Chapter 1 - Holy Camp

3K 60 4
                                    

"Ma, tapi aku gamau ngabisin 3 bulan di summer camp anak-anak. Mama tau kan aku punya list dan planning yang udah aku buat sama temen temen aku?" Aku mengeluh sambil bersungut.

"Liz, itung-itung buat tambahan kamu kuliah dan uang hidup kita? Lumayan kan kalo kamu dapet $25 per hari, coba dikali 99 hari. Ayo do the Math!" Mama mencoba menunjukkan sisi 'positive' dari summer camp bodoh itu.

"Kenapa MTK sih! Aku gamau!" Mukaku memerah.

"Lizzie! Jaga omongan kamu sayang, ayolah. Lagian juga Adam sama Tris ikut di summer campnya.."

"Ah iyasih. Yaudah lah.." Akupun melangkah menjauhi Mama.

Tadi malam Mama datang dengan ide paling buruk sepanjang masa. Tanpa izin dariku, Mama sudah mendaftarkanku ikut jadi pelatih di sebuah summer camp buat anak SMA, SMP dan SD. Katanya gara-gara aku suka banget berpetualang.

Iyasih, aku akui aku suka. Dan aku juga udah punya 100 hal yang aku akan lakukan bareng temen-temenku pas lagi liburan! 100 hal yang sangat mendorong adrenalin. Tapi Mama malah menghancurkan semuanya. Untung Adam sama Tris ikut, kalo enggak aku udah packing mau kabur haha.

***

Sore pun tiba, tinggal kurang lebih 17 jam lagi buat aku untuk pergi ke summer camp itu. Aku bingung mau gimana, tapi kalo dari sisi positif-nya sih aku bisa ngebuat mama seneng? Ya gapapa sih ....

"Sup?" ada line dari Adam.

L : Worst.
A :That summer camp huh?
L : Iyalah apalagi.
A : Coba liat sisi positifnya, pengalaman baru. Lagian uangnya juga lumayan.
L : Yatapikan ....
A : Sini ke rumah. Gue sama Tris mau main Jenga, ikut yok. Ngurangin stress.
L : Wait..
      Sure, 10 mins.

A : Ditunggu ya.

Dan aku pun langsung berangkat ke rumah Adam yang hanya berjarak 10 blok dari rumah.

"Adam!" Aku mengetuk pintu dengan keras.

"Lizzie?" Keluar neneknya Adam. Nenek yang selalu jadi pengganti nenekku. Karena sayangnya, nenekku sudah wafat. Neneknya Adam adalah nenekku juga.

"Grandma! Ada Adam?"

"Oh iya iya bentar ya aku panggil dulu ...," kata nenek sambil bergetar.

"Eheehh gausahh, nenek istirahat ajaa aku bisa keatas sendiri kok!!" Aku pun menuntun nenek ke kursi goyangnya yang nyaman banget. Tidak lupa kucium keningnya yang sehalus sutra itu.

"Lizzieeeeee!!!" Tris berlari dan memelukku saat kubuka pintu kamar Adam.

"TRISSSS!!! Lebay bangeet!!" Akupun menjawab sambil mendorong dia.

"Ahahah aku gasabar besok! Eh bentar. Engga. Aku males banget besok," ucap Tris sambil bermain Snapchat, membuatku ragu dia berbicara ke aku atau ke iphone-nya.

"Lo masih badmood?" Adam mendatangiku.

"OFC lah, secara mama masih ngaggep gue kayak anak kecil. Ya gak masuk akal kaaan."

"Dia melakukan apa yang dia kira benar Liz ...." kata Adam.

"Btw, Tadi aku menang 2-1 main Jenga sama Adam!! Yeeyy!" Tris kegirangan.

"Oh yea?! Ahaah Adam pecundang!! Ayo sini lawan gue paling juga kalah lagi!" Aku langung membangun menara jenga kita.

Kitapun mulai main jenga untuk berjam jam. Kita emang gitu, sekalinya kita disatukan kita pasti lupa waktu.

5 jam kemudian. Wow lama ya, 5 jam kemudian Tris pun pulang. Walaupun kita emang 'berandal' dia adalah yang paling 'alim' diantara kita. Dan udah jam 9 malam, jadi wajarlah dia pulang.

99 DaysOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz