%1% cool boy

5.3K 647 95
                                    

Hidup seorang Baekhyun sangatlah terarah. Semua yang ia akan kerjakan selalu dipikirkan secara matang. Bahkan saat akan membuka mulut, ia akan menelaah dengan cermat apa pun yang akan ia suarakan.

Dia adalah perfeksionis. Hidupnya tidak pernah kekurangan sejak kecil. Namun hal itu bukan menjadi alasan untuknya malas-malasan.

Sejak usia 5 tahun, dirinya sudah giat belajar. Hobynya membaca buku. Apa pun itu asalkan memberinya pelajaran dan pengetahuan yang bermanfaat.

Banyak hal yang ia dapat dari sekitar. Baekhyun diam bukan berarti ia tidak mengerti apa-apa  tapi, dia hanya merasa jika tidak ada yang perlu dibicarakan.

Auranya dingin. Tuturnya menusuk jika sedang dalam mode kesal. Tapi semua perkataannya berdasarkan fakta.

"Baekh tidak sarapan dulu?" laki-laki berusia 20 tahun itu memutar tubuhnya menghadap sang ibu.

"tidak eomma. Sudah telat."

Min ran ; sang ibu menilik jam dinding yang terpasang apik didapur.

"kelasmu masuk setengah jam lagi Baekh."

Bola mata yang dibingkai kelopak minimalis itu mengerjap. "akan ada ujian. Aku tidak ingin telat." Min ran mengangguk, ia sangat paham dengan putra pertamanya.

"hati-hati ya."

Setelah berpamit tungkai jenjang Baekhyun keluar dari rumah. Orang kaya bukan berarti hidup berfoya-foya, kan? Pasalnya mahasiswa sastra Korea itu sedang duduk dihalte bus dengan tenang.

Netranya sesekali menilik jam tangan hitam yang melingkar manis di lengan. Sekitaran lima menit menunggu alat transportasi umum yang biasa ia gunakan tiba.

Langkahnya tergesa saat akan memasuki bus. Tak sengaja ia menginjak bagian belakang sepatu anak sekolah yang berjalan dihadapannya. Sontak saja siswi yang berseragam SMA itu terjerembap kedepan ; kepalanya membentur sofa bus. Sedikit keras.

Bukannya minta maaf Baekhyun hanya melewati anak perempuan itu. Lalu duduk tenang dikursi yang kosong. Marah? Tentu saja. Siswi bermata bulat itu menghampiri Baekhyun dengan bersungut-sungut marah. Wajahnya memerah karena kesal dan juga sakit.

"Sialan!" umpatnya sambil menarik kerah kemeja Baekhyun.

"sudah berbuat salah namun tidak mau meminta maaf. Kau pikir kau siapa?!" masih diposisinya. Baekhyun hanya diam.

''katakan sesuatu bodoh!" jemari Baekhyun melepas genggaman wanita remaja tersebut. Kemudian menarik wanita itu untuk duduk disebelahnya.

"bus sebentar lagi akan dijalankan. Aku tidak ingin terjadi skinsip denganmu. Gadis asing."

"Heyyy!"

Pria itu mengeluarkan headphone yang selalu ia bawa kemana-mana dari dalam ransel. Memasangnya cepat ke telinga saat gadis disampingnya akan berkicau lagi.

Menggeram gemas dan meremat rok sepahanya sendiri, gadis itu benar-benar kesal.

"Semoga aku tidak akan pernah berjumpa denganmu lagi Tuan sialan!" gadis itu mengumpat sekali lagi sebelum meninggalkan Baekhyun yang menatapnya datar.

"amin."

Matanya berotasi malas dan memilih berjalan menuju gerbang tempatnya menuntut ilmu. University Seoul. Salah satu perguruan tinggi ternama dikorea yang sampai saat ini menjadi salah satu universitas favorit.

Sepatu nike baru yang ia kenakan sedikit mencuri perhatian mata mahasiswi. Mereka tahu, laki-laki berpenampilan casual namun menarik itu orang kaya. Namun mereka juga tahu laki-laki tampan yang sialnya beraura dingin itu susah didekati.

KONTRAWhere stories live. Discover now