Satu

19 8 1
                                    


Hai nama gue Aurelia Putri Yuniar. Orang-orang biasa panggil gue Aurel. Gue lahir dan dibesarkan oleh keluarga bermarga Yuniar yang sekang ini gue pakai. Gue anak tunggal dari Farah Flo Queen dan Anjasmara Putra Yuniar.

Dan disinilah gue, berada diruangan penuh dengan buku yang ditata rapi pada lemari-lemari dan rak buku. Kalian pasti berpikir gue berada diperpustakaan? Jika kalian berpikiran seperti itu maka jawaban kalian adalah benar adanya.

"Aurel, lo dicari kak Nanda. Lo disuruh ke ruang OSIS sekarang." Bisik seseorang yang tak lain adalah sahabat Aurel yaitu Anindita Salsabilla.

Sedangkan Aurel yang diberi kabar itupun langsung keluar dari ruangan penuh buku itu. Dan sebelum ia tinggalkan, tak lupa ia meletakkan kembali buku yang dari tadi ia baca.

Dengan langkah sedikit berlari Aurel sampai juga didepan pintu ruang OSIS. Tidak cukup hanya didepan pintu saja, tangan Aurel saat ini mulai mengetuk pintu cokelat dihadapannya dan memutar knop pintu tersebut.

"Permisi kak, kakak manggil saya?" tanya Aurel setelah memasuki ruangan dibalik pintu cokelat itu.

Tampak orang yang Aurel panggil kakak itu menganggukan kepalanya. "Duduk Rel," titah kak Nanda.

Aurel tampak menuruti perintah dari kak Nanda. Buktinya sekarang ia telah duduk disamping kak Nanda.

"Gini Rel, saya mau mengajak kamu bahas untuk acara sekolah sebulan lagi. Kamu tidak sedang sibukkan?" tanyanya memerhatikan Aurel.

"Enggak kok kak, saya free." Mengerti dengan jawaban Aurel, kak Nanda menganggukan kepalanya dan membuka laptop.

Sekitar satu jam Aurel dan kak Nanda membahas untuk acara sekolah bulan depan. Setelah semua selesai dibahas sekarang tinggallah pekerjaan Aurel sebagai sekertaris OSIS. Karena memang butuh waktu yang tidak sedikit dalam mengerakan tugas tersebut, maka kak Nanda meminta Aurel untuk mengerjakan nanti saja dirumah.

Karena Aurel merasa telah cukup lama meninggalkan pelajaran guna perencanaan tadi dengan kak Nanda, jadi sekarang ini Aurel tengah melangkahkan kakinya menuju rungan kelasnya.

Tokk...Tok..

"Dari mana kamu?" tanya seorang guru yang tengah mengajar diruang kelas itu.

"Dari ruang OSIS bu E," ya, saat ini kelas Aurel adalah jam mata pelajaran yang diampu oleh ibu guru cantik berkaca mata, yang sering Aurel panggi bu E. Kenapa? Karena Aurel berpendapat untuk menyingkat nama dari guru tersebut. Endah Dwi.

"Yaudah, masuk"

"Terimakasih ibu guru cuntiks." Dapat dilihat dengan jelas guru satu ini tampak mengulum senyumannya. Ya, Aurel sangat suka menggoda gurunya itu, karena dapat dipastikan bahwa si ibu guru akan tampak lucu dengan pipi merah.

Tak lama Aurel memasuki kelas, jam pulang sekolah pun tiba. 'Lah, kenapa harus udahan sih? Males nih, harus ngerjain tugas dari Ketos.' Batin Aurel.

Dengan langkah seribu beban jin-jin pemalas, Aurel sampai juga di depan pintu gerbang tempat dimana ia menimba ilmu.

Tin...Tinn..

Suara klakson motor berhasil membuat Aurel berjengit kaget. "Apa sih?" tanya Aurel mengelus dada.

Dan sialnya, orang itu malah nyengir. "Bareng nggak?" tanyanya yang Aurel balas dengan gelengan kepala, bukannya dia lagi ajep-ajep ya karena gelengin kepala. Inget! Gelengin kepala bukan geleng-geleng kepala.

"Gue tungguin ya, beb?"

"Terserah sih, guenya juga udah mau dijemput bentar lagi, beb." Ya, dia itu Agam. Lebih tepatnya Alexi Agam Achilles.

"Tuh, udah dijemput bunda. Hati-hati ya pulangnya, bilangin bunda jangan ngebut." Pesan Agam kepada Aurel yang ia iya-in ajalah ya.

"Iya, gue duluan ya. Lo hati-hati juga pulangnya jangan ngebut. Langsung pulang, sampek rumah langsung kabarin gue. Oke?"

"Oke beb!" jawabnya mantap.

"Good boy!"ucap Aurel menepuk pundak Agam sedikit kencang yang mampu membuat rasa perih dan panas beradu.

Sedetik kemudian Aurel meninggalkan tempat tersebut dan berpindah kedalam mobil sang bunda.

"Assalamu'alaikum bun." Salam Aurel saat memasuki mobil milik bunda Flo seraya mencium punggung tangan bundanya.

"Wa'alaikumsalam. Itu tadi lagi sama Agam ya?" jawab disertai pertanyaan dari bunda Flo.

"Iya bun, hehehe.." jawabnya seraya menampakkan cengiran khasnya.

"Anak bunda udah makan siang belum nih?" tanya bunda Flo dengan mata fokus kepada jalanan.

"Belum nih bun, bunda masakkan dirumah?"

"Bunda enggak masak kak, kita makan diluar aja ya?" jawaban dari bunda Flo hanya diangguki oleh Aurel.

Terimakasih sudah membaca hayalan saya, semoga mampu menghibur kalian. Tapi, jangan lupa vote and comment. See you

Make A StandKde žijí příběhy. Začni objevovat