Aku pun menghampiri Kak Taeyong. Karena ia duduk sendirian dan ada kursi kosong di depannya, aku duduk di depannya. Sayangnya dia tak menyadari kehadiranku karena ia sedang memainkan handphone.























"Hai, Kak," sapaku.



Kak Taeyong mendongak kaget.



"M-mark?!"



Aku menyengir.



"Kakak mulai terbiasa manggil nama asli aku ya, aku terharu," ucapku.



Kak Taeyong langsung memasang wajah jijik.



"Oke deh. Gue manggil lo 0072 lagi," ucapnya.



Tawaku langsung pecah.



"Ya nggak gitu juga kali, Kak," ucapku.



"Lah? Daripada gue manggil nama, lonya baper?" tanya Kak Taeyong sembari memandangku heran.



"Mending akunya baper lah kak," jawabku.



Kak Taeyong memutar bola matanya.



"Oh, iya. Ini Strawberry Milk buat kakak," ucapku, sembari memberi minuman itu ke Kak Taeyong. Mata bulatnya itu langsung tertuju ke minuman kesayangannya.



Namun, sesaat kemudian... Ia terlihat kesal.



"0072," panggilnya namun dengan penuh penekanan.



"Iya kak?" sahutku.



"Lo bener-bener mau bikin gue diabetes ya?" tanyanya, matanya menatap tajam kepadaku.



"Lho? Emangnya kenapa kak? Aku manis, ya?" tanyaku.



Kak Taeyong langsung mengeplak kepalaku dengan buku yang ada di hadapannya.



"SEKALI LAGI KEGEERAN, GUE SURUH LO PUSH UP DI DEPAN KEPSEK," ancamnya.



"E-eh ampun ibu negara," ucapku.



"Bikin darah tinggi aja lo! Sono balik ke kelas!" perintah Kak Taeyong.





"Tapi kakak pilih dulu diantara dua minuman ini," pintaku. Aku menunjukkan dua minuman. Yang pertama Hazelnut Milktea, yang sebenarnya punyaku namun belum kuminum sama sekali. Dan yang kedua, minuman kesayangannya.



"Aishhhhh...!!! Strawberry Milk dah!!! Sana lo balik ke kelas!!!" perintah Kak Taeyong, ia mengambil Strawberry Milknya.



"Siap ibu negara!" ucapku. Aku membungkuk ke arahnya. Tak lupa tersenyum. Setelah itu, aku pergi dari kantin.













Kak, tunggu aku nanti saat pulang sekolah ya!







_____________________________________________________________________________

Taeyong's POV

Bel pulang telah berbunyi.



Saat ini, aku sedang menunggu bus di halte seperti biasa.



Ah, hari ini lelah sekali. Bukan lelah secara fisik. Namun lelah secara mental.



Aku rindu Seniority Program, sumpah. Aku rindu mengurusi adik-adik kelas yang wajahnya masih lugu-lugu itu.



[END] Seniority Program • MarkYongWhere stories live. Discover now