"Kamu beneran ndhak apa-apa?" tanya Dierja.

"Maaf, aku cuma sedikit pusing." jawab Kenar seadanya.

"Ya sudah, sebelum kembali kita minum es kelapa muda dulu bagaimana? Aku punya langganan di sini, esnya enak lo." ucap Dierja.

"Apa Ayu sama Satta gak nunggu lama?" tanya Kenar.

"Ndhak apa-apa. Tadi katanya, Ayu masih nemenin Satta mencari sesuatu untuk sepedanya, Ayu lupa namanya. Ayo, kita minum dulu." ajak Dierja.

Kenar mengikuti langkah Dierja, mereka mendekati sebuah kedai minuman, meski terlihat tenang nyatanya Kenar tetap melirik ke segala arah begitu ia merasa Dierja tidak memperhatikannya.

Kenar masih mencari sosok nenek Rahmi. Meski hanya sekilas, Kenar sangat yakin orang yang menariknya menjauh dari cermin itu adalah nenek Rahmi. Tapi, kemana dia? Dan...apa yang dilakukannya di toko kecil itu?

Apakah kehadirannya semata-mata hanya untuk menariknya agar tidak masuk ke dalam cermin. Cermin itu tidak mungkin cermin ajaib seperti di film-film. Kenar sempat meraba dan memeriksa kondisi cermin itu, tidak ada yang aneh.

Lalu bagaimana ia bisa melihat seseorang menari di dalamnya, persis seperti di aula waktu itu. Mendadak ia seperti berada di ruang yang berbeda?

Siapa perempuan itu?

Siapa sosok gelap itu?

Siapa nenek Rahmi?

Aaahh kepala Kenar semakin berdenyut, belum lagi kondisi pasar yang ramai dan matahari yang sudah mulai meninggi.

"Nak Dierja, wis suwe ora mampir kene." tanya Tono, pemilik kedai es.

(Nak Dierja, sudah lama tidak mampir kemari)

"Inggih Pak Lek, nembe sibuk ten sawah kalih nglatih lare-lare ten Aula. " ucap Dierja.

(Iya Pak lek, sedang sibuk di sawah dan melatih anak-anak di aula.)

"Warga desa wis ora sabar nunggu acara desa mengko, akeh dolanan lan panganan murah." ucap Tono semangat.

(Warga desa sudah tidak sabar menunggu acara desa nanti, banyak permainan dan juga makanan murah)

"Pangestunipun mugi acaranipun lancar." ucap Dierja dengan senyum di wajahnya.

(Doakan semoga acaranya nanti lancar.)

"Pasti. Aduh dadi lali, arep pesen esnya pinten." ucap Tono malu sembari melirik ke arah Kenar.

(Pasti. Aduh jadi lupa, mau pesan esnya berapa?)

"Es degan ne kalih Pak lik, kangge rencang kulo setunggal." ucap Dierja.

(Es kelapa mudanya dua Pak lek, buat temanku satu.)

"Konco opo konco? Ayu ngono." goda Tono.

(Teman apa teman? Cantik begini.)

Dierja kembali tersenyum, Dierja kemudian mengajam Kenar untuk duduk di kursi panjang yang ada di sana. Dierja nampak melemparkan senyum pada beberapa orang yang terlihat sedang menikmati es kelapa muda.

Kalau saja Kenar belum mengalami kejadian aneh tadi, ia pasti bisa merasakan kehangatan percakapan yang di lakukan Dierja, tapi kali ini ia tidak bisa. Pikirannya sedang kusut seperti benang, dan satu hal yang ingin dilakukannya saat ini, berbaring di tempat tidur.

***

Setibanya di rumah Kenar langsung menuju ke kamar, ia merebahkan dirinya di atas kasur. Kenar berusaha memejamkan mata, berharap ia akan terlelap barang sejenak supaya kepalanya berhenti berdenyut.

"Kenar mana?" tanya Seruni pada Ayu. Ayu tengah mengeluarkan satu persatu barang belanjaannya.

"Kepalanya agak pusing, katanya dia mau tidur sebentar bu." jawab Ayu.

"Oh, mungkin dia ndhak terbiasa belanja di pasar. Ramai dan panas." ujar Seruni.

"Kenar ndhak begitu kok bu, dia orangnya ndhak neko-neko." jawab Ayu.

"Ikannya siapa yang bersihkan bu?" tanya Ayu kemudian.

"Biar ibu saja. Bapakmu masih keluar, kalau mau menunggu dia balik dulu nanti kita ndhak makan-makan." ucap Seruni.

"Ayu bantu potong sayurnya ya." ucap Ayu.

"Iya. Sekalian iris bawang merah sama bawang putihnya." ucap Seruni.

"Baik bu." ucap Ayu.

"Tadi kalian pergi sama siapa saja?" tanya Seruni.

"Mas Dierja sama...Satta." jawab Ayu memelankan suaranya begitu ia menyebut nama Satta.

Seruni sempat terkejut namun senyum merekah di bibirnya. Tidak perbincangan lagi antara ibu daj anak itu. Mereka terlalu larut dengan pekerjaan dan juga pikiran masing-masing.

Sangatlah tidak baik, memasak sembari melamun, tapi saat ini keduanya sama-sama memikirkan sesuatu yang berbeda.

Di kamar Kenar berhasil memejamkan mata. Namun dalam tidurnya ia sama sekali tidak bisa nyenyak. Mimpi yang sama kembali mengganggu tidurnya.

Sosok bayangan hitam itu terus menghantuinya. Membuatnya berlari dan menjerit dalam tidurnya.

***

Yes....finally narik sukmo dateng lagih
😚😚😚

Oya...yang udah follow IG aku tengkiyu ya, boleh donk aku minta bantu vote cover untuk cerita aku dengan judul The Empty Soul (cerita di akun DD_TAROS ) yang akan di terbitkan oleh darkrosepublisher (follow ig darkrose jg ya hee)

NARIK SUKMO (TERSEDIA DI GRAMEDIA)Where stories live. Discover now