Oke, aku tidak akan berbohong disini karena aku berbicara pada diriku sendiri.



Aku rindu bocah sialan itu.



TAPI TIDAK SE LEBAY DIA. OKE.



Ah, besok masih belum boleh ikut Seniority Program, ya? Aku lelah menunggu di atap sekolah terus walaupun atap sekolah itu sejuk. Membosankan saja rasanya.



Tahan, Lee Taeyong. Hanya dua hari. Hanya. Dua. Hari.



:)



Ah sudahlah, lelah aku memikirkannya.



"Kak Taeyong!"



Aku mendongak kaget.



Sialan! Bocah itu panjang umur juga!



"Apa lagi sih?!" tanyaku, aku memandangnya malas.



Dia, 0072, Mark Lee, bocah sialan, dengan motornya itu.



"Mau bareng nggak? Motor Mark jomblo nih. Nggak ada boncengan."



Beuh, gayanya.



"Nggak deh. Makasih," ucapku.



"Yakin? Boncengan gratis lho kak. Udah cepet, nggak bayar pula. Lumayan kan bisa awet duit sama awet waktu," balasnya.



Nah ini, nih. Tawaran ini selalu membuatku lemah. Tak bisa ku hindari bahwa aku lebih memilih gratis dan cepat daripada membayar tapi lama.



Aku berfikir sebentar.



"Yaudah deh, kalo lo maksa," ucapku.



"Aku nggak maksa lho kak. Cuma nawarin," ucapnya.



"Terserah! Mana helmnya?" tanyaku.



Bocah sialan itu tertawa. Ia pun turun dari motornya, berjalan menghampiriku, memberiku helm. Aku mengambil helm itu, lalu memakainya.



S-sial!!!



Pengaitnya susah dipasang dong tolong!!!!!!!



"Ya ampun, hahaha! Sini aku pasangin kak," ucap bocah itu. Ia menghampiriku, lalu memasangkan pengait helm yang sedang kupakai.



T-tunggu!!!



Ini terlalu dekat!!!



"M-mark, bisa agak munduran nggak?" pintaku.



"Nggak bisa kak. Kalo aku munduran, malah susah dipasang nantinya," jawabnya.



Dih? Bisa banget bocah sialan ini!



"Y-yaudah kalo nggak bisa munduran, lonya jangan banyak gerak!" protesku. Bocah sialan itu malah terkekeh.

"Apasih, kak? Justru kakak yang banyak gerak. Kakak sampe gemeteran tegang gitu, tuh," balasnya.



Aku langsung terdiam.



Bocah sialan ini benar-benar bisa membuatku diam kehabisan kata-kata, ya.



Au ah! Aku lelah berdebat dengannya!



Setelah pengaitnya terpasang, aku langsung mundur darinya. Aku bisa melihat ia tersenyum miring.



"Kakak kalo salting lucu deh," ucapnya.

"Gausah banyak gembel! Cepet nyalain motornya! Gue ada tugas nih!" perintahku.

[END] Seniority Program • MarkYongWhere stories live. Discover now