Eat my BRAIN!

176 6 3
                                    

  GRRRRRR.....

  Suara apa itu? seperti suara geraman

  GRRRRRRRRRRRRR.....

  Suara itu mulai terdengar lagi

  GRAAAAAAAAAAWWWWWWW...

  Seorang zombie dengan pakaian seragam tentara nya berhasil mencakar sebagian wajahku. Aku meringis, menahan perih yang tak terkira. Namun, tubuhku tak dapat digerakkan. Zombie itu masih berada di hadapanku, membuka mulutnya lebar lebar dan memperlihatkan gigi giginya yang siap menggigit tubuhku. Memberikan racun berbahaya yang dapat mengubah diriku menjadi zombie.

  Tapi, sebelum semua itu terjadi. Manusia berjubah putih datang dan menancapkan sebuah pedang tepat di kepala zombie dan membelahnya menjadi dua. Sebuah otak yang berwarna hitam legam terlihat dari belahan kepalanya. Membuatku bergidik ngeri dan menatap manusia berjubah putih itu. 

  Manusia berjubah putih itu masih berdiri membelakangiku. Ia tampak memasukkan kembali pedangnya dan menoleh menatapku yang masih terbaring lemah. Ia kemudian membalikkan tubuhnya menghadapku. Lalu merogoh sebuah pil berwarna kuning kebiru-biruan dan memasukkannya ke dalam mulutku. Pil itu, tentu saja sebuah pil mahal yang dapat menjaga kekebalan tubuhku dari virus zombie.

  " Terimakasih." Ucapku setelah menelan pil.

  Ia kemudian mengangkat tubuhku, dan menuntunku berjalan. Rasanya, kaki ku telah remuk akibat benturan yang aku sendiri juga tidak tahu terbentur oleh apa. Aku tidak ingat apa yang sebelumnya terjadi. Yang aku ingat adalah tentara zombie itu dan manusia berjubah putih.

___________________________________________

  Manusia berjubah putih itu membaringkan tubuhku di sebuah ranjang yang tak bisa dibilang empuk. Aku meringis, menahan rasa perih yang menjalar dari kedua kakiku. Manusia itu sepertinya mengerti apa yang harus ia lakukan. Ia kemudian mengambil P3K dan mengolesi cairan cokelat ke bagian tubuhku yang terluka, termasuk cakaran zombie yang membekas di sebagian wajahku. 

  " Siapa kau ?" tanyaku kemudian

  Ia lalu terdiam sesaat, menundukkan kepalanya dalam dalam hingga seluruh wajahnya tertutupi oleh tudung jubahnya. Aku bahkan belum sempat melihat wajahnya. Ia sepertinya tidak ingin ada seorangpun yang melihat wajahnya. 

  " Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" Tanyaku lagi

  Ia hanya menundukkan kepalanya dalam diam, sambil kedua tangannya membersihkan luka luka ku. Hening. Manusia berjubah  itu tidak juga menjawab pertanyaanku. Ia kemudian membereskan peralatan obat obatnya dan menggangukkan kepalanya. 

  " Tunggu, kau tidak boleh per~" Belum selesai aku berkata, manusia berjubah putih itu telah pergi dan menghilang dari pandanganku. 

  Namun, ketika kepalaku hendak menatap kakiku yang telah dibalut, sudut mataku menangkap sebuah kartu nama yang terletak di lantai. Tangan kananku mencoba meraihnya, lalu membaca kartu nama itu dalam hati. 

  Name: Winter ocean

  Job: Zombie hunter

  Level: 3-A

_____________________________________________

2 tahun kemudian

 Grrr....

  Suara geraman itu lagi, sebelah tanganku meraih ganggang pedang yang tergantung di balik punggungku.

  GRRRR...

  Suara geraman itu semakin keras. Sepasang mataku terus mengawasi ruangan yang terlihat berantakan itu. Beberapa tumpuk kertas, mainan, dan barang barang tak berguna lainnya tersebar hampir di setiap sudut ruangan. 

  GRRAAAAAAWWWWW...RRRR

  Zombie itu telah muncul, menyadari kehadiranku. Segera saja kutancapkan pedang itu pada wajahnya. Membuat zombie itu menggeram dengan keras dan berusaha untuk melepaskan tancapan pedang itu pada wajahnya yang acak acakan.

  " Lestan.." Seseorang memanggilku dari luar ruangan.

  Kudorong pedangku dengan sekuat tenaga, membuat tancapan pedang pada wajahnya itu semakin menancap ke dalam dan menembus ke balik kepalanya. Cairan hitam keluar dari kepalanya, membuatku semakin yakin bahwa tancapan pedangku tepat mengenai sasaran. 

   " Lestan, apa kau disana?" Tanya seseorang itu lagi, membuatku mau tidak mau segera ke luar dari ruangan itu dan menemuinya

  " Lestan, ini sudah jam enam sore. Kita harus keluar dari kota ini sebelum zombie zombie diatas tingkat kita bermunculan" Ucap Night, sambil membersihkan tubuhnya dari cairan hitam yang menjijikkan.

  Aku hanya mengganguk, membersihkan pedangku yang telah dilumuri oleh cairan hitam. Lalu menatap Night yang kini telah bersih dari cairan menjijikan itu.

  GRRRR...

  Suara geraman itu kembali terdengar. Namun, kali ini terdengar lebih berat dan besar. 

  GRRRRRRRRRRRRRRRR.......

  Suara geraman itu semakin lama semakin panjang dan keras. Membuat kami berdua saling berpandangan. Sebuah pedang telah kami siapkan masing masing, tinggal menunggu zombie itu keluar dari persembunyiannya.

  GRRRRRARAAAAAAAAAAAWAWWWW......

  Seorang zombie bertubuh besar melompat dari tempat persembunyiannya. Zombie yang kali ini kita temui adalah seorang zombie yang berjenis Bloater. Tentu saja jenis ini termasuk zombie tingkat tinggi. Ia juga dapat menyemburkan cairan berbahaya ke arah kita. Tapi, aku tidak begitu paham apa cairan itu sebenarnya. Karena aku masih menduduki tingkat awal.

  " Night, sepertinya kita harus melarikan diri. Tingkat kita belum cukup kuat untuk membunuh zombie itu." Ucapku kepada Night yang kali ini malah memasang gerakan siap bertarung.  

  " Kalau kita melarikan diri, zombie itu akan terus mengikuti kita sampai ke pemukiman, bodoh!" Jawabnya, lalu berlari menuju Bloater sambil melayangkan pedangnya di udara. 

 " Night, Jangaaaaaan!!!!" Teriakku, ketika baru kusadari bahwa Bloater zombie itu menggembungkan kedua pipinya, bersiap untuk memuntahkan cairan berbahaya itu.

  BYUUURRRR...!!!!

  Terlambat.

  Night telah terkena cairan berbahaya itu.

  Bloater itu menghampiri Night yang telah terkapar tak berdaya. Zombie itu kemudian mengangkat tubuh Night dan membuka mulut Night dengan kedua tangannya yang besar. 

  KRAAAAAKK....

  Dan satu detik kemudian, kepala Night telah terbelah menjadi dua. Aku hanya terdiam membeku, menatap sahabatku yang kini telah kehilangan nyawanya.

Bersambung ----

A/N : Maaf kalo cerita ini amburadul, ga jelas, atau sebagainya. Ini cerita pertama saya. Mohon dimaklumi, dan liat di Mulmed ya kalo mau tau Bloater itu kayak gimane.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eat my BRAIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang