"Baguslah, ayo,"

Mark mengambil hoodie dan topi dari kamarnya dan berjalan menuju dorm nct 127 yang jaraknya cukup dekat.

Hanya lima langkah~

Enggak, mungkin sekitar 500 meter dari dorm mereka.

"Ah, jika sudah sampai di sana aku akan menyelesaikan panggilan alamku yang tertunda tadi!"

***


"Permisi hyung! Chenle yang imut datang membawa rombongan!"

Pintu dorm dibuka oleh Johnny. Karena satpam pintu dorm adalah Johnny. Kalau Haechan datang hanya dengan satu tendangannya Haechan langsung kembali ke dormnya.

"Masuklah! Jangan lupa pagarnya dikunci!"


Anak-anak dreams duduk di sofa dengan kalemnya. Sementara yang belum menyelesaikan panggilan alamnya langsung berlari ke kamar mandi.


"Hana di mana, hyung?" kali ini Mark angkat bicara.


"Ada di kamarnya. Lantai dua. Ketuk dulu sebelum masuk, kemarin Yuta jadi korbannya. Dia masuk ketika Hana berganti baju, dan dia ditendang hingga tersungkur,"


Wajah anak-anak dreams langsung berubah menjadi asem kecut-kecut gimana gitu.

Jisung langsung menarik hyung-hyungnya menuju lantai dua.


tok tok tok


"Silahkan!"

"NUNAAAAA, JISUNGMU INI RINDU PADAMUU!!!"


Jisung langsung menyambar ke pelukan Hana,


"Icungku ya allah!! Aku kangennnn,"


Jisung melompat-lompat dan memeluk Hana erat.


"Rambut birumu sudah pudar, ya?"


Jeno yang mendengar kerusuhan di lantai dua langsung berlari ke kamar Hana,


"Kukira ada kebakaran! Aku belum selesai panggilan alam!"


Jeno kembali keluar kamar menuju kamar mandi untuk melanjutkan panggilan alamnya.


"Jeno!"


"Maaf nuna, tidak bisa diganggu gugat!"


Suasana menjadi hening setelah Jeno keluar dari kamar.

Jisung masih tidak mau melepaskan pelukannya,

Mark memelukku dari belakang, sedangkan Renjun Chenle di sampingku.

Seperti ibu dan keempat anak-anaknya, hehe.


"Kau rindu padaku nuna?" -renjun


"Aku ingin tinggal dengan nuna juga," -jisung

"Ayo nuna izinkan kami tinggal di sini, aku yang akan membayar biayanya," -chenle


"Mark kesayangannya nuna ini ternyata bisa menangis. Aku menyayangimu," -mark


Ya allah, anak anak kesayanganku

"Tidak bisa, jika kalian tinggal di sini, tidak ada yang menjaga mamah dan ayah. Sudah pasti Haechan akan mencari kalian, dan pasti juga akan mencari kalian kemari,"

"Setelah masalah selesai aku akan pulang. Percayalah padaku,"

Mereka melepaskan pelukannya dan duduk di pinggir kasur. Chenle dan Jisung berebut remot tv.

Aku turun ke bawah untuk membuat minuman untuk mereka.

"Oppa, sirupnya habis?"

"Iya, kemarin habis setelah membuat minuman untuk manager,"

Aku mengambil jaket dan pergi ke minimarket untuk membeli sirup yang sudah habis,

"Kau mau pergi ke mana?" teriak Taeil dari dapur.

"Oppa, temani aku ke minimarket, ya!"

.
.
.
.
.
.

"Barang apa saja yang sudah habis, oppa?"

"Sirup, shampo, gula, sabun cuci pakaian, dan susu kotak yang besar,"

"Donghyuckie, kau sudah membeli cemilan untuk nanti?"

Donghyuckie?

Donghyuck bukannya Haechan, yak?

Jangan-jangan,

"Cepat kita pergi dari sini! Ada Haechan di belakangmu. Jangan menoleh!"

Taeil langsung menarikku ke kasir dan berlari keluar minimarket. Terlihat dari kaca transparan minimarket Haechan dan Yoo Jae hendak keluar minimarket.

Taeil menarik tanganku untuk meninggalkan minimarket. Aku sempat menoleh ketika mereka sudah keluar dari minimarket itu.

Mata Haechan sempat mengenaliku.

Walaupun sudah berusaha menutupi wajahku dengan topi milik Chenle,

Haechanku bergandengan dengan Yoo Jae. Tangannya sudah ternodai!












Ngomong-ngomong, bukannya sekarang Haechan ke Jeju, yak?

Husband [Haechan NCT]✔Where stories live. Discover now