JaemRen (Oneshoot)

Start from the beginning
                                        

"Apapun yang terjadi jangan pernah pergi dariku Renjun. " bisik Jaemin dan membalas pelukan Renjun.
,
,
,
.

.

.

"Huang Renjun!" Jeno berteriak mempercepat langkahnya, saat Renjun tidak mau menoleh padanya malah berjalan cepat. "Renjun tunggu!" ucap Jeno sekali lagi, sedikit berlari dia akhirnya dapat mencengkram bahu Renjun.

"Tunggu Renjun, aku ingin bicara padamu!" ucapnya menghentikan langkah Renjun.

"Aku sangat sibuk, aku harus pergi." Renjun bergerak gelisah, ingin secepatnya pergi dari pandangan Jeno.

"Kau terlihat takut melihatku." Jeno mengerutkan keningnya bingung, " Apa aku telah berbuat salah  padamu?"

"Kau tidak berbuat salah, aku hanya harus segera pergi!" jawab Renjun ingin melangkah pergi tapi Jeno tetap mencengkram pergelangan tangannya.

"Tidak. Aku tahu kau menghindariku, wae? Apakah Jaemin yang menyuruhmu?"

"Tidak... tidak seperti itu," Renjun segera menjawab.

"Kalau begitu ikut aku sebentar." Jeno menyeretnya menuju tempat yang dia pikir sepi, dan akhirnya toiletlah yang menjadi tujuannya.

"Apa yang kau inginkan?" Renjun bertanya sambil terus menunduk, membuat perasaan Jeno makin aneh.

"Kenapa kau seperti takut melihat wajahku?" Jeno bertanya balik, "Apakah Jaemin yang menyuruhmu untuk menjauhiku?"

"Sudah kubilang tidak." Jawab Renjun

"Terakhir kita bertemu kau tidak seperti ini Renjun. Kau takut padaku?" Jelas Jeno.

"Bukan aku yang takut padamu, tapi kau yang takut padaku. Lebih baik kau jangan mendekatiku lagi."

"Kenapa aku harus takut padamu, kau bukan monster atau sesuatu. Lagipula kau juga tidak melakukan apapun yang menakutkanku." Jeno menolak pernyataan Renjun, "Bilang saja kalau sebenarnya Jaemin benar-benar membenciku dan tidak ingin ada urusannya denganku."

"Jaemin tidak membencimu, dia bukan orang seperti itu," Renjun menggeleng keras, "Kau sudah melihat wajahku, kau takut padaku bukan? Karena itu aku tidak ingin melihatmu,"

"Melihat wajah-," Jeno tak menyelesaikan perkataannya. Dia mengingat kembali kejadian terakhir kali mereka bertemu. Jeno mengernyit bingung, kenapa dia harus takut dengan wajah Renjun. Tidak ada yang salah disana, Renjun tidak punya cacat atau apapun yang membuat wajahnya buruk. Bahkan mereka terlihat indah, matanya yang tajam, bibir, garis wajah, apa yang salah dengan semua itu.

Jeno tak habis pikir kenapa Renjun berpikir seperti itu. Bukankah Renjun tahu bahwa wajahnya sangat indah, Renjun sendiri yang malah menutupi semua itu dengan sikap dan gayanya. Jeno yakin jika Renjun mau merubah dirinya, pasti dia akan jadi idola sekolah, setara dengan Jaemin.

Kalau harus memilih mana yang lebih indah antara Renjun dan Jaemin, Jeno yakin tidak akan bisa menjawab pertanyaan itu.

"Renjun kau salah paham, apakah reaksiku aneh waktu itu? tapi tidak ada yang salah dengan wajahmu, kau sangat indah." Jeno menjelaskan, mengira  Renjun berpikir bahwa Jeno saat itu membuat ekspresi jijik padanya. Walau Jeno tidak benar-benar yakin, mungkinkah dia bereksprsi jijik waktu itu.

"Jangan membohongiku, tidak apa jika kau berkata jujur itu lebih baik untukku," Renjun menjawab.

Jeno semakin frustasi dengan sikap Renjun,  dia bingung dengan jalan pikiran namja didepannya tersebut. "Kesini!" Menarik tangan Renjun, dia menempatkan Renjun tepat didepan kaca lalu menarik kacamata yang selalu bertengger diwajahnya tersebut.

Uke Vs Uke? I Don't Think So//JAEMREN Ver//Where stories live. Discover now