Perasaan ini... membuatnya semakin bersemangat.

.
.
..

Beberapa hari kemudian,

Di ujian kali ini Nagisa menggantungkan nasib dan percintaan nya sekaligus tugas membersihkan kolam.

Ujian telah dimulai, beberapa siswa kelas memperhatikan pengawas cukup tegang.

Lembar jawaban kali ini sudah dibagikan, membuat Nagisa membenarkan posisi duduk nya.

Hingga satu sesi ujian pertama telah selesai, membuat Nagisa lega mengambil waktu istirahat nya menuju ke toilet.

"Kali ini ujiannya susah ya?"

"Iya tadi aku kosong dua pertanyaan lho!!" Beberapa obrolan di toilet membuat Nagisa semakin memandang dirinya cukup percaya diri di cermin.

"Hayasaka-kun...." Dia tampak mengingat sesuatu.

Di dalam ingatannya Hayasaka yang sedang memberikan beberapa tips untuk ujian hari ini.

"Setelah mengerjakan 1 soal jangan langsung memeriksa jawaban nya" Hayasaka sedikit menyeduh teh hangatnya.

Mereka sedang belajar bersama didalam kamar hingga lupa diri bahwa hari mulai malam. Hayasaka fokus mengajarinya...

"Selesai kan dulu semua soal, kalau ada waktu. Baru periksa ulang" Lanjut Hayasaka masih mengamati buku materinya.

"Eh tapi kan? Kita harus memastikan jawaban kita..." Keluh Nagisa.

"Pokoknya lakukan saja sesuai kata-kataku !" Hayasaka sedikit memberikan penekanan.

Kembali di toilet, masih dengan Nagisa yang mengahadap bayangannya sendiri.

"Setelah kulakukan sesuatu nasihat Hayasaka-kun..."

"Aku yang selalu kehabisan waktu saat ujian sekarang pasti bisa jawab semua soal !!" Nagisa bergumam sambil sedikit tersenyum.

"Aku pasti bisa...dan, Masih ada ujian lagi. Aku ikuti petunjuk Hayasaka !!" Ucap Nagisa seolah benar-benar yakin.

Nagisa setelah itu beegegas meninggalkan kamar mandi, tapi dari berbeda arah dia berpapasan dengan si cantik Sato Nanami.

"Nagi...gimana ujian pertama mu tadi?" Tanya Nanamin cukup santai.

"Ah..." Nagisa mencari sumber suara itu. Lalu melihat kearah belakang dengan posisi yang tampaknya sama dengan dirinya sebelumnya... bercermin.

"Tenang Nanamin, pokoknya aku nggak akan jadi urutan terbawah deh. Kita nggak akan bersihkan kolam !!" Ucap Nagisa girang masih dengan hati berbunga-bunga.

"Oh, Nagisa sudah berjuang ya?" Puji Nanami sedikit melamun.

"Senangnya...di puji Nanamin!!" Kembali Nagisa tersenyum lebar.

"Aku...." Suara itu pelan, keluar dari lisan Nanamin. Membuat Nagisa sekilas melihatnya.

"Aku suka Hayasaka !!" Nanamin mengucapkan nya tanpa ragu.

"Eh..?" Nagisa seketika merasa dirinya mengalami sengatan listrik yang cukup kuat.

"Setelah ujian ini selesai...akan kunyatakan perasaan ku"

"Nanamin..."

"Aku akan menembak Hayasaka.."

'Padahal Sato Nanami pasti punya hati padaku...'

Dalam ingatan itu, Nagisa mengingat ucapan Hayasaka yang masih jelas di ingatannya. Beberapa waktu lalu dia mengatakan nya cukup jelas.

"Jadi tolong jangan dekati Hayasaka ..." Pinta Sato Nanami kini mulai meninggalkan tempatnya.

"Hayasaka pasti menerima nya..."
.
..

Ujian berlangsung,

Siswa tampak masih mengamati beberapa lembar soal yang sejak tadi sudah di bagikan.

Masih dengan tempat duduknya masing-masing. Nagisa yang begitu kesal tampaknya masih tidak dapat mengembalikan daya fokusnya.

Yang ada hanya ingatan dia mengenai ucapan Nanamin beberapa waktu lalu.

"Tidak...Tidak aku harus fokus pada ujian !!"

Dringgggg.....

"Ya selesai!! Letakkan alat tulis kalian. Kumpulkan lembar jawaban dari belakang"

Nagisa tampak cukup kesal sekaligus tertunduk lemah mengumpulkan lembar jawabannya.

"Semuanya dapat ku jawab sih..." Nagisa menarik nafasnya tampak begitu sebal.

Yang ada bayangannya yang tidak-tidak apabila Hayasaka benar-benar jadian dengan Sato Nanami. Bahagia...bercampur sedih, bahagia karena melihat Hayasaka akan bahagia karena dia dapat mewujudkan impiannya di tembak oleh Nanamin.

"Ah...." Nagisa mengingat sesuatu langsung berdiri kembali dari tempat duduknya.

"Aku lupa menulis namaku...!" Nagisa sedikit melebarkan bola matanya cukup terkejut.

Seisi kelas melihatnya.... Sensei telah keluar meninggalkan ruangan sejak tadi. Nagisa hanya terpaku diam saat ini...

"Nagi...aku punya kisah horor" Ucap teman sekelasnya yang duduk di dekatnya.

"Aku pernah dengar cerita tentang ujian masuk Universitas"

"Kalau enggak ada Nama nilai dianggap nol. Sama sekali nggak ada keringanan dalam mengikuti ujian ini!!"

"Nama dan nilai para peserta ujian didata" lanjutnya membuat Nagisa kembali duduk dengan cukup lemas.

To be continued....

My Introvert Boys [ON HOLD]Where stories live. Discover now