JaemRen (Oneshoot)

Start from the beginning
                                        

"Benar, mereka tidak cocok bila dijadikan sepasang kekasih. Yang satu namja aneh sedangkan satunya lagi seorang idola sekolah. Mana mungkin Jaemin mau menjadi kekasihnya." Timpal teman yang satunya lagi.

"Tapi kemungkinan itu besar. Kau bilang mereka selalu bersama dari dulu. Perasaan cinta bisa tumbuh karena selalu bersama," Yeoja  pertama mencoba menguatkan pendapatnya.

"Kalau mereka memang benar sepasang kekasih kau pikir mereka cocok. Siapa yang akan jadi pemain dominan dalam hubungan mereka?"

"Dominan?"

"Hubungan pria dan wanita!" Yeoja itu menepuk kepala temannya agak keras, "Pasti ada salah satu dari
mereka yang jadi bagian pria. Kau pikir Jaemin yang terlihat indah bisa memainkan peran seperti itu, atau
Renjun , namja lemah dan aneh itu?"

Ketiganya terlihat berpikir, "Kalaupun mereka menjadi kekasih, itu tak akan berhasil." Simpul mereka dan mengangguk bersamaan.

Tanpa mereka sadari  Jaemin duduk dibelakang pohon tidak jauh dari tempat mereka mengobrol,  mendengar semua pembicaraan ketiga yeoja tersebut.

Kaleng soda dalam pegangan Jaemin sudah tidak terbentuk lagi, akibat kemarahannya saat mendengar pembicaraan tentang dirinya dan Renjun.
.
.
.
.

.

"Renjun, kenapa kau diam saja?" Jaemin bertanya menggoyangkan tangan kecil Renjun yang berada dalam genggamannya.

"Aniyo." Renjun menggeleng lemah dan kembali tertunduk tidak berani melihat Jaemin. Melihat itu Jaemin kembali gelisah karena Renjun tak menunjukkan reaksi sejak Jaemin menjemput Renjun dirumahnya tadi.

"Tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?" Jaemin kembali bertanya dan Renjun menggeleng.

"Kau tidak suka dengan semua ini." Jaemin berkata lemah menarik kesimpulan.

"Tidak Nana.. tidak.." Renjun langsung menggeleng kuat-kuat.

"Pandang aku." Jaemin menghentikan langkahnya, menarik Renjun untuk mendekatkan wajah mereka berdua. "Kau suka atau tidak?"
Warna merah mulai menjalar diwajah Renjun saat melihat Jaemin mendekatkan wajahnya sedekat itu.

"Injunie?" Jaemin bertanya kembali saat dilihatnya Renjun tak menjawab, sementara siswa-siswa lain dilorong mulai berbisik-bisik disekitar mereka, yang tentu saja Jaemin tidak mempedulikannya.

"Aku suka." Jawab Renjun dengan malu-malu, membuat  Jaemin tersenyum puas dan sedikit menyeringai.

"Apakah aku tampan?" Tanya Jaemin sekali lagi dan Renjun hanya bisa mengangguk.

Jaemin hanya memotong rambutnya sedikit lebih pendek dan melepas anting-anting yang dulu setia ditelinganya. Tapi menurut Renjun itu seperti perubahan besar, entahlah Jaemin terlihat lebih manly dengan penampilannya saat ini. Atau, itu hanya perasaan Renjun bahwa Jaemin berubah.
Hanya akhir pekan ini saja, Renjun tidak bertemu Jaemin. Biasanya Jaemin akan mengajak Renjun  bermain saat mereka libur, tapi kemarin Jaemin malah bilang dia sibuk, apakah karena ini?

Perut Renjun tiba-tiba melilit memikirkannya. Jaemin berubah, dia berubah karena seseorang bukan? Karena Jaemin ingin mengesankan seseorang.

Jaemin tidak pernah seperti ini sebelumnya, sekalipun itu dengan Mark. Apakah kali ini Jaemin benar-benar serius menyukai seseorang sampai dia berubah seperti ini? Apakah ini saatnya, saat Jaemin akan meninggalakannya dan lebih memilih banyak waktu dengan orang yang disukainya?

Renjun menggeleng keras dalam pikirannya. Itu tidak mungkin. Renjun pasti akan tahu siapa saja orang yang dekat dengan Jaemin. Jaemin selalu bercerita apapun tentang dirinya. Jaemin tak mungkin menyembunyikan sesuatu dari Renjun.

Uke Vs Uke? I Don't Think So//JAEMREN Ver//Where stories live. Discover now