Game 1: the beginning

4.2K 659 176
                                    

Attention:
Book ini menggunakan sudut pandang ketiga. Artinya apa? Ga. Berbi ga mau bikin route lagi. Pusing pala berbi. Pegang omongan berbi. Biar nanti kalo berbi bikin route lagi, temen-temen bisa suruh berbi insyaf dan kembali ke jalan yang benar.

Bahasanya campur aja ya. Karena gado-gado itu enak.

Aku juga males miringin tulisan inggris. Males pokonya. Awas komentar "kak ini inggris ga dimiringin tulisannya?"
Ga! Cukup otakku aja yang miring. FFku jangan.

Yeu.

***

"Kepala tim Ong! Itu laporan keuangan udah saya taro di meja kepala tim Ong!"

Seongwoo mengangkat wajahnya yang dari tadi tertunduk karena sibuk ngegame. Iya, doi ngegame pas jam kerja. Alesannya sih dia lagi bantu tim QA (Quality assurance) dan tester buat ngetes game baru mereka. Maklum, kepala tim satu ini punya pacar yang juga kepala tim di bagian Research and Development, jadi bisa dapet kesempatan nyobain game baru perusahaan mereka.

"Oke oke. Selesai ngegame gue cek." Seongwoo cuma ngelirik sekilas dokumen yang udah duduk manis di mejanya, kemudian kembali masuk ke gamenya.

"Yaela hyung, cek dulu. Ini mau gue anter ke bagian HR."

"Eh, Park Jihoon, diem bentaran kenapa sih? Gangguin gue aja lu. Awas nanti ga gue kasih rekomendasi biar magang lu ga diperpanjang. Eh bangsul! Kan gue kalah!"

Jihoon cuma bisa muter matanya males. Males ngurus bosnya yang aneh ini. Cakep sih. Banget malah. Pinter juga iya. Kaya hooh. Punya pacar mantep gila. Tapi otaknya rada miring.

Kadang Jihoon kasian sama si kepala tim divisi R&D (Research and Development) yang terkenal kegantengannya itu. Bisa-bisanya kena zonk macem kepala tim Divisi Keuangan begini.

Iya, Seongwoo itu kepala tim divisi keuangan. Duitnya banyak. Pake banget. Tapi begonya juga pake banget. Dia pernah habisin 90% gajinya cuma buat beli karakter, kostum, upgrade skill, senjata dan segala macemnya.

Hasilnya? Tentu aja. Dia tetep kalah.

"Buruan hyung, ditunggu Jisung hyung itu. Hyung kan tau gimana cerewetnya Jisung hyung." Jihoon males sebenernya. Cuma dia sadar, jobdesk dia cuma satu. Bikin Seongwoo kerja.

"Bener juga lu." Seongwoo terlihat meng-close gamenya. "Kasih gue waktu sejam deh. Sejam lagi lu balik."

Kemudian Seongwoo kembali ke mode kepala timnya. Dia mulai menekuni laporan anggaran dana yang diajukan divisi HR soal team meeting.

Seongwoo mengambil kalkulator kesayangannya, kemudian sibuk menggerakkan tangannya di atas kalkulator, sedangkan matanya bergerak dari kalkulator dan kertas pengajuan di hadapannya.

"Dikira gue ga bakalan sadar mereka ngelebihin anggaran lebih dari 3%? Dasar ga tau diri. 1% mah gue bisa lepasin. 3%? Mati aja lu."

Seongwoo mengambil pulpennya, lalu sibuk mencoret dan memberi catatan pada beberapa hal di kertas pengajuan di hadapannya. Tidak lupa dia membubuhkan tanda tangan, memberi tanda bahwa dia sudah mereview dokumen tersebut dan memberi catatan bahwa dia meminta perbaikan atas pengajuan dana tersebut.

"Park Jiiiiiiihoooooonnnn~" Seongwoo meninggikan suaranya, membuat Jihoon yang saat itu mengetikkan rekapitulasi pengajuan dana yang masuk mendelikkan matanya kesal.

"Apa hyung?" Jawab Jihoon kesal.

"Nih, anter ke Jisung hyung. Gue mau ngewar lagi." Seongwoo kembali mengambil ponselnya yang tadi dia abaikan.

Game Over Flowers [OngHwang]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora