ch.12: Break it Down

Start from the beginning
                                    

Tapi meski menimbulkan kontra di kalangan karyawan Direktur Manager Daewoo tetap datang menemui Hongsoon. Selama seminggu ini merupakan krisis bagi Daewoo electronics. Beberapa bagian produksi berhenti bekerja.

"Saya harus meminta maaf" ucap Direktur manager produksi Hongsoon, "perusahaan kami sudah melakukan kontrak ekslusif"
"Apa??" Direktur Manager Daewoo tidak bisa menyembunyikan kepanikannya.

Tapi siapa? Perusahaan lain mengatakan mereka dikontrak khusus oleh Hongsoon lalu siapa yang melakukan kontrak khusus dengan Hongsoon? Apa investor asing? Siapa yang bisa memberikan investasi sebesar itu? Membeli produksi chips ketiga perusahaan chips sekaligus.

"Kepada siapa kalian menjual produk kalian?"
"Kami hanya memberikan suplai barang untuk Samdae"

Samdae?
Mereka berani berinvestasi sebesar itu?? Untuk apa semua barang itu?? Kedua perusahaan chips memberikan barang mereka untuk Hongsoon, jika Hongsoon hanya menyuplai Samdae itu artinya hanya Samdae yang memiliki produksi chips di Korea.
Brengsek! Mereka memonopoli barang itu. Jika begini perusahaanku akan berhenti berproduksi.

Direktur Manager Daewoo kembali dengan tangan hampa.

"Bagaimana itu bisa terjadi!" Presdir Daewoo menggebrak meja membuat anaknya terkejut dan hanya bisa menunduk, "kenapa Samdae melakukan itu! Melakukan kontrak khusus dengan Hongsoon mungkin itu bisa terjadi tapi semua perusahaan chips itu juga melakukan kontrak khusus dengan Hongsoon yang artinya secara tidak langsung mereka dikuasai Samdae!"
"Presdir.. sepertinya telah terjadi sesuatu.. tidak mungkin Samdae memonopoli secara tiba-tiba, untuk apa mereka membeli semua barang itu? Mereka bukannya akan menjualnya untuk perusahaan saingan mereka kan?" Wakil Direktur anak pertama dari perusahaan Daewoo ikut meeting dengan adiknya yang bekerja sebagai Direktur Manager.
"Terjadi sesuatu? Tapi apa? Kita tidak pernah bermasalah dengan mereka"

Mendengar kata 'masalah' Direktur Manager langsung teringat weekend beberapa minggu yang lalu saat di club malam itu.

"Sesuatu.." dia berucap dengan tangan gemetar, "telah terjadi sesuatu"
"Apa? Apa maksudmu?" Presdir bertanya melihat tingkah anaknya yang terlihat tegang.
"Apa kau membuat masalah?" Wakil Direktur menanyai adiknya, "apa kau sudah menyinggung Presdir Samdae?"
Direktur Manager itu menoleh pada kakaknya dengan tegang, "kalian seumuran, wajar kalau kalian berinteraksi, apa kau sudah melampaui batas dan membuatnya marah??"
Presdir menunggu jawaban dari putra keduanya.
"Bu.. bukan Presdir Samdae.. tapi.. is..istrinya.. Presdir Lee"
Presdir dan Wakil Direktur berpandangan, "apa yang kau lakukan pada pasangannya?" Sang kakak mulai panik.
"Aku.. aku mengolok-olok dia karena dia gay"
"Apa yang sudah kau lakukan?! Kau tahu apa yang kau lakukan itu dapat menghancurkan perusahaan keluarga ini??" Presdir marah besar.
"Aku minta maaf aboji.." Direktur Manager itu segera bangun dan berlutut, dengan airmata dia mengakuinya, "aku tidak berpikir akan seperti ini" dia menangis seolah dia tidak pernah bersikap arogan ketika mengolok-olok Sungmin.
"Sekarang apa yang bisa kita lakukan? Kau menangis saja tidak ada gunanya, perusahaan kita akan berhenti produksi dan kita akan bangkrut!" Presdir menarik nafas berusaha menahan amarahnya agar penyakit jantungnya tidak menyerang.
"Aboji.. aboji jangan terlalu tegang, ingat jantung aboji" Wakil Direktur segera bangun mendekati ayahnya dan mendudukannya di kursi.

Direktur Manager terkejut melihat ayahnya yang mulai kesulitan bernafas, dia tidak mengira kalau tindakannya bisa berujung fatal, lebih buruk lagi jika sampai ayahnya meninggal karena tamparan kenyataan ini.

"Aku akan minta maaf.. aku akan melakukan apapun demi perusahaan ini"
"Perusahaan sudah sangat kacau dengan langkahmu yang memotong gaji karyawan begitu saja.. kalau sampai isu produksi berhenti mereka bisa keluar dan kita tidak akan punya pekerja lagi"
"Aboji..." dia hanya bisa terus menangis.
"Kau harus bicara pada Presdir Samdae, kalau perlu kau memohon padanya" ucapan Wakil Direktur seakan sambaran petir bagi Direktur Manager yang picik itu.

UnUsual MarriageWhere stories live. Discover now