2

533 31 0
                                    

Tringggggg...

Bel alarm berbunyi, Naoki masih enggan membuka matanya.

Polar blanket tebal masih menyelimuti tubuhnya yang hanya sebatas pinggang.

Punggungnya yang lebar nampak atletis terdorong oleh biseps-nya yang berotot.

Tringggggg...

Bel berbunyi untuk kedua kalinya.

Naoki yang terdiam mulai beranjak dari tidurnya.

"Ahhhh, five minutes again please", tangannya perlahan menepuk-nepuk alarmnya

Seketika ia membuka matanya.

"Pagi bebih", suara mesra seorang wanita tepat di depan matanya.

"Eh, Shani kok kamu di sini?", Naoki yang kaget langsung terbangun.

"Kamu lupa ya, katanya mau lari bareng pagi ini?", ucap Shani sebal.

"Gezz, sorry aku lupa"

"Ya udah, buruan siap-siap, aku tunggu di bawah", Shani beranjak pergi.

Di ruang makan

"Kamu kalo emang lagi padet schedule-nya, nggak usah main basket dulu deh, waktunya buat istirahat aja", Ujar Shani sambil menyodorkan sepiring sandwich.

"Kemarin anak-anak ngajakin main, kan udah lama juga nggak main bareng karena pada sibuk"

"Iya deh. Oh iya beibh, ntar siang aku pengen ngajakin kamu ke suatu tempat bisa kan?"

"Ya ntar aku liat schedule dulu ya" jawab Naoki sambil mengunyah sandwich-nya

"Hmm, tomatnya dimakan"

"Hehe, aku nggak suka tomat, rasanya ngeri", gurau naoki sembari menepikan tomat yang ada di lapisan sandwichnya

"Kamu tuh ya, pokoknya dimakan, jaga pola makan sehatnya dong, ntar kamu sakit lagi"

"Iya beb, nanti aku makan, nanti ya"

Shani dan Naoki sudah bersama sejak masih kecil, namun baru 3 tahun terakhir mereka berpacaran.

Orang tua mereka pun setuju seandainya mereka ingin melanjutkan ke hubungan yang lebih serius.

Tapi, Naoki masih enggan untuk membahas tentang pernikahan.

Naoki dan Shani yang telah berangkat lari pagi saling bercanda di sepanjang jalan.

"Bebih, emangnya nanti kamu mau ngajakin kemana?" tanya Naoki yang berlari perlahan beriringan di sebelah Shani.

"Ada deh, ntar kamu juga tau"

"Ihh, kok pake rahasia-rahasiaan sih, jadi penasaran nih"

"Pokoknya, nanti kamu bakalan terkejut deh"

"Iya iya, nurut aja deh sama nyonya besar"

"Hmm, nyonya besar kapan jadi Nyonya Prasetya?" goda Shani.

Naoki hanya terdiam, ia tak bisa berkata-kata saat Shani mulai mengarahkan pembicaraan yang membuatnya bimbang.

"Sabar aja ya bebih. Eh aku pengen ke air mancur sana aja deh"

"Kita keliling taman dulu lah"

"Males ah, kalo keliling ntar banyak cewek yang ngelirik kamu rela, beibh"

"God, Tuan muda Naoki yang tertampan, hamba ini ingin keliling dulu ya, awas jangan ganjeni ibu-ibu yang lagi senam"

"Ayey kapten, aku nggak bakalan nakal deh", jawab Naoki dengan wing dan oke sign-nya

Naoki melambaikan tangan ke arah Shani yang kian menjauh.

Naoki berlari perlahan ke arah air mancur di tengah taman.

Dari balik semak-semak rimbun ia tak memperhatikan ada sepeda melaju ke arahnya.

Cciiiitttt....

Naoki tercengang. Roda sepeda berhenti tepat di hadapannya.

Ia tertegun sejenak memandangi seorang gadis yang duduk di sepeda itu.

"Lho, yang kemarin kan?" ujar naoki kepada gadis itu

"Oh, kamu lagi" gadis itu melepas sebelah earphone-nya

"Lo kemarin nggak apa-apa kan? Nggak ada yang sakit kan" tanya Naoki sedikit cemas

"Ya, aku nggak apa-apa kok, aku permisi dulu ya"

"Oh, oke, hati-hati di jalan" pesan Naoki

Gadis itu hanya membalas Naoki dengan senyuman kecil.

Lagi, Naoki merasakan ada sesuatu saat bertemu dengan gadis itu.

Dengan sedikit malas ia meneruskan langkahnya menuju air mancur di tengah taman.

Setiap kali bertemu gadis itu, tubuhnya serasa lelah.

Pikirannya mencoba perlahan memecahkan teka-teki rasa yang menyentuhnya.

"Kayanya harus minta alprazolam (ngawur yha ini) lagi deh ke Andra"

Naoki menekuk tangan kanannya menutupi keningnya, cahaya matahari yang kian meninggi terasa begitu menyilaukan.

Ia tak mempedulikan suara lalu lalang orang di sekelilingnya.

Ccesss...

Sesuatu yang dingin menempel di pipi Naoki.

"Minum dulu gih" Shani menyodorkan minuman dingin ke pipi Naoki.

"Bebih" Naoki yang membuka mata langsung memeluk Shani.

"Eh, kamu kenapa bebih? Kamu nggak enak badan?" tanya Shani khawatir.

"Enggak kok, akhir-akhir ini aku ngerasa gampang capek aja"

"Kamu mau aku temenin check up?"

"Nggak usah lah, paling cuma butuh istirahat sebentar"

"Kalo tahu gitu kan tadi nggak jadi lari aja"

"Aku nggak apa-apa, beb. Its okay"

"Ya udah, habis minum sama istirahat bentar kita langsung pulang aja ya,"

"Iya", Naoki meneguk air mineral perlahan

"Hmm, beb" tanya Naoki

"Apa?"

"Besok kita sepedaan aja ya?"

"Hah? Kamu kan nggak suka sepedaan? Kenapa tiba-tiba pengen sepedaan?

"Lagi pengen aja, kayanya asik deh naik sepeda gitu"

"Iya deh terserah kamu" Shani menjawab ragu karena terheran

Shani tersenyum kecil, dia hanya bisa mengiyakan saat Naoki mulai bersikap manja seperti anak kecil.

Dalam hatinya, ia tak bisa menolak ataupun memaksakan sesuatu ke Naoki.

Ada hasrat yang membuatnya untuk terus ingin mendampingi Naoki.

Cinta dan kekhawatiran yang mungkin melebihi apa yang Naoki tahu.

TBC

Shooting HeartWhere stories live. Discover now