Mine

870 85 5
                                    

Chan tidak tahan
Chan akan melakukan sesuatu, membuktikan bahwa Jeong In adalah miliknya.

a/n : Sebuah cerita kecil yang  ditulis berdasarkan pengalaman, dengan improvisasi disana sini tentunya. hhe
Ini cuman buah dari pikiran ngawur seorang fujo :3

***

Sore itu seperti sore-sore biasanya, dimana arus pembeli bisa dikatakan telah surut dan pekerja kasir sepertinya berada dititik damai.

Bang Chan, atau panggil saja Chan. Pemuda yang sesiang tadi bisa dikatakan telah sangat sibuk mengurusi arus pembeli yang tak kunjung surut seperti arus padat merayap terlihat membuang nafas lega.

Akhirnya, ia bisa sedikit menengok game yang seharian hampir tidak disentuhnya.
Tehe...
Sebuah senyum terukir indah, menampakan lesung pipit dan menambah kegantengannya.

Dengan tidak bertanggung jawab pemuda itu menyerahkan tugas kasir utama kepada Jeong In, rekan kerja sekaligus.. ehm.. parternya itu tidak menolak, dengan sangat penurut pemuda manis itu kini berdiri di kasir utama, mengabaikan Chan yang entah sejak kapan telah mendudukan dirinya dengan nyaman diatas lantai tak beralas.

Jeong In melirik Chan sesaat, sebelum perhatiannya kembali teralih karena pintu toko telah dibuka, menampakan 2 sosok gadis masuk kedalam toko sambil berbincang, tidak menghiraukan sapaan dari Jeong In sama sekali.

Ya... siapapun akan mengabaikan kata sapaan yang sama dan terus berulang setiap memasuki mini market seperti ini. Setiap pegawai telah dilatih seperti itu.

Tidak memerlukan waktu lama, 2 orang gadis itu kini telah berdiri di depan meja kasir.
Dengan senyum ramah mengembang, Jeong In melayani mereka, melancarkan kalimat-kalimat pertanyaan yang telah ia hafal diluar kepala dan dijawab hanya dengan gelengan dan senyum singkat dari salah satu gadis yang ia layani, sampai akhirnya berganti dengan yang lain.

Jeong In kembali melayani gadis yang satu lagi masih dengan senyum ramah mengembang, dan dengan sabar mengulang pertanyaan demi pertanyaan khas para kasir di setiap mini market.

Mungkin Jeong In terlalu fokus dengan pekerjaannya, sampai ia tidak meyadari tatapan dari salah satu gadis-sebut saja gadis A-yang menatapnya seakan tidak berkedip.

Ayolah lihat senyuman itu, siapapun tidak akan berpaling melihat senyum manis seorang Jeong In yang lebar hingga menenggelamkan matanya, dan memperlihatkan rangkaian kawat gigi yang menghiasi deret putih giginya?

Mungkin Jeong In tidak sadar, ada tatapan lapar yang mengintainya saat ini. Tapi, sosok lain di ruang itu tentu telah sadar, alarm bahaya yang otomatis berbunyi mengalihkan konsentrasi Chan yang katanya tadi akan beristirahat sebentar sambil main game kembali dalam posisi siaga.

Pemuda itu melihat ke arah Jeong In dan gadis A secara bergantian sebelum akhirnya berdiri dan mengintrupsi kegiatan Jeong In yang masih melayani gadis B.

Tanpa banyak ba bi bu, Chan yang lebih tinggi dari Jeong In dengan sigap berdiri di samping pemuda itu. Merendahkan sedikir badannya dan mencondongkan wajahnya untuk membisikan sesuatu di telingan pemuda itu.

Sebenarnya tidak terlalu penting apa yang ia bisikan, namun sambil berbisik Chan terlihat dengan sengaja menyenggolkan bahunya dengan bahu Jeong In membuat pemuda itu tersenyum semakin lebar, sebelum kembali melapalkan beberapa kalimat terakhir sebagai tanda ia telah selesai melayani gadis B.

Chan terlihat tersenyum puas melihat 2 gadis tadi, terutama gadis A terlihat keluar dari toko tanpa kata-kata.

'Husssh.. hussssh... Jeong In milikku' ujar Chan dalam hati bangga.
Yang tanpa ia tahu sesaat setelah 2 gadis itu melangkah keluar dari toko gadis A terlihat masihlah berkedip tidak percaya.

"Astaga. Kau lihat itu tadi?! Itu terlihat seperti sebuah adegan favoritku" gadis A berkata heboh yang diamini oleh gadis B.

Kedua gadis itupun terlihat melanjutkan perjalanan mereka dibawah langit kota yang telah berubah gelap.

-Fin

Leader and MaknaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang