"Apakah kau pernah melihat dirimu didepan cermin? Lihatlah sendiri wajahmu!" ucap Jeno, dia meremas kedua bahu Renjun, agar siempunya mau mendongak, tapi Renjun malah menutup erat matanya.
"Renjun, coba lihat dirimu sendiri, kau tidak seburuk itu!" Jeno mengangkat paksa dagu Renjun, "Kau tidak cacat dan kau bukan moster, wajahmu normal. Tidak ada yang salah!"
Renjun perlahan membuka matanya, melihat pantulan dirinya sendiri dicermin. Dia sering melihat pantulan dirinya, dan dia selalu merasa buruk tentang itu. Tapi kali ini Renjun merasa berbeda, dengan perkataan Jeno dia bisa memandang dirinya sendiri dengan cara berbeda.
"Kau itu indah, sangat indah. Kau hanya perlu sedikit merubah dirimu. Kau itu seindah Jaemin, apakah kau tidak pernah tahu itu?" Jeno bertanya padanya, "kau tahu seandainya aku tidak menyukai Jaemin terlebih dahulu, aku pasti akan menyukaimu." Jeno menambahkan lembut.
Pipi Renjun bersemu merah. Tidak ada yang pernah mengatakan bahwa dia indah sebelumnya, semua orang selalu menatapnya dan mengatakan bahwa dia aneh.
"Kau tidak perlu berlebihan," Renjun menjawab, tidak ingin terlalu terbang tinggi dengan kata-kata Jeno.
Renjun tahu dia bukanlah cinderella yang tiba-tiba bisa berubah jadi cantik hanya dalam sekejap mata.
"Sekalipun kau mengatakan aku indah, aku tidak benar-benar bisa membantumu untuk dekat dengan
Jaemin. Semua itu pilihan Jaemin sendiri untuk suka atau tidak."
"Ini bukan tentang membujukmu untuk membantuku," jawab Jeno, "Aku mengatakan yang sebenarnya. Kau indah, dan kau hanya harus percaya diri-,"
"HENTIKAN ITU!" Jaemin berteriak dari belakang mereka, menarik Renjun dari cengkraman Jeno, dan membawanya kesisinya, "Jangan menyakitinya!" Jaemin mendesis marah.
"Jaemin!" Jeno kaget mendapati Jaemin yang kini berdiri dihadapannya dalam keadaan marah, "Aku
tidak bermaksud-"
"Jika kau benar menyukaiku, jangan pernah dekati Renjun ataupun diriku!" Jaemin tidak membiarkan
Jeno menyelesaikan kalimatnya dan merebut kacamata Renjun dari tangan Jeno.
"Aku tidak bermaksud menyakitinya, aku hanya ingin membantunya." Jeno membela diri.
"APAPUN ITU, KUBILANG JANGAN PERNAH MENDEKATIKU ATAUPUN RENJUN!" Jaemin mengulainya dengan berteriak keras. Dia mencengkram tangan Renjun, membawanya secara paksa pergi dari hadapan Jeno. Sedangkan Jeno sendiri, dia hanya berdiri terdiam disana. Dia masih bingung, dengan apa yang sebenarnya terjadi.
.
.
.
.
.
"Jeno tidak bersalah, dia hanya mencoba menyemangatiku Nana." Renjun mencoba menjelaskan dan meredakan amarah Jaemin terhadap Jeno. Renjun merasa Jeno adalah orang yang baik, dan
Jaemin tidak layak untuk membencinya hanya karena sebuah kesalahpahaman.
"Dia ingin menyakitimu!" putus Jaemin, terus menyeret Renjun, tidak memelankan langkahnya,
"Bukankah aku sudah bilang padamu untuk tidak mendekatinya lagi."
"Aku tidak sengaja bertemu, dan dia ingin bicara padaku." Renjun membela, "Jeno hanya ingin
membantuku, dia mengatakan hal postif padaku."
Jaemin menghentikan langkahnya, "Dengar Injunie, apapun yang dikatakan Jeno semua itu hanya untuk membuatmu lebih sakit nantinya. Percaya padaku." Jaemin menatap Renjun dengan intens, "Kau tidak perlu berubah atau apapun, yang kau perlukan hanya disisiku dan aku akan melindungimu. Hanya itu,
kau mengerti?"
Terjadi keheningan beberapa saat sebelum Renjun mengangguk kecil, "Aku mengerti. Aku percaya padamu."
Jaemin tersenyum, "Gomawo, Injunie."
"Aku yang harusnya berterimakasih, karena kaulah satu-satunya teman terbaikku." Renjun membalas.
"Selalu." Jaemin mengacak rambut Renjun sayang, "Pergilah kekelasmu, sebentar lagi bel berbunyi." Renjun mengangguk kecil dan tersenyum sebelum pergi meninggalkan Jaemin.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Uke Vs Uke? I Don't Think So//JAEMREN Ver//
Hayran KurguRenjun dan Jaemin adalah dua orang sahabat dengan penampilan yang begitu kontras. Tapi apakah yang terlihat adalah hal yang sebenarnya? Pairing : JaemRen NoRen Markmin
JaemRen (Oneshoot)
En başından başla
