Episode 11: Awal dari Takdir, Bagian 1.

Mulai dari awal
                                    

"Naruto-kun!" pekiknya tertahan.

Di depannya, pemuda dengan rambut pirang serta memiliki tiga garis halus di kedua pipinya itu tersenyum lebar. "Kau terkejut?" tanyanya.

Hinata mengelus dadanya dan mengangguk. "Un, kau berhasil membuatku jantungan Naruto-kun!"

"Benarkah? Itu bagus, berarti balas dendamku berhasil." Naruto maju selangkah lalu mencubit kedua pipi gembil Hinata. Membuat gadis itu mengaduh pelan dan berusaha melepaskan cubitan Naruto.

"Na-Naruto-kun... lepaskan..."

"Tidak mau, hehehe..."

"Na-Naruto-kun... ku mohon..."

Pemuda pirang itu tertawa geli melihat raut memelas Hinata. "Baiklah-baiklah," ujar Naruto dan melepaskan cubitannya. Namun setelah itu dengan secepat kilat, Naruto mendaratkan bibirnya ke pipi Hinata yang memerah.

Manik lavender itu melebar, terkejut dengan apa yang Naruto lakukan. Gadis lavender itu menunduk guna menyembunyikan rona merah yang menyebar di wajahnya. Senyum lima jari terlihat jelas di wajah Naruto saat Hinata memukul pelan lengan Naruto.

"Naruto-kun no baka..." gumam Hinata pelan yang masih bisa didengar Naruto.

"Tapi tetap tampan, benarkan?"

Hinata mengangkat wajahnya dengan sebelah alis terangkat. Menyadari tatapan Hinata, pemuda pirang itu mengernyit. "Kenapa?"

"Tidak apa-apa," ujar Hinata sembari menggelengkan kepalanya namun terlihat menahan tawa.

"Eeh... kenapa?"

"Tidak apa-apa Naruto-kun," ujar Hinata masih menahan tawa lalu beranjak untuk mengambil pakaian kotor. Naruto yang penasaran mengikuti Hinata dan mendesak gadis itu untuk mengatakan apa yang ia pikirkan tentangnya.

"Hei, ayolah katakan saja-ttebayo!"

"Katakan apa?"

Hinata dan Naruto sontak menoleh saat suara baru hadir di antara mereka. Senyum Hinata mengembang kala melihat sosok Haku yang menghampiri mereka. Haku mengulas senyum tipis dan menyapa kedua temannya.

"Jadi, apa yang harus dikatakan?" Haku kembali mengulang pertanyaannya.

Naruto mengerucutkan bibirnya, "Itu tidak ada hubungannya denganmu Okama*, itte!" pemuda pirang itu mengaduh pelan saat lengannya dipukul Haku. "Apa yang kau lakukan? sakit tahu!"

"Tadi ada nyamuk," elak Haku santai.

"Mana ada nyamuk di sini!"

Haku mengalihkan tatapannya, mengacuhkan Naruto yang mendelik sebal padanya. "Jadi Hinata, ada apa?"

"Eh, itu... tadi Naruto-kun bilang kalau dia itu tampan." Sekali lagi usai mengatakan hal itu, Hinata berusaha menahan tawanya.

"Hee... begitukah?" kini manik coklatnya menatap Naruto diam. Selang beberapa saat, setengah youkai itu tertawa pendek dengan nada meremehkan.

Sudut perempatan hadir di kepala Naruto dan youkai rubah itu berteriak kesal. "OI!"

"Harusnya kau pinjamkan kaca pada si rubah bodoh ini, Hinata." Sekali lagi, Haku mengacuhkan Naruto, membuat youkai rubah merah itu menarik-narik rambut hitam Haku.

"Apa yang kau lakukan rubah bodoh?"

"Mencabut rambut panjangmu," jawab Naruto ketus.

Haku berusaha melepaskan tarikan Naruto dengan menendangnya sebelum memukul puncak kepala Naruto saat tarikan di rambutnya terlepas. "Hentikan!"

The Red Fox [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang