya, bukan membuatnya terpuruk seperti ini, semua ini menyiksaku Fran. Lexie dan kau pergi meninggalkanku, Justin, dia terpuruk akan kepergian Lexie. Kepergian Lexie sangat memukul dirinya, semenjak kepergian Lexie dia berubah, aku bahkan hampir tidak mengenali siapa dia sekarang dan semua ini salahku, tidak seharusnya aku menuruti kemauan Lexie yang akhirnya membuat Justin kehilangan Lexie"

"Lexa, aku tau kau kuat sayang. yang kau butuhkan disini adalah kesabaran. Tuhan sudah mengatur semuanya, jangan pernah kau salahkan dirimu atas semua ini, semua ini sudah jalan-Nya dan kehendak-Nya. Jodoh dan mati hanya Tuhanlah yang mengatur semuanya. Apa kau lupa? dimana ada kesedihan pasti ada kebahagiaan kan?"

Aku semakin terisak sekarang.

"Tapi Fran, dia semakin menjauhiku. aku tidak ingin pertumbuhan bayiku menjadi terganggu, semua masalah ini semakin membuatku terpuruk dan semua ini berpengaruh kepada Bayiku, aku ingin melepas semuanya Fran, aku ingin melepas beban ini"

Aku merasakan tangannya berada dipipiku, menangkup wajahku. jari jarinya menghapus air mataku, tak lupa dengan senyuman manis yang selalu melekat dibibirnya.

"Kau dan Bayimu akan baik baik saja, aku tau kau bisa menjalani semua ini dan kau bisa mengaturnya. Lexa, aku akan selalu disini, bersamamu jangan pernah menganggap kau sendirian didunia ini, aku dan Lexie selalu memperhatikanmu. bertahanlah, ada saatnya kau akan melepaskan semua beban ini. Aku mencintaimu"

Detik selanjutnya aku sudah tidak dapat melihat Fran lagi. Tuhan, bahkan aku belum memeluknya.

Aku harap semua ucapan Fran akan menjadi kenyataan.

******

KeesokanHarinya*

"Nona Alexa, nona"

Aku melangkahkan kakiku menuju pintu kamarku dan membukanya, aku melihat Maria terengah engah, kenapa dia?

"Tuan Justin mabuk berat, tuan mema----"

Setelah mendengar kata Mabuk Berat, aku langsung meninggalkan Maria. aku dapat mendengar suara racauan dari mulut Justin, Frascot tengah membopoh tubuh Justin, dia benar benar kacau.

"Astaga Justin"

Aku hanya diam dan memandangi Justin, aku takut untuk mendekatinya takut dia akan bertindak diluar kendali, mengingat dia tengah mabuk berat.

"Frascot lepaskan, aku ingin Lexie mengantarku kekamar"

Aku membelakakkan mataku saat melihat Justin melangkah menuju kearahku, aku yakin dia pasti tengah merindukan Lexie dan menumpahkan kerinduannya pergi ke Club malam dan mabuk mabukkan. Justin merentangkan tangannya mencoba memelukku, belum sampai kearahku dia terjatuh. aku membungkukan badanku mencoba membantunya untuk berdiri.

"Nona, biar saya saja yang membawa Tuan"

Aku mengangkat tanganku memberi tanda tidak usah kepada Frascot.

"Biar aku saja Frascot, kau boleh pergi tidur ini sudah larut"

Aku langsung membawa Justin kekamarnya, menggantikan pakaiannya. Dia tak henti hentinya memanggil nama Lexie sedari tadi.

"Justin, tidurlah"

Aku hendak menutup tubuhnya dengan Selimut, alih alih Justin menarik tubuhku alhasil aku berhadapan langsung dengannya.

"Aku merindukanmu Lexie"

Matanya berkaca kaca, Yatuhan.

"Apa kau merindukanku Lexie? aku merindukanmu sangat"

Justin tersenyum, senyum tulus yang selalu dia perlihatkan kepada Lexie.

"Seharusnya adikmu yang mati, bukan dirimu. iyakan sayang?"

Aku menggigit bibirku, apa aku bilang, dia membenciku.

"Adikmu itu menyusahkanku sayang, aku tidak akan pernah bisa mencintainya, aku hanya mencintaimu"

"Justin, sebaiknya kau tidur ini sudah la---"

Cup.

Aku melebarkan mataku saat melihat tindakan Justin. Dia melumat bibirku pelan dan lembut. Rasa sakit ini semakin menjadi jadi. Justin hanya akan berlaku lembut kepada Lexie. bukan denganku. Aku mendorong Tubuh Justin.

"Justin, tidurlah."

"Aku mencintaimu Lexie, aku mencintaimu. kumohon, kembalilah kepadaku. aku membutuhkanmu, hanya dirimu"

Lagi lagi air mata ini mengalir dipipiku.

Lexie, lihatlah. Dia hanya mencintaimu.

Aku hanya memandang Justin yang terus meracau. Lamat lamat dia tertidur.

Justin Bieber, suamiku tidak akan pernah bisa mencintaiku, tidak akan pernah.

*****

1minggu kemudian-

"Nona mau kemana?"

Tanya maria, aku melemparkan senyumku kepadanya.

"Aku ingin berjiarah kemakam Fran dan Lexie, sekalian aku ingin membeli susu untuk bayiku"

Aku mengambil Tas dan kunci mobil, Justin sudah pergi tadi pagi, dan sekarang sudah jam 1 siang.

"Hati hati nona"

Aku memeluk maria, lalu pergi.

*****

AuthorPOV*

Alexa memarkirkan mobilnya, gadis itu hendak membeli susu untuk kandungannya yang kini berusia 2minggu, Alexa baru saja berjiarah kemakam Fran dan Lexie. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju tempat perbelanjaan, menuju rak khusus Susu Ibu hamil. Alexa mengambil sekitar 4 dus susu ibu hamil dan memasukkkannya kedalam Troli yang berada didepannya.

hanya susu yang dia beli alexa membayar belanjaannya, dia ingin segera pulang.

Alexa menghentikan langkahnya saat melihat pemandangan yang tersedia didepannya. pemandangan yang membuat hatinya semakin sakit.

"Terimakasih Justin"

Gadis itu mengecup bibir Justin sekilas, tidak ada penolakan dari Justin, bahkan Justin tersenyum kepada gadis itu. mereka berdua layaknya sepasang kekasih yang kasmaran.

'bahkan dia bisa memberikan senyuman kepada orang lain, tidak denganku'

Batin Alexa.

Alexa membalikkan badannya, berjalan tergesa gesa.

"Kau lihatkan Fran? bahkan dia bisa tersenyum kepada gadis lain. Nak, maafkan mom jika nantinya kau terlahir tanpa seorang ayah disisimu"

Alexa mengelus pelan perutnya.

HURTSWhere stories live. Discover now