[END] Seniority Program • MarkYong

7th; Gila!

"Kasih waktu, kasih waktu. Lo kira lo guru apa?!" sewotku. Bocah itu malah terkekeh.

Saat aku sedang berusaha mengingat, bocah itu tertawa terus, membuatku tidak fokus.

"Mark, sampe lu ketawa lagi, gue lempar lo dari sini," ancamku.

"Eh iya ampun," ucapnya.

"Sampai ketemu besok di atap sekolah, Kakak Merah Marun!"

"S-sampai ketemu besok di atap sekolah... Iya bukan?" tanyaku.

Bocah itu menyengir lebar.

"MARK LEE!!!"

Aku melepas sneakers ku, lalu melempar benda tersebut ke arahnya sekuat tenaga hingga mengenai perutnya.

"Whuo, whuo. Santai kak," ucapnya.

"GIMANA BISA SANTAI ANJING! GUE UDAH BELA-BELAIN BANGUN, MANDI, BIKIN SARAPAN, CUMA BUAT KE ATAP SEKOLAH?!" bentakku.

Bocah itu tertawa geli.

"MALAH TAWA," lanjutku.

Bocah itu belum berhenti tertawa.

Aku berdecak kesal. Lalu berbalik, berniat untuk meninggalkan atap sekolah.

"Eits, tunggu dulu," ucapnya. Entah mengapa tiba-tiba ia ada di hadapanku; menutup pintu atap sekolah, lalu menghalangi jalanku.

"Apa lagi sih?!" tanyaku dengan kesal.

"Kakak nggak mau ngobrol dulu sedikit di sini? Di sini anginnya sejuk lho," tanyanya.

"Gue mau pulang aja ah!!! Kurang kerjaan di sini!!!" jawabku dengan kesal.

Mendengar jawabanku, wajahnya langsung pundung.

Aku tidak enak lihatnya.

"Yaudah dah. Kali ini gue turutin kemauan lo," ucapku.

Dia langsung tersenyum.

"Kakak the best, deh! Hehe," ucapnya.

"Apa dah. Kayak bocah aja," balasku.

"Oh iya kak, aku boleh minta kakak janji sama aku nggak?" pintanya.

"Janji apa dulu?" tanyaku.

"Boleh nggak nih?" tanyanya.

"Tergantung janjinya apa," jawabku.

"Oke deh. Kakak janji ya jangan kabur," pintanya.

Pft, itu janji yang sangat mudah.

"Oke, kakak janji," ucapku.

Ia memasang wajah terkejutnya.

"Kenapa dah muka lo?" tanyaku.

"Nggak, kaget aja kakak manggil diri sendiri sekarang kakak. Dan sekarang kakak mulai sering manggil aku pake nama asli, hehe. Terharu," ucapnya.