"Kau takut melihatnya juga kan Nana." Renjun berbicara lirih, telapak tangan Jaemin menjadi basah saat perlahan air mata meleleh dari matanya.
"Tunggulah disini! Aku akan segera kembali dan membawakan kacamata baru untukmu." Jaemin melepas tangannya dan berdiri tak memandang Renjun sekalipun, "Satu hal lagi, jangan pernah kau temui lagi orang yang bernama Lee Jeno itu."
Tidak ada jawaban karena Renjun hanya tertunduk ditempatnya, sedangkan Jaemin, dia bergegas meninggalkan Renjun.
.
.
.
.
Jaemin POV
"Gomawo," Aku mengambil bingkisan berisi kacamata dan membungkuk berterimakasih pada pramuniaga didepanku sebelum berlalu pergi. Aku bisa mendengar sekelebat, dia memekik gembira dibelakang tapi aku tidak terlalu memperdulikannya.
Kupandangi benda yang baru saja kubeli. Sedikit geli saat melihat reaksi para pegawai ditoko tadi, mereka memandang aneh padaku karena aku membeli benda ini. Yah aku tahu, mereka pasti merasa aneh dijaman sekarang ini masih ada yang membeli kacamata seaneh ini.
Kuhembuskan nafas kuat-kuat untuk meringankan sakit yang melilit hatiku. Jika mengingat semuanya, mengingat apa yang kulakukan pada Renjun, aku benar-benar merasa bersalah padanya. Akulah yang telah mengatur hidupnya, membuatnya kesepian tanpa orang lain selain diriku. Akulah yang telah membuatnya merasa bahwa dia hal terburuk didunia.
Tapi ini semua demi Renjun, agar tidak ada orang lain yang bisa menyakitinya, agar dia tidak perlu melihat keburukan dari kehidupan sebenarnya. Atau itu hanya demi diriku sendiri. Agar aku bisa tetap menahannya disisiku, agar dia hanya bisa memandangku, agar dia hanya menjadi milikku.
Aku tidak ingin menjadi peran antagonis dalam hidupnya, aku hanya ingin dia memandangku sebagai pelindung. Karena itu, aku selalu meyakinkan diriku bahwa ini adalah untuknya. Dari awal aku hanya ingin yang terbaik untuknya, dan yang terbaik itu hanya berada disisiku bukan orang lain.
Aku tidak tahu sejak kapan ini dimulai, tapi aku tidak ingin orang lain melihat seberapa istimewa dan indah Renjun. Hanya akulah yang boleh memiliki dan melihat itu.
Jaemin POV End
.
.
.
.
.
"Berusahalah untuk menjaganya agar tidak rusak!" Jaemin memberikan kacamata yang baru dia beli pada Renjun.
"Gomawo," Renjun berbisik lirih menerimanya tidak berani memandang Jaemin.
"Injunie! Mianhae, aku tidak bermaksud berkata seperti itu padamu," Jaemin mendudukkan dirinya disebelah Renjun, "Aku hanya khawatir jika orang berbicara hal yang buruk padamu, aku tidak ingin kau sedih."
"Aku tahu," jawab Renjun.
"Lalu, jangan terihat sedih." Jaemin merangkul pundak Renjun, "Apapun yang terjadi aku akan selalu ada disini untukmu, jangan pernah pikirkan tentang orang lain,"
Renjun bergeser untuk memandang Jaemin, "Benarkah?"
"Apakah aku pernah meninggalkanmu?" Jaemin bertanya balik.
"Tapi kau benci melihatku," jawab Renjun.
"Siapa yang mengatakan itu?"
"Kau tidak suka melihat wajahku."
"Kau bodoh!" Jaemin mengacak rambut Renjun, "Aku bukan tidak suka melihat wajahmu tapi aku tidak suka melihat kesedihanmu."
"Benarkah?"
"Selama kau tidak meninggalkan sisiku, aku tidak akan pernah meninggalkanmu Huang Renjun, Aku berjanji." Jaemin tersenyum lembut padanya.
"Aku janji tidak akan pernah meninggalkanmu Nana, jangan pergi dariku." Renjun memeluk Jaemin sangat erat.
YOU ARE READING
Uke Vs Uke? I Don't Think So//JAEMREN Ver//
FanfictionRenjun dan Jaemin adalah dua orang sahabat dengan penampilan yang begitu kontras. Tapi apakah yang terlihat adalah hal yang sebenarnya? Pairing : JaemRen NoRen Markmin
JaemRen (Oneshoot)
Start from the beginning
