JaemRen (Oneshoot)

Start from the beginning
                                        

.

"Sampai kapan kau akan terus menyakiti Renjun seperti itu?" Jaemin menoleh, mendapati Mark Lee yang kini berdiri disisinya. "Kau tidak akan bisa selamanya menyembunyikan dia dari mata dunia Jaemin, saat dia mulai mengerti kau akan menjadi orang yang paling dia benci didunia ini,"

"Tidak perlu mengurusi urusan orang lain, Mark," jawab Jaemin tak mau kalah, "Aku tidak pernah menyakitinya dan dia tidak akan membenciku, dia pasti mengerti maksudku."

"Meyakinkan dirimu sendiri untuk menekan ketakutanmu hm," Mark mendekatkan wajahnya pada Jaemin, "Kau adalah orang yang pernah memiliki hatiku Jaemin walaupun kau hannya memanfaatkanku, bagaimanapun aku masih memiliki rasa kasihan padamu." Mark mengusap pipi Jaemin pelan, "Kau adalah sempurna dihadapan orang lain, tapi sebenarnya kau hanya seorang namja penakut yang tidak pernah merasa aman."

"Jangan pernah bicara seperti kau mengenal diriku," Jaemin mendesis dan menepis tangan Mark.

"Aku mengenalmu. Sangat mengenalmu karena itu aku kasihan padamu." Balas Mark, "Cintai Renjun dengan cara yang benar, jangan terlalu egois dengan cintamu, atau kau akan tersakiti."

"Jangan bicara seolah-olah kau tahu segalanya." Jaemin bicara dan meninggalkan Mark, tidak ingin lagi mendengar apapun dari mantan kekasihnya itu.
.
.
.


~JaemRen~


.

.
.
"Kau itu indah, sangat indah. Kau hanya perlu sedikit merubah dirimu. Kau itu seindah Jaemin ..." Kata-kata Jeno terus terngiang dipikiran Renjun.

Saat ini Renjun sedang berdiri memandang dirinya didepan cermin kamarnya, dia memandang lekat-lekat wajahnya, membelai setiap lekuk pahatan tuhan yang diberikan padanya.

"Kau tidak cacat dan kau bukan moster, wajahmu normal.....,"
Benar Renjun tidak punya cacat apapun, semua yang dia miliki normal. Tidak ada yang salah dengannya. Lalu kenapa? Kenapa dia merasa buruk untuk dirinya?

"Aku tak mau main denganmu, kau bodoh menakutkan..."

"Jangan menatapku lagi. Kau jelek....,"

"Mata monster.. mata monster..."

Renjun menutup telinganya dengan kedua tangannya dan menggelang keras, saat kata-kata itu kembali terngiang dalam telinganya. Yah, itulah semua alasannya dan itulah kebenarannya, Renjun menakutkan. Jeno hanya berbohong padanya, tidak mungkin dia akan bisa menyamai Jaemin. Sampai kapanpun dia tidak akan bisa menjadi orang yang bisa bersanding dengan Jaemin. Tidak akan pernah bisa.
.
.

.

"Kalian jangan mengganggunya!" Seorang anak kecil bertubuh hampir sama seperti Renjun kini berdiri membelakanginya.

"Jaemin jangan membelanya, dia anak buruk." Salah satu anak mejawab kembali.

"Kalian yang buruk, kalian mengatainya. Ibu guru bilang itu tidak baik." Jaemin menjawab kembali sambil menyilangkan tangan dan membusungkan dadanya, menantang.

"Kami tidak buruk. Dia anak aneh Jaemin, wajahnya jelek, sifatnya buruk."

"Tidak buruk, kalian yang buruk. Pergi sana, atau akan kupanggil Ibu guru!" Mendengar kata guru mereka disebut, akhirnya sekelompok anak itu meninggalkan Jaemin dan Renjun sendirian, walau ada beberapa yang melemparkan tatapan mengancam pada Renjun sebelum pergi.

Uke Vs Uke? I Don't Think So//JAEMREN Ver//Where stories live. Discover now