Jarak Memecahkan Segalanya

104 7 5
                                    

Saat ini aku menduduki kelas 9 SMP di sekolah Pelita Jaya. 9 Maret 2012, tepat di tanggal itu, aku membuat janji dengan laki - laki yang sangatku cintai dan laki - laki itu juga telah merubah hidupku. Nama laki - laki itu adalah Martin. Martin adalah anak yang baik hati dan cerdas, walaupun ia memiliki geng yang nakal tetapi ia termasuk anak yang paling baik diantara teman - temannya. Orang tua martin telah bercerai sejak ia berumur 2 tahun. Saat ini, ia tinggal bersama dengan ibunya. Aku dan Martin telah menjalani hubungan selama 2 tahun. Dua bulan lagi, kami akan menghadapi Ujian Nasional dan saat masuk SMA, kami akan pisah sekolah karena Martin harus mengikuti ibunya yang bekerja di Singapura, tapi ia berjanji akan bertemu kembali setelah kami sama - sama lulus SMA dan ia juga berjanji akan sering memberi kabar melalui sosial media atau email atau apapun.

Kami telah melewati hari - hari yang indah bersama - sama selama kurang lebih 3 tahun. Dan besok, tepat dimana aku terakhir kali akan bertemu dengan Martin, sebab besok kami akan melakukan Ujian Nasional yang terakhir. Kenangan yang telah kami lewati bersama - sama tidak mudah terlupakan dan hilang dari pikiran ku, tapi aku takut saat disana Martin berubah dan ia akan melupakanku. Aku bimbang, apakah semua ini akan berakhir sampai hari ini saja, hanya karena sebuah jarak yang memisahkan kita?. Jarak yang jauh mungkin membuat kami sulit bertemu, tapi semua kenangan indah yang telah kami lewati bersama - sama tidak akan pernah terlupakan dan akan selalu tersimpan di memori otakku.
Selesai Ujian Nasional, Martin diminta untuk langsung pulang ke rumah karena pada hari itu juga ia akan segera berangkat ke Singapura. Sebelum Martin beranjak pulang, kami betemu dulu di taman belakang sekolah. Disitu, Martin membuat janji bahwa ia akan kembali ke Indonesia untuk bertemu dan segera melamarku dan ia juga berjanji kalau dia tidak akan melupakanku. Di taman itu, Martin memberikan aku sebuah gantungan kunci yang bertuliskan "i will miss you my love and i will take care of you even though we are far". Mungkin kata - kata itu membuatku tersentuh, tapi kepergian Martin yang begitu lamalah yang membuatku menjadi sedih dan galau. Apakah aku bisa menjalani hari - hari tanpa Martin disisiku?. Aku harus bisa meyakin diriku bahwa aku bisa, aku akan selalu menunggu Martin sampai ia kembali ke Indonesia.

Tiga tahun telah berlalu. Hari - hari yang ku jalani selama ini terasa biasa saja, walaupun banyak lelaki yang mencoba untuk mendekatiku, tapi hatiku masih untuk Martin seorang. Besok, tanggal 25 Januari 2015, tepat ditanggal dan bulan itu aku bertemu dengan Martin untuk pertama kalinya setelah sekian lama kita tak bertemu. Aku sudah tidak sabar menanti hari esok. Perasaanku campur aduk, aku takut saat bertemu Martin ternyata dia sudah memiliki pasangan hidup, tapi aku yakin dia adalah sosok pria yang setia dan tidak pernah ingkar janji. Aku kangen dengan semua hal - hal yang pernah di lewati bersama. Bisa dibilang aku kangen semua kenanganya bukan sama orangnya hahaha :), tapi enggak kok aku juga kangen sama Martin, apalagi kami sudah lama tidak bertemu dan kami juga tidak bisa selalu memberikan kabar karena tugas kuliah yang banyak.
25 Januari 2015, aku sudah bersiap - siap untuk pergi ke taman tempat kami membuat janji untuk bertemu kembali. Kami janjian di taman itu pukul 08.30. Tepat pukul 08.00, Aku telah sampai di taman itu, tapi tidak terlihat sosok Martin di sekitar taman itu. Aku langsung duduk di kursi yang ada di pojokan taman dan mencoba untuk menelponnya, tapi ia tidak mengangkat teleponku. Awalnya aku mulai khawatir takut terjadi apa - apa, tapi aku yakin Martin baik - baik saja. Tiga jam telah berlalu dan Martin pun tak kunjung datang sampai akhirnya aku mendengar suara mobil berhenti. Saat pintu mobil itu dibuka, aku melihat seorang laki - laki dan seorang perempuan berjalan ke arahku. Ku kira itu bukan Martin, ternyata itu Martin dan sekarang ia telah menggandeng seorang wanita cantik dan fashionable, jika dibanding denganku, aku pasti kalah, penampilanku juga berbeda sekali dengan wanita itu.

Saat melihat mereka bergandengan tangan, hatiku benar - benar hancur. Awalnya aku ingin menangis tapi ku pikir buat apa aku menangis, ku kira ia akan selalu setia denganku, tapi ternyata itu semua tidak benar. "Hai, udah lama ya nunggunya, sorry ya telat tadi macet parah. Udah lama ya kita ga ketemu. Kamu kelihatan cantik sekarang." kata Martin kepadaku dengan ekspersi polosnya dan senyum manisnya. Apa ia lupa dengan semua kata - kata yang pernah ia lontarkan padaku dan apa ia lupa dengan janjinya. "Hai.... ga kok baru aja dateng. Makasih, kamu juga kelihatan lebih ganteng. Itu pacar kamu?." kataku dengan tersenyum dan seakan - akan aku tidak kenapa - kenapa. "Iya. Kami sudah bertunangan di Singapura dan dua bulan lagi kita akan menikah. Kamu jangan lupa datang ya hehehe" kata martin sambil tersenyum ke arah tasya. "Wow.... cepet juga ya hehe. Selamat ya semoga kalian langgeng sampe kakek nenek. Iya nanti aku pasti datang kok" kataku sambil menahan air mata yang sudah mau keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jarak Memecahkan SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang