01. Setelah Insiden

1.4K 192 33
                                    

Masih ingat insiden perampokan kost Minhyun dan Ong?

Disinilah Minhyun sekarang, diruang tengah kediaman keluarga Kim. Sebenarnya ia tidak begitu mengenal siapa itu tante dan om Kim. Namun, mamanya berkata jika mereka berdua adalah saudara kentalnya sedari jaman sekolah. Seperti Minhyun, Ong dan Exy. Jadi sudah selayaknya Minhyun menganggap om Kim seperti paman sendiri.

Namun, tetap saja rasanya aneh. Ada yang mengganjal. Minhyun sudah terbiasa hidup sendiri dan tiba-tiba langsung pindah ke rumah dengan keluarga yang sangat harmonis, duga nya.

Ini sudah pukul 22.00 malam dan tante Kim terlihat sibuk di dapur, memasak makanan untuk Minhyun. Minhyun sempat menolak karena rasa segannya masih begitu besar. Namun ia pasrah juga saat tante Kim berkata,

"Sekalian tante masak buat anak sulung tante. Dia masih ada latihan, belum pulang."

Oke kalau begini mana bisa Minhyun menolak.

Tak lama terdengar suara langkah kaki menuruni tangga memperlihatkan seorang pemuda dengan wajah kecil dengan rambut acak acakan khas bangun tidur.

"Mama baejin ketiduran," gumam pemuda itu dengan mata yang masih mengantuk.

"Iya, gapapa. Kamu ke ruang tengah gih temenin kak Minhyun!" seru tante Kim dari arah dapur.

Pemuda yang masih setengah sadar itu pun berjalan perlahan ke arah ruang tengah. Mendapati sesosok lelaki tampan duduk dengan canggung di sofa tengah.

"Malam kak," sapa pemuda itu sembari duduk disamping Minhyun, namun dengan jarak yang cukup jauh.

"Malam," sahut Minhyun sekenanya. Bingung juga dia mau basa-basi bagaimana.

"Kenalin, aku Jinyoung kak. Tapi dirumah lebih sering dipanggil Baejin," ucap Baejin kemudian sambil mengulurkan tangannya.

Minhyun pun menjabat tangan Baejin, "Hwang Minhyun."

Anak bungsu om dan tante Kim memberi impresi yang bagus terhadap Minhyun. Walaupun dengan keadaan mengantuk ia tetap tahu adab berkenalan dengan orang yang lebih tua.

Kemudian hening, Baejin yang terlihat mengantuk terbuai dengan suara TV yang menyala sejak tadi. Kemudian Minhyun yang tak tahu harus melakukan apa hanya anteng menonton TV.

Sampai terdengar suara pintu depan terbuka, "Kakak pulang!"

Tante Kim yang sudah selesai dengan nasi gorengnya pun mematikan kompor dan menghampiri gadis yang baru datang itu. Sepertinya anak sulung dari tante Kim.

"Tumben sih pulangnya malem banget, biasanya juga paling mentok jam sembilan?"

"Iya ma, eventnya udah deket jadi latihannya di kebut."

"Yang penting kabarin aja kalau mau pulang malem. Udah baca WA mama tadi?"

"Udah ma, gimana keadaanya? Ga parah kan ma?"

"Engga sih, itu Minhyunnya di ruang tengah. Kamu sapa gih. Kan seumuran."

Mendengar namanya disebut Minhyun pun menoleh dan seketika terpaku karena melihat wajah yang tak asing.

Gadis itu pun sepertinya familiar dengan wajahnya. Kemudian gadis itu mendekat, "Kim Bona, salam kenal," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Hwang Minhyun," sahutnya sambil menjabat tangan Bona.

***

Pagi ini lumayan gaduh, berkebalikan dengan keadaan kostnya yang biasanya masih sangat sepi. Membuat Minhyun mau tak mau terbagun dari tidurnya. Syukurnya Minhyun mendapatkan kamar sendiri karena kebetulan keluarga Kim memiliki kamar ekstra yang memang diperuntukkan untuk tamu jika menginap.

Kamarnya tepat berhadapan dengan kamar Bona dan bersebelahan dengan kamar Baejin. Kemudian di sebelah kamar bona sendiri adalah kamar mandi atas yang dipergunakan bergantian. Karena dirumah keluarga Kim tidak memasang kamar mandi di dalam.

"Kalau dipasang kamar mandi dalam, takutnya anak-anak ga bakal keluar kamar 24 jam."

Begitu kata om Kim.

Ada benarnya juga. Karena Orang Tua Minhyun pun memiliki prinsip seperti itu juga.

Yah kan, Minhyun jadi kangen rumah.

Minhyun pun melirik ke jam dinding, menunjukkan pukul 06.15 pagi. Masih terlalu pagi baginya untuk bersiap-siap. Rencananya hari ini ia akan ke kost untuk mengangkut barang-barangnya ditemani om Kim dan Bona, karena kebetulan hari Sabtu juga.

Baru saja akan terlelap lagi suara ketukan pintu mengembalikannya ke alam sadar. Dengan malas-malasan Minhyun bangkit dari tempat tidur dan berjalan gontai ke arah pintu.

Dan begitu dibuka, sudah ada Bona dihadapannya.

Gadis itu tersenyum kikuk sambil memberikan sebuah handuk dan sikat gigi.

"Mama minta aku ngasih ini ke kamu. Terus untuk sementara kamu pakai sabun shampoo sama pasta gigi di kamar mandi," tutur Bona.

Minhyun mengambil handuk dan sikat gigi yang diberikan Bona kemudian mengangguk paham.

"Kalau gitu, aku permisi. Maaf ngebangunin pagi-pagi," pamit Bona.

Namun sebelum Bona menutup pintu kamarnya Minhyun berkata,

"Makasih ya,"

Membuat senyum terbit di wajah Bona.

"Sama-sama."

Pandangan mata Minhyun pun tak teralih dari pintu kamar Bona yang baru saja tertutup. Entah kenapa pemuda itu tersenyum singkat.

Ah, karena pagi-pagi sudah dihadiahi pemandangan indah?

.

.

Akhirnya bisa update cerita ini 😂

Kebiasaan (Minhyun Bona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang