Susu Cokelat |1

20.7K 979 19
                                    

Wanita bercelemek kuning bermotif bunga mawar itu sedang sibuk menuangkan hasil masakannya di dalam mangkuk putih. Kari ayam kesukaan suaminya yang gurih dan kuahnya tak seberapa kental itu terlihat lezat. Harumnya sampai menguar di seantero dapur.

Ia kembali memasukkan irisan bawang putih dan merah yang ditumis di atas panci dengan api sedang. Wanita itu tersenyum membayangkan bagaimana wajah suaminya yang suka dengan masakannya.

Ia menuangkan sedikit air ke dalam panci setelah sayuran yang sudah dipotong. Ia menambahkan sedikit vitsin ke dalamnya dan diaduk sebentar. Ia melihat jam dinding di ruang makan, lalu ke arah kamar utama. Di mana suaminya masih terlelap di atas ranjang.

Piring-piring berisi masakannya sudah tertata rapi di atas meja makan tepat jarum jam di angka enam. Ia melepas celemeknya dan mendekati kamar utama, pintunya berayun dan menampilkan sosok pria yang tertidur bergelung selimut.

Alexa mengelus pundak suaminya, mencium pipi suaminya yang berjambang tipis.

"Sayang, sudah pagi. Bangun, yuk."

Mata berbulu mata panjang itu mengerjab. Ia menarik posisinya yang tertelungkup menjadi terlentang. Ia melihat seksama wajah isterinya, kemudian ia tersenyum. Lesung pipinya selalu membuat Alexa terpesona.

"Ayo bangun, yuk. Sarapannya sudah siap."

"Iya, aku mandi dulu." ujar pria itu bangum dari tidurnya. Pria itu melepas kaos putih tipis yang dipakainya tidur, lalu celana panjang warna biru muda selutut.

Ia tersenyum samar dan mengumpat pada akhirnya. Ia menarik rambut hitam lurusnya yang tertata tak rapi akibat semalam.

"Ini gila!!" umpatnya tanpa suara.

Ia segera mengguyur tubuhnya dengan air kran yang segar. Ia yakin, wanita yang tersenyum membangunkannya tadi sedang menyiapkan pakaian kerjanya.

Dan itu benar, ia keluar dari kamar mandi berbalut handuk putih pada pinggangnya, melihat wanita berambut hitam legam sepunggung yang dijepit bagian atasnya sedang menaruh kemeja hijau muda dan celana hitam serta jas hitamnya.

"Yang putih saja, Alexa." ujarnya pada wanita mempunyai bibir tipis itu. Wanita itu menoleh padanya dan tersenyum.

"Kemarin kan sudah putih Adam. Kali ini kemeja hijau saja ya."

"Yang putih saja," ujarnya lagi. Alexa pun akhirnya menyetujui permintaan suaminya itu. Ia mengembalikan kemeja hijau muda yang sudah ia keluarkan ke dalam lemari pakaian suaminya.

Alexa mengambil kemeja putih yang rapi dan wangi pada suaminya. Segera ia mengenakan pakaiannya, Alexa sedang membereskan ranjang dengan cepat lalu ia keluar. Disusul Adam di belakangnya, Alexa segera membalik piring putih di depan Adam. Adam melihat masakan Alexa sambil mengeraskan rahangnya dan alisnya berkerut, namun menghilang saat Alexa melihatnya dengan senyum menaruh segelas susu cokelat di sisi piring Adam.

Adam tersenyum pada isterinya dan menyendokkan sayuran ke piringnya. Alexa memutar meja bundar di tengah meja, mendekatkan mangkuk kari ayam pada Adam.

Adam mengambil satu potong paha ayam ke dalam piringnya. Ia memotong ayamnya dan menelannya, wajahnya mendadak memucat namum ia tak ingin menunjukkannya. Ia mengunyah cepat makanan di dalam mulutnya. Ia dorong dengan air putih, itu membuat makanannya segera habis. Alexa senang karena piring makan Adam habis, Alexa menaruh piringnya dan piring bekas makan Adam ke bak cuci piring.

"Aku ke kamar mandi dulu," ujar Adam. Alexa mengiyakan sambil membereskan meja makan.

Adam masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya segera. Wajahnya memucat kembali, napasnya sengal dan ia membuka tutup closet dan muntah. Semua makanan yang ia makan beberapa menit yang lalu berpindah tempat dan rupa, ia berusaha tanpa suara dan tak mengotori kemejanya yang putih bersih.

Wajahnya memerah, berkeringat dan pucat. Ia merasa sedikit pening dan menekan tombol closet, segera muntahannya menghilang diguyur air. Ia kini menatap wajahnya di depan cermin wastafel, berkumur dengan mouthwash. Barulah ia bisa bernapas lega dan wajahnya berangsur normal. Ia menengadah dan memejamkan mata sejenak.

"Shit! Ini demi kau Adam, kalau enggak demi kau dan Alexa, mana mau aku lakuin ini semua."

Adam keluar dari kamar dan mendapati Alexa sedang berada di balik meja dapur, masih berkutat dengan piring-piring kotornya serta celemek anti airnya.

Alexa mengakhiri kegiatannya saat melihat Adam muncul dari kamarnya ke ruang tamu mengambil tas kerjanya.

"Susu cokelatnya belum diminum?"

"Sudah kenyang, nanti ganti teh hangat saja." ujar Adam tersenyum pada Alexa. Alexa pun tersenyum mendengar permintaan Adam.

"Tumben, kamu kan suka sekali sama susu cokelat, aku berikan tambahan sesendok lagi loh."

"Tak apa, hanya bosan saja." jawab Adam, ia memakai jasnya dan mencium kening Alexa.

Alexa melambaikan tangannya kala melihat mobil Adam bergerak menjauh dari rumahnya. Alexa berbalik, sinar matahari pagi memenuhi dapurnya membuat pantulan ke seluruh ruang makan. Di sana, segelas susu cokelat masih utuh di meja yang kursinya diduduki Adam tadi. Alexa selalu membuatkan susu cokelat kesukaan suaminya, namun kali ini Adam tak meminumnya lagi, itu membuat Natta bertanya-tanya.

Alexa mengambil gelas berisi susu cokelat itu dan meminumnya, rasanya sama seperti yang selama ini ia buatkan, namun Adam tak meminumnya sedikit pun. Alexa memasukkan gelas susu itu ke dalam bak cuci piringnya, tak mau memusingkan perilaku suaminya yang cukup aneh beberapa hari ke belakang.

Ia masuk ke dalam kamarnya, memeriksa keranjang pakaian kotor di dekat kamar mandi, ia melihat tutup closet yang terbuka dan menutupnya. Ia melihat noda di lantai, kuning dan bau kari ayam. Alexa berpikir keras sejenak, ia diam di sana. Lalu ia mengambil segayung air menyiramnya. Ia keluar dari kamar mandi sambil membawa beberapa helai pakaian kotor Adam. Ia mencium aroma parfum yang tak biasa Adam gunakan. Aromanya kuat meski enak di indera penciuman Alexa.

"Ya Tuhan, mengapa aku merasa Adam berbeda setelah pulang dari luar kota beberapa hari yang lalu?" keluh Alexa di meja dapurnya.

Adam memarkirkan mobilnya
di depan lobi luas kantornya. Ia membiarkan satpam kantor memarkirkan mobilnya, sementara ia segera ke depan lift. Ia hanya diam dan mengangguk pada setiap karyawannya yang melihat kedatangannya.

Ketika pintu lift terbuka, ia segera masuk. Ia masuk ke dalam ruangannya yang baru ditata ulang beberapa hari yang lalu. Semuanya menjadi seperti apa yang diinginkam pria berjambang tipis dan berlesung pipi itu, Adam Ashton. Ia menaruh ke dua kakinya menyerong di atas meja. Ia mengamati setiap sudut ruangan kerjanya.

Seorang pria OB masuk ke dalam ruangannya setelah mengetuk pintunya.

"Selamat pagi, Pak Adam. Bapak memanggil Saya?" Petugas OB menghadap bosnya.

"Belikan aku nasi padang yang banyak sambelnya dan jus jeruk manis segera." pinta Adam pada bawahannya.

"Baik, Pak Adam." ujar OB itu undur diri sambil menutup kembali pintu ruangan bosnya.

"Untungnya alergiku makan ayam tak begitu kambuh setelah kumuntahkan segera. Adam, tenang lah kau di sana, semuanya akan kukerjakan."

BE MINE (End)Where stories live. Discover now