Awal Mula

802 40 2
                                    

"Dirga kemaren maaf mas Ndak bantu ngusir si ratu, kemaren Ndak terjadi apa apa kan?Hehehe, mas Ndak tau soalnya di telfon laoshi Di suruh cepat ngabarin pak zam" Tanya Bejo pada Dirga yang baru selesai menggosok giginya dengan double sikat. Wajah Dirga bergidik ngeri, tangannya mengusap usap bibirnya.

"Jangan ingatkan aku kejadian kemaren argh...."

Dirga ngacir ke kamar mandi lagi, entah berapa kali terdengar suara sikat beradu di dalam sana.

"Ngapa tu anak Jo?" Celetuk Juna yang baru selesai mandi.

"Itu lho mas Jun, Bejo cuma nanya kejadian kemaren.." ujar Bejo meringis sambil memakai baju dan bersiap untuk sarapan

"Elu Jo, udah ketularan desyca aja gak pekanya" ujar Juna datar sambil berpakaian,

"Hehehe,..."
Bejo hanya meringis tersenyum, sambil memegang tengkuknya.

"Dirga saya sama mas Juna mau turun duluan. Kamu gak papa di dalam?" Teriak bejo agak khawatir, karena Dirga tak bersuara.

"Ya...huwuan aha, !" Dirga berteriak dengan mulut penuh busa yang artinya 'ya duluan aja' hehehe.

"Ilangin tuh bisanya si uler" teriak Juna datar sambil beringsut pergi.

"Iiiih, hasar as hun hihalan.." Dirga ngomel ngomel gak jelas. Bejo terkikik.
Kemudian Juna dan Bejo melenggang ke tempat sarapan.

Di resto tempat karantina osn.

"Mas Bejo, mas Juna!" Teriak desyca dari salah satu meja resto sambil melambaikan tangan.
Bejo melambai juga sambil menuju meja desyca. Di tangannya membawa piring makan dan air mineral.
Juna mengikuti Bejo dibelakangnya, datar tanpa ekspresi.

"Lho Dirga sama Reihan mana?"
Bejo duduk di depan desyca, sedang Juna disebelah desyca.

"Dirga masih mandi dek, reihannya tadi pagi sudah Ndak ada di kamar" Bejo menjelaskan,
Juna fokus dengan makanannya.
Desyca nampak kaget dan agak khawatir. Juna melirik desyca paham.

"Reihan gak kabur, subuh tadi ada telfon. Katanya Tante cafe yang kemaren masuk rumah sakit, jadi Reihan jenguk" jelas Juna datar, perhatiannya masih pada makannya.
Sekarang nampak Bejo yang kaget.

"Apa? Kenapa mas Jun? Kecelakaan atau sakit?" Tanya Bejo memburu.

" Sakit. Kanker rahim" ujar Juna singkat. Masih datar.
Bejo kaget dan tambah khawatir.
Juna menangkap ada yang aneh pada Bejo, namun Juna sok cuek.

"Segitu sukanya lu Jo sama Tante cafe?" Juna mengeluarkan PSP nya dan mulai bermain.

"Bu bukan mas, hanya saja..." Kata kata Bejo terhenti. Ia memegang kepalanya sambil menunduk. Juna menaikkan satu alisnya.

"Woy...."
Dirga menepuk pundak Bejo yang tertunduk. Ia kemudian Duduk di sebelah Bejo. Dirga Melirik desyca dan Juna.

"Des, rambut lu masih berantakan gitu?"

"Iya nih hehehe, nanti ceritanya mau potong. Tapi gak tau tukang potong Deket sini dimana.." keluh desyca manja.

"Gue anterin entar"
Juna dan Dirga berujar bersamaan. Kemudian mereka saling terkejut dan saling bertatap. Juna langsung kembali fokus pada PSP nya.

"Eh..." Desyca pasang wajah polos. Bejo yang tadi mununduk ikut kaget juga kemudian menatap Dirga dan Juna bergantian. Tak lama Bejo paham situasi ketercanggungan ini.
Dirga nampak melaha makanannya santai, seolah tak terjadi apa apa.
Juna masih fokus pada PSP nya.

"Mas Bejo aja yang anterin dek desyca Giman?" Ujar Bejo menawarkan.

"Eh, boleh boleh mas Bejo." Ujar desyca senang.

kemelut osn 304th SRWhere stories live. Discover now