Koleksi Kang Zusi
PENDEKAR RIANG
Karya : Khulung
Disadur : Tjan ID
Jilid 01
KWIK TAY-LOK dan ONG TIONG
Seperti namanya, Kwik Tay-lok adalah seorang yang
berjalan lebar. Tay-lok atau jalan lebar berarti orangnya
supel, berjiwa besar, acuh tak acuh bahkan sedikit rada
tolol, apapun persoalan yang sedang dihadapi, ia tak
pernah ambil perduli.
Sebaliknya Ong Tiong (bergerak) justru seorang yang
tak suka Tiong (bergerak).
Orang yang berjiwa sosial biasanya miskin. Kwik Tay-lok orangnya miskin, kelewat miskin
sampai miskinnya luar biasa.
Sesungguhnya tak seharusnya ia begitu miskin. Sebenarnya ia boleh dibilang seorang yang
kaya raya. Seorang yang kaya raya bila tiba-tiba menjadi miskin, maka hanya ada dua alasan,
pertama karena dia bodoh, kedua karena dia malas.
Kwik Tay-lok tidak bodoh, pekerjaan yang bisa dilakukan olehnya jauh lebih banyak daripada
orang lain, lagi pula jauh lebih baik dari kebanyakan orang. Misalnya...
Menunggang kuda, ia bisa menunggang kuda yang tercepat, dapat pula menunggang kuda
yang terbinal.
Bermain pedang, dengan sebuah tusukan ia bisa menembusi baju perang dari besi yang
dikenakan seorang panglima perang, dapat pula menembusi daun liu yang sedang melambai
terhembus angin.
Bila kau sahabatnya dan kebetulan ia sedang gembira, mungkin dengan tangan telanjang ia
akan mencebur ke sungai untuk menangkap dua ekor ikan leihi, lalu dari air melompat ke udara
untuk menangkap dua ekor belibis guna membuatkan sebuah hidangan ang-sio-hi dan itik
panggang bagimu.
Bila kau mencicipi masakannya, tanggung selama hidup tak akan kau lupakan.
Kepandaiannya memasak tidak kalah dari kepandaian koki yang paling tersohor pun di ibu
kota.
Iapun bisa memetik harpa sambil membawakan lagu Tay-kang-tang-kin, diapun bisa bermain
Yang-kim sambil membawakan lagu "Ditepi Yangliu, di tengah malam yang sepi", membuat kau
beranggapan bahwa sepanjang hidupnya ia bekerja sebagai penjual suara.
Bahkan ada orang beranggapan, kecuali tak bisa melahirkan anak, pekerjaan apapun bisa ia
lakukan.
Koleksi Kang Zusi
Diapun tidak malas. Bukan saja tidak malas, bahkan setiap saat selalu berharap bisa
melakukan pekerjaan apapun, pekerjaan yang pernah dikerjakan tak sedikit jumlahnya.
Lalu, kenapa manusia semacam ini bisa miskin?
Ketika bekerja untuk pertama kalinya, ia menjadi seorang piausu.
Waktu itu dia baru terjun ke dunia persilatan, baru selesai menjalankan masa berkabung