MAUT DI LEMBAH SAMPIT SNG 10

566 5 0
                                    

SERI NAGA GENI 

MAUT DILEMBAH SAMPIT 

KARYA W.H. WIBOWO 

ANGIN SEJUK berhembus sepoi-sepoi pada sisa-sisa malam itu, dan kapal Barong Makara yang berlabuh dalam teluk Sampit bergoyang mengangguk-angguk seakan menyambut ujung cahaya fajar yang mulai muncul di cakrawala timur. 

Beberapa orang awak kapal tampak sibuk mempersiapkan pelayaran pagi nanti sesudah matahari terbit cukup tinggi. Mereka mempersiapkan tali temali layar serta meneliti alat2 lain ataupun bagian-bagian, kapal, seperti dinding-dinding, kemudi, dayung-dayung, dan sebagainya. 

Ketika langit sebelah timur makin berjambah terang, Mahesa Wulung, Jagayuda, Daeng Matoa dan Pandan Arum pun telah bersiap-siap pula. Mahesa Wulung berkeliling beberapa saat untuk memeriksa persiapan pelayaran, apakah semuanya telah beres dan sempurna. Sebab untuk pelayaranjarak jauh, segalanya harus dipersiapkan dengan baik. Jangan sampai ada kerusakah-kerusakan kecil sekalipun. Jika ternyata ada, maka lebih baik diperbaiki sekarang dari pada sesudah berlayar nanti, karena tidak mustahil bahwa kerusakan yang kecil akan dapat membawa bencana yang besar. 

Dengan tersenyum puas, Mahesa Wulung kembali kepada ketiga rekannya tadi. Hatinya merasa puas setelah melihat kerja para awak kapal yang dengan teliti dan sempurna mempersiapkan pelayaran ini. 

- Adik Jagayuda. - ujar Mahesa Wulung. - Perintahkan para perajurit yang berjaga di pantai itu untuk naik ke kapal dan sebentar lagi kita akan berlayar. - 

- Baik kakang. - Jagayuda berkata seraya mengangguk hormat. - Kini ijinkan saya turun ke darat. - Dan tak lama kemudian tampaklah sebuah perahu kecil yang membawa Jagayuda serta dua orang pendayung meninggalkan lambung kapal dan berkayuh ke arah pantai teluk Sampit, untuk menjemput kelima perajurit jaga yang semalam telah berjaga di tempat itu. 

Perahu tadi semakin berkayuh cepat dan sebentar saja telah mencapai pantai. Ketiga penumpangnya segera berloncatan, turun dari perahu, sementara kelima perajurit jaga segera berlari-lari menyambut mereka dan turut membantu menyeret perahu ke tepi 

Dalam sepintas lalu, pantai yang penuh ditumbuhi oleh semak pohon bakau diseling oleh pohon-pohon kelapa yang bertumbuhan disana-sini dengan suburnya, sangatlah sepi tampaknya. Tak ada gerak-gerik binatang besar 

atau makhluk yang perlu mereka takutkan, sebab yang mereka lihat hanyalah burung-burung bangau dan raja udang yang tengah sibuk mencari ikan-ikan kecil. Sedang di lumpur-lumpur pantai, di sela akar pohon bakau yang bergayutan pada permukaan air, ikan2 glodog berloncatan riang menimbulkan suara berkecopak di sana-sini. 

Kedelapan orang tadi, yaitu Jagayuda dengan ketujuh awak kapal Barong Makara tidaklah mengira sama sekati bila di balik dedaunan semak2 pohon bakau berpasang-pasang mata telah mengawasi mereka sejak mulai mendarat sampai mereka mengemasi tenda dan alat-alat untuk bermalam. Namun Jagayuda tidaklah sia-sia memperoleh pangkat Tamtama Madya bila ia tiba-tiba mengangkat muka setelah angin berdesir ke telinganya dari arah utara. 

- Saudara-saudara!! Siapkan senjatamu cepat-cepat dan jangan bertanya apa-apa! - ujar Jagayuda kepada ketujuh awak kapal yang tengah bekerja didekatnya. - Aku mendengar bunyi gemerisik dan dengus nafas dari semak-semak pohon bakau disebelah utara! - 

Agak terkejut juga ketujuh awak kapal yang mendengar seruan Jagayuda ini dan secepat kilat tanpa menunggu perintah yang kedua kalinya, mereka 

menghunus dan menyiapkan senjatanya masing-masing. Sesaat suasana menjadi tenang tetapi juga tegang. Mereka menanti beberapa waktu lagi. Tak ada apa-apa dan mereka tetap bersiaga. Beberapa awak kapal mulai gelisah tampaknya, lalu diam-diam mereka mengira bahwa Jagayuda mungkin salah dengar atau memang tengah mencoba kesiap siagaan mereka, sebab belum juga tampak sesuatu yang muncul dari balik semak-semak pohon bakau. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 01, 2012 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MAUT DI LEMBAH SAMPIT SNG 10Where stories live. Discover now