Aku memberikan ponsel Haechan padanya.

"Untuk apa?"

Haechan tertawa,

"Aku ingin menunjukkan fotomu ketika mendengkur di wallpaperku,"

***

Setelah insiden Haechan mengetahui jika wallpapernya kuganti, dia bilang jika akan menghukumku.

Namun hukumannya sempat tertunda karena masih ada guru privatnya.

Setengah jam kemudian gurunya pulang dan dia kini mencariku.

Dia menemukanku memojok di sudut kamarku dengannya, dengan tatapan yang tidak biasa.

"Kau mau kumakan, hm?"

"Tidak tidak, ampun," aku menutup mataku tidak berani melihat tatapannya saat ini.

"Cium dulu," dia kini berjongkok di depanku dengan tatapan melembut.

"Tidak mau. Di Jeju kau sudah menciumku,"

"Aku ingin itu lagi," dia mengunciku di sudut kamar.

"Kamu engas, yak?"

Haechan mengerutkan sebelah alisnya dan melepaskan kunciannya.

"Apa itu engaseu?"

"Kau tanyakan saja pada teman laki-lakiku yang berada di Indonesia,"


Dia malah menggendongku di punggungnya dan mulai berjalan keluar kamar.

"Ehm. Bagian depanmu tidak berisi, bagaimana asupanku nanti setelah menikah?"

Bagian depan?

OH!

"Kau menikah saja sama yang berisi! Tidak usah denganku,"

Dia tetap berjalan tidak menghiraukan telapak tanganku yang melayang di bahunya,

Dia membawaku ke balkon yang cukup luas itu. Meletakkanku di lantai berkeramik putih polos.

Dia duduk di sebelahku bersandar di jendela. Sedangkan diriku yang bersandar di pagar balkon. Merasakan hembusan angin bersama di sini.

"Aku ingin bertanya lebih jelas padamu," aku hanya menggeser badanku supaya bisa berada di sebelahnya yang suka memamerkan paha mulusnya di depanku.

"Tanya apa, sayang?" ucapnya dengan menatap dan membelai rambutku.

"Kau mempunyai tipe ideal wanita?"

Haechan berhenti membelaiku dan menatapku secara mendalam,

"Aku mempunyai tipe ideal wanita. Aku menyukai wanita feminim dan berkulit putih,"

Mendengar perkataannya tentang tipe ideal 'khusus'nya yang didominasi orang berdarah Korea asli. Sedangkan diriku tinggal di Surabaya selama 7 tahun dan pindah ke Jakarta.

Feminim? Kalau orang Surabaya bilang 'begidasan' yang artinya banyak gerak/tingkah. Aku juga tidak menyukai barang-barang kosmetik dan aku susah sekali diatur untuk dipakaikan eyeliner.

"Kau pernah bilang padaku jika kau memang menyukaiku yang diriku ini berbeda sekali dengan tipe idealmu,"

"Entahlah. Aku pikir aku menyukaimu tanpa alasan. Mungkin Tuhanku tidak mengizinkanku mencintai seseorang seperti tipe idealku. Hati nuraniku berkata lain,"

Husband [Haechan NCT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang