1. First Friend and Freedom

42.4K 2.1K 75
                                    

"Lil' brother, ini waktunya hari pertamamu sebagai anak sekolah. Kamu tentu tidak mau telat sampai ke sekolah kan?"

Sayup-sayup aku mendengar suara Kak Lylo memanggilku sambil terus mengusap lembut rambutku. Aku diam tidak menanggapi, karena jujur saja aku masih ingin tidur karena kemarin aku hampir tidak tidur seharian saking semangatnya memulai sekolah hari ini. Konyol memang, tapi aku benar-benar ingin tidur lima menit lagi.

"Oh, jadi puppy manis Kakak tidak mau bangun? Baiklah. Lylo, bilang saja pada Mom bahwa Al sakit sehingga akan beristirahat untuk hari ini"

Mendengar penuturan Kak Lu, aku segera bangkit dan memandangnya nyalang untuk beberapa saat, sebelum aku memutuskan untuk masuk kamar mandi dan memulai rutinitasku. Dapat aku dengar suara kekehan Kak Lylo dan Kak Lu diluar. Itu sudah biasa, mereka memang senang menertawakanku jika aku sedang marah ataupun merajuk.

"Nah, Princess cantik Kakak, sekarang biarkan Kakak membantumu bersiap setelah itu Kakak antar ke sekolah okay?" ajak Kak Lu yang telah memegang seragamku begitu aku keluar dari kamar mandi.

Aku mencebik begitu melihat mata Kak Lylo dan Kak Lu bersinar layaknya orang mesum. Sesegera mungkin aku mendorong mereka keluar dan kukunci pintunya dari dalam dengan susah payah karena tubuh tinggi mereka.

"Sudah kubilang berhenti memanggilku Princess kakak! Aku ini laki-laki! Dan lagi, berhentilah memperlakukanku seperti anak kecil!"

Aku berteriak kesal tanpa peduli sedikitpun pada ratapan yang diberikan mereka dari luar kamarku.

*****

"Mom, Dad, kalian harus dengar ini! Our little angel menolak kami saat kami menawarkan untuk membantunya berpakaian. Padahal sebelumnya dia tidak pernah melakukan itu kan? Belum berangkat sekolah saja efeknya sudah sedasyat ini, bagaimana dengan nanti Dad? Arggh.... Kenapa Al harus bersekolah sih Dad? Kita bisa membuatnya homeschooling saja bukan?"

"Jika bisa Dad sudah melakukannya Lu. Tapi Mom mu bilang dia harus mengenyam pendidikan biasa agar bisa bersosialisasi di masa depan. Dan masalah Al sudah dewasa atau belum, Dad pikir ingin berpakaian sendiri bukan berarti dia tidak butuh bantuan kita lagi. Tenang saja, Al akan tetap polos seperti sebelumnya. Dad akan menjaminnya sendiri"

"Tapi Dad-"

Lagi-lagi perdebatan konyol kudengar begitu turun menuju ruang makan. Kurasa satu-satunya yang normal dirumah hanyalah mommyku, karena hanya dialah satu-satunya orang yang saat aku memasuki ruangan memasuki ruangan menyapaku dengan,

"Selamat pagi Al, siap untuk memulai harimu sebagai siswa SMA?"

Aku memajukan bibirku karena kesal dan memandang nyalang kakak-kakakku dan Daddy yang tidak mau melepaskan pandangannya dari gerak-gerik yang kulakukan.

"Pagiku menyebalkan Mom! Kak Lylo dan Kak Lu mengangguku di pagi hari! Mereka terus memperlakukanku seperti anak kecil!" aduku pada Mommy. Mommy mengusap rambutku pelan sebagai balasan sementara Daddy mulai menanggapi ucapanku.

"Sayang.... Mereka hanya ingin membantumu bersiap untuk hari pertama" ya tentu saja, Daddy pasti membela kakak. Mereka kan satu kubu.

Aku memilih diam daripada membalas mereka lebih jauh lagi. Waktu sarapanku tinggal sedikit, dan aku tidak mau telat di hari pertamaku bersekolah.

"Dad, aku ijin mengantar Al kesekolah sebelum berangkat kerja. Aku ingin melihat sebagus apa sekolah idaman adik tercintaku ini" ujar Kak Lu begitu selesai makan. Mendengarnya, aku hampir saja tersedak susuku jika saja Mommy tidak segera membantuku untuk meminumnya.

"No! Aku akan berangkat sekolah sendiri! I dream about it guys, biarkan aku berangkat sendiri kali ini!" protesku sambil mengelap bekas susuku dengan sapu tangan. Kini giliran Daddy yang memandangku serius.

[END] My Mate (boyxboy)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz