19. Rumput Tetangga Lebih Hijau?

Start from the beginning
                                    

Bunda memeluk Jibeom yang kini sedikit demi sedikit telah menitihkan air matanya. Jibeom menangis dalam diam. Dia tidak mau jadi orang yang iri dan dengki atas apa yang dimiliki oleh orang lain, tapi Jibeom gak mau munafik membohongi dirinya sendiri kalau dia iri dengan apa yang Jaehyun punya. Jibeom sakit karena Jaehyun dengan mudahnya bisa membantu biaya rumah sakit bundanya sementara Jibeom tidak bisa melakukan apa-apa tanpa dibantu teman-teman bundanya. Jibeom mau hidup seperti Jaehyun yang tidak perlu memikirkan uang dan bekerja keras untuk mendapatkannya.

"Hiks.. maafin Jibeom bun." isak Jibeom.

"Jibeom jangan pernah mikirin biaya untuk kehidupan kita, itu jadi urusan bunda. Jibeom harus fokus sama sekolah biar bisa masuk ke universitas biar bisa meraih cita-cita Jibeom. Jangan hidup seperti bunda atau ayah, nak, yang bisanya buat Jibeom sedih karena kita." lirih bunda.

Tangisan Jibeom pun semakin menjadi-jadi. Dia menyesal karena mengeluh tentang kehidupannya tepat di depan bundanya sendiri. Jibeom jadi sadar bahwa keluarganya memang lah keluarga yang sederhana namun dari sinilah dia mendapatkan sumber cinta dan kasih sayang terbesar di dunia ini. Hal yang terpenting bagi Jibeom bukanlah harta, namun bundanya. Karena tanpa didikan bundanya Jibeom tidak mungkin tumbuh menjadi remaja yang baik bila dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

.

Besoknya di sekolah Jaehyun berdiri di depan kelas Jibeom menunggu pemuda itu keluar dari kelasnya. Begitu Jibeom keluar dari kelas dia langsung berjalan melewati Jaehyun yang terdiam di tempatnya. Biasanya kalau Jibeom lihat Jaehyun, dia bakalan menyapa namun kali ini Jibeom mengabaikannya. Donghyun dan Joochan yang mengamati dari kejauhan hanya bisa mendesah kasar karena Jaehyun malah membiarkan Jibeom pergi begitu saja.

.

"Bong lo cegat dong Jibeom biar bisa diajak ngomong. Masa lo pasrah aja dia lewat di depan lo." rutuk Donghyun.

Gereget Donghyun sama Jaehyun. Ini istirahat kedua, dan percobaan kedua Jaehyun juga untuk mengajak Jibeom berbicara tapi lagi dan lagi dia diabaikan. Jibeom lebih milih keluar kelas bersama teman sekelasnya dibandingkan main bareng googoos.

"Gue takut." kata Jaehyun pasrah.

"Kalo lo gak minta maaf nanti dia malah tambah ngambek sama lo. Kita kan forever googoos squad, masa sih googoo 2 malah menjauh dari kita gara-gara lo doang." omel Joochan.

Joochan khawatir kalau persahabatan mereka bakalan retak gara-gara ini juga. Dan hal itu juga yang ditakutkan oleh Jaehyun. Dia sudah kehilangan Haknyeon sebagai temannya—walaupun Haknyeon tidak menganggapnya teman, dan sekarang Jaehyun tidak mau lagi kehilangan Jibeom yang selama ini baik dan pengertian kepadanya.

"Nanti deh gue coba ke rumah dia." kata Jaehyun pada akhirnya.

"Nah gitu. Please jangan musuhan lama-lama, gue yang gak enak." kata Joochan.

"Mangat Bong! Jibeom orangnya baik pasti dia mau maafin lo kok." ucap Donghyun.

Bong Jaehyun menanggukan kepalanya. Dia bersyukur mendapatkan semangat dari googoos maknaes. Semoga saja Jibeom mau memaafkannya saat dia datang ke rumahnya.

.

Berhubung rumah Jibeom ada di gang sempit, mobil Jaehyun pun tidak masuk ke dalam. Jaehyun sengaja memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dan berjalan kaki untuk sampai ke rumah Jibeom. Biasanya kalau dia mampir ke rumah Jibeom bakalan bareng Joochan dan Donghyun pakai motor, kali ini Jaehyun harus berjuang sendiri berjalan kaki menempuh jarak 200 meter ke dalam gang itu.

.

"Hah... hah.. panas banget." Siang hari ini begitu terik. Jaehyun yang capek berjalan kaki tepar begitu sampai di depan teras rumah sederhananya Jibeom. Lantas Jaehyun yang tidak kehilangan tujuannya berjuang ke tempat ini langsung mengetuk pintu rumah Jibeom agar si pemilik rumah segera membukakan pintu untuknya.

Googoo Child Squad | HIGH SCHOOLWhere stories live. Discover now