Jakarta, 28 Juni 2018
Kamu tahu apa yang paling menyebalkan..?
Bahwa aku tidak pernah menyesal tentang bagaimana cara kita berkenalan
Pada salah satu sisi pintu di ruangan yang kita habiskan untuk menimbah ilmu
Kala hujan turun yang aku pandangai dengan teduh
Uluran tanganmu aku sambut dengan tersipu
Aah, kamu indah pada waktu itu.
Masih teringat jelas diingatanku, tawa riangmu yang tak mampu membuat mata ku berpaling
Waktu itu bahkan aku rela buta demi melihatmu begitu
Berada disekitarmu membuat degub dadaku bekerja lebih giat dari biasanya
Waktu denganmu menjadi tidak biasa
Seolah-olah kamu adalah seorang penjual dari segala jenis bahagia
Aku adalah pembeli rasa dan dengan ramah kamu menawarkan apa yang aku pinta
Ntah aku yang bodoh atau kamu yang mahir memanfaatkan masa
Aku terjebak, kamu terbahak!
Aku hilang arah, kamu memandu dengan suka
Kamu ajak aku masuk lebih jauh, Menyelami berbagai rasa yang baru bagiku
Tersesat tanpa tahu jalan pulang
Anehnya aku masih menikmati itu
Kamu tahu apa yang paling menyebalkan? Bahwa aku tidak pernah menyesal tentang bagaimana cara kita berkenalan!
Kamu tahu apa yang menyebalkan? Bahwa aku menyukai setiap sentuhan yang kamu ulurkan!
Kamu tahu apa yang menyebalkan? Bahwa aku percaya kamu adalah sumber dari segala rasa!
Dan kamu tahu apa yang yang paling menyebalkan dari semua itu? Bahwa untuk ku kamu tak pernah begitu!
Salahku menjadikanmu alasan segala suka
Aku lupa bahwa duka itu ada
Kini kamu tidak lagi mamanduku
Kamu pergi lebih dulu
Kamu katakan kamu akan menunggu disatu waktu, Janji itu yang membuatku bertahan agar tidak rapuh
Aku susuri jalanan rasa yang begitu berliku ini
Tertatih langkah demi langkah
Aku disini dan kamu ntah dimana
Dan sekali lagi, aku terjebak tanpa rasa marah
(Devi Rafianti Almis)
YOU ARE READING
Tentang Rasa
PoetryAda rasa yang menyenangkan ada yang tidak. Ada yang lucu ada yang menyebalkan.