Intai

85 19 5
                                    

"Hallo dan semangat pagi." Sapaku pada orang-orang yang aku temui.

"Semangat pagi, sini Sya gabung ngopi-ngopi dulu" ucap Pras teman satu team ku saat melewatinya.

"Ok, mas white coffee satu" pesanku pada pelayan sambil menarik kursi yang ada sisi kanan Pras.

"Bagaimana Sya ada email masuk tidak hari ini?" tanya Pras sambil meminun sedikit minumannya.

"Ada, klien minta kita mengawasi seseorang untuk beberapa hari ke depan. Bagaimana setuju?" jawabku sekaligus meminta pendapatnya.

"Kalau aku sih setuju-setuju saja. Siapa orang yang akan kita awasi?" tanya Pras lagi.

Akupun memberikan smartphone ku agar Pras membacanya sendiri sedangkan aku mulai meminum pesanan ku yang baru saja datang.

"Samuel Indra Natio Gunawan, mahasiswa kedokteran semester 4. Cukup menarik." Guman Pras.

"Ada informasi yang lain Sya mengenai Samuel?" lanjut Pras bertanya.

"Kalau tidak salah klien tadi pagi mengirim email lagi dan menginformasikan Samuel dkk-nya akan mengadakan kegiatan bakti sosial di salah satu desa." Jawabku cepat.

"Kalau begitu ayo segera berangkat sebelum Samuel tiba disana terlebih dulu." Ajak Pras dengan antusias.

"Tunggu biar aku habiskan ini dulu dan membayarnya." Cegahku sebelum Pras pergi.

Kamipun segera pergi ke lokasi desa yang nantinya akan dituju Samuel dkk-nya. Medan yang kami tempuh untuk bisa sampai ke lokasi cukup sulit dan jauh dari keramaian kota. Setelah sampai kami segera menemui kepada desa guna meminta izin dengan alasan melakukan liputan desa. Untungnya rombongan Samuel belum datang jadi dapat kami manfaatkan untuk mengawasi keadaan desa sekaligus meliput beberapa aktifitas dari warga agar tidak menarik kecurigaan warga.

Mungkin sekitar pukul 11.00 rombongan Samuel tiba. Samuel dan beberapa orang segera menemui kepala desa sedangkan sisanya sedang beristirahat. Kami manfaatkan waktu ini dengan berpencar untuk menggali informasi mengenai Samuel dari teman-temannya.

"Permisi, perkenalkan saya Anastasya dari majalah Harian Desa" ucapku pada 4 orang pemuda yang sudah ada dihadapan ku sambil mengulurkan tangan.

Mereka pun menoleh dan tersenyum ketika melihat ku dan segera berebut untuk bisa berjabat tangan dengan ku.

"Perkenalkan nama gue Viyo Aprian biasa dipanggil Viyo/Apri."

"Gue Roni Rean biasa dipanggil Rean."

"Gue Fakhri Shafari biasa dipanggil Fakhri/Fari."

"Dan gue Shephen." Ucap mereka secara bergantian dan tak lupa menjabat tanganku.

"Salam kenal semuanya" ucapku ramah sambil tersenyum.

"Jadi ada gerangan apa saudari Tasya yang cantik ini menemui Aprian yang ganteng ini?" ucap Apri.

"Jangan sok ke gantengan lo" ucap mereka bertiga bersamaan.

Sedangkan aku hanya menanggapinya dengan senyuman sedangkan teman-temannya mulai meledekinya.

Langkah awal dalam penggalian informasi sudah terlaksana. Tinggal bagaimana caranya mempertahankan dan mengarahkan kedekatan yang telah dibangun sebagai media penggali informasi. Selama kegiatan berlangsung tak jarang aku berbicara dengan mereka berempat meskipun diselingi dengan beberapa candaan.

"Kalau boleh tau apa alasan kalian memilih desa ini sebagai tempak pelaksanaan baksos?" tanyaku.

"Tidak ada alasan khusus kami memilih desa ini hanya rasa kemanusian dan ingin menolong sesama yang kami jadikan dasar kegitan ini." Jelas Aprian.

BOOK STORYWhere stories live. Discover now