1

104 13 2
                                    

Nam Woohyun, pria tampan (ya, harus kuakui, dia memang tampan, aku tak bisa berbohong kalau soal ini), anak dari pemilik sekolah itu perlahan menghampiriku. Aku tetap menundukkan kepalaku, dan sesekali menatapnya takut, membenarkan kacamataku berkali-kali karena gugup. Aku ingin beranjak dari kursi yang telah kududuki sejak jam setengah enam pagi yang lalu dan berlari pergi sejauh mungkin. Namun tiba-tiba saja kurasakan sekujur tubuhku melemas, pikiranku kacau, seakan seluruh sarafku hilang fungsi.

Bagiku, dia itu menakutkan, kejam, dan tukang paksa. Dia suka membullyku. Memperlakukanku sesuka hatinya. Tak perduli dengan perasaanku.

Aku meremas-remas ujung rokku saat kurasakan hawa jahatnya semakin tercium di indra penciumku. Aku tak tau apa yang akan dia lakukan padaku. Tapi yang pasti, itu sangat menyeramkan. Dan aku benar-benar tidak suka.

Ada sesuatu di bawah sana yang tak bisa kutahan, dan ingin keluar saat itu juga. Dan tak ada 3 detik, kurasakan ada yang basah di bawah sana. Ya, aku mengompol.

Sangat memalukan. Aku benci saat-saat seperti ini. Dan yang paling membuatku benci, Woohyun akan berteriak diiringi suara tawanya yang benar-benar ingin membuatku memotongnya hidup-hidup.

"Yora, ngompol !!!"

Dan jika suara Woohyun sudah mengalun, maka tawa anak seluruh kelas akan terdengar. Aku hanya bisa menangis dan berlari ke ujung sekolah, bersembunyi ke dalam toilet. Menangis sepuasnya disana hingga jam sekolah telah usai.

"Aku membencimu NAM WOOHYUN !!!"

...

The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang