Chapter 2 : They Say Second Meet Leads to Fate

40 0 0
                                    


Flashback

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Flashback

Seekor kucing dengan bulu berwarna perak tergeletak lemah tak jauh dari pinus-pinus yang menjulang. Mata birunya setengah tertutup sayup-sayup. Tubuhnya penuh luka cakaran dengan darah yang berceceran hingga membasahi tanah kering dibawahnya. Jantung kucing itu berdetak semakin lemah. Ia pikir ia akan mati sekarang.

Tak ada suara yang dikeluarkanya. Hanya sesekali geraman kecil menandakan ia kesakitan. Ia sangat lemah sekarang, dan hanya berharap segera mati agar tak merasakan siksaan racun yang menjalari tubuhnya. Dengan hembusan nafas yang sangat halus, kucing bermata biru itu memejamkan matanya pelan.

Seekor serigala putih berjalan pelan mendekati kucing itu. lidahnya terjulur keluar. Namun bukan karena ia lapar. Serigala itu mengendus-endus tubuh kucing besar dihadapannya. Dengan hidungnya ia menggerak-gerakkan tubuh si kucing, memastikan apakah kucing itu masih bernyawa.

Si serigala mengaum, mengeluarkan suara yang membuat seluruh penghuni hutan merinding ngeri. Tak lama muncul beberapa serigala hitam dan putih lain yang mendekat kearahnya.

..........

"Tak masalah kan aku membawanya kemari?" ucap laki-laki satu.

"Tentu, tak apa. Dia kucing yang malang. Aku sangat yakin salah satu hanya korban dari koloni noble yang kejam itu. Akhir-akhir ini mereka aktif berkeliling di daerah kita, merepotkan sekali" jawab laki-laki dua yang tengah mengobati luka pada tubuh seorang gadis yang kini berbaring tak berdaya disebuah ruangan. "Nyx, bisa tolong ambilkan daun persephone di meja nakas?"

"Aku pikir dia akan segera mati saat aku membawanya kemari. Tapi dia masih bisa bertahan hingga sekarang, Luche. Meski ia tak sadarkan diri tapi itu membuatku kagum. Biasanya kucing tidak akan mampu bertahan melalui perjalanan panjang dan dalam keadaan luka parah, kan?" Nyxsi laki-laki satu, berjalan kearah meja nakas dan mengambilkan beberapa lembar daun yang dimaksud si pemuda dua, yang kini diketahui bernama Luche.

"Ya. Karena dia jenis Nekomata. Bukan kucing biasa" terang Luche. Tangannya sibuk mengeringkan air yang masih membasahi kulit Nekomata itu setelah ia gunakan untuk membersihkan darah kering pada lukanya.

"Nekomata. Aku pikir jenis mereka sudah punah" Nyx memberikan daun persephone itu pada Luche. Nyx lalu memposisikan dirinya duduk di samping Luche. Dengan cekatan pria itu menyembuhkan luka itu meletakkan daun persephone diatas luka sang gadis, lalu menutupnya dengan perban.

"Aku juga terkejut. Tak menyangka bisa melihat Nekomata yang masih satu keluarga dengan serigala" Luche berjalan masuk, untuk melihat keadaan Nekomata itu.

Eir Leia (Noctis Lucis Caelum x Reader)Where stories live. Discover now