"Siapa yang bengong?" tanya bocah sialan itu.



"Lah? Lo tadi bengong tau!" jawabku.



"Aku nggak bengong, kak. Aku lagi liatin cantiknya kakak yang lagi nyiapin sarapan. Cantik banget, sumpah."




























WHAT?!



MUKA BANTAL BAU BELUM MANDI BEGINI DIA BILANG CANTIK?!



Dasar gila!!!



"A-apaan sih gombalnya elah!" sewotku.



"Cie salting," ledek bocah sialan itu.



"Pantat lo tuh salting!" omelku sembari menggebuk bahu bocah sialan itu.



"Ehehehe iya ampun ibu negara," ucapnya.



"Tuh makan! Gausah gembel lagi! Nih sendoknya!" perintahku.



Bocah itu terkekeh. Ia pun menuruti perintahku.



Saat aku sedang menuangkan nasi goreng untukku, bocah itu menyuap suapan pertamanya. Tiba-tiba...



Matanya membelalak lebar. Tangannya menutup mulutnya.



"Nggak enak?" tanyaku.



Ia menggeleng.



"Bukan itu. Ini sih..." ucapnya.



Sembari ikut makan, aku menunggu kata apa yang akan ia ucapkan selanjutnya.














































"Makanan surga."



Aku tersedak.



"E-eh? Kak! M-minum dulu nih!"



Bocah sialan itu panik. Ia memberiku segelas air. Aku pun langsung meminumnya.



Setelah menghabiskan satu gelas, aku menatap bocah sialan itu dengan kesal.



"Mulut lo, kampret!!!" kesalku, sembari menggebuk bahunya lagi.



"Mulut aku kenapa emangnya?" tanyanya.



"Au ah!!! Sana lanjut makan!!!" omelku.



Seakan tahu jawabannya, bocah sialan itu tersenyum, lalu kembali ke kursi makannya.



Aku sarapan dengan kesal. Namun, agak bahagia juga sih dipuji makanannya enak. Maksudnya itu lho, mengapa harus 'makanan surga'?! Berlebihan, tau!



Aigoo, tidak ada kaca ya disini? Aku tidak bisa mengecek apakah sekarang wajahku merah atau tidak! Kalau wajahku memerah, bisa gawat nantinya!



"Kak, aku udah selesai makan. Thanks buat makanannya ya kak!" ucap bocah sialan itu. Aku membalasnya dengan deheman. Terlalu kesal untuk menanggapi mulut semanis tahinya itu.



"Gue juga udah selesai. Gue mandi dulu. Kalo lo gabut, lo bisa pake wifi disini. Passwordnya iniwifipunyataeyongyangganteng," ucapku.



"Taeyong yang ganteng? Taeyong yang cantik kali kak," ucap bocah sialan itu.



Aku menghela nafas dengan pasrah.



"Yaudah terserah. Password salah, nggak bisa make wifi," ucapku.



[END] Seniority Program • MarkYongNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ