Apa yang harus kulakukan?

12 2 7
                                    

"Aaaaa~"
Teriakan Park Nayeon, perempuan berusia 17 tahun mengagetkan beberapa orang di sekitarnya. Teriakan Park Nayeon itu membuat salah satu laki-laki memarahinya,
"Yaaaaaaa!!! Bisakah kau diam?? Kau menggangguku, apa tidak lihat aku sedang belajar?? Huh??? Dasar perempuan aneh." ujar laki-laki tersebut.
Park Nayeon merasa bersalah dan langsung minta maaf, namun laki-laki tersebut memasang wajah datar dan langsung pergi.
Pagi hari itu memang hari yang menyebalkan bagi gadis yang berwajahoval dan berkulit putih itu. Dia berteriak karena dia merasa lelah dengan kehidupannya. Hidup sederhana dengan seorang ibu yang mengidap sakit parah di rumah sakit. Ayahnya sudah lama pergi meninggalkan dia dan ibunya. Park Seung Hyun, ayahnya, mengetahui Park Min Ah, ibunya, sangit parah. Sungguh ayah yang tak bertanggung jawab terhadap keluarga.

Park Nayeon berjalan menyusuri terowongan yang berada di sekolahnya sendirian sambil memikirkan bagaimana harus membiayai rumah sakit ibunya. Membiayai rumah sakit ibunya? Makan dan membayar sekolah saja susah.
Dia hanya bisa menghela nafas panjang. Dia pun kaget tatkala ada seseorang yang mengagetkannya.
"Park Nayeon!" panggilnya dengan nada tinggi sambil menyentuh bahu Park Nayeon. Park Nayeon pun kaget bukan main, dia pun langsung memutar balik badan sambil mengelus dadanya karena kaget.
"Haah...ternyata kau Kim Eun. Kau mengagetkanku saja." ucap Nayeon Yang terus mengelus dadanya.
"Hahahaha...kau melamunkan apa saja sih, sampai kaget sekali seperti itu."
"Ahh...tidak apa-apa."
"Benarkah?" tanya perempuan cantik tersebut dengan menyipitkan matanya karena penasaran.
"Iya, aku tidak apa-apa." balas Nayeon singkat

Ternyata Park Nayeon belum menceritakan apa yang dialaminya kepada teman baiknya itu. Ingin sekali dia menceritakannya agar Hatinya sedikit lega, tetapi diurungkannya. Bel pun berbunyi yang menandakan kelas akan dimulai. Beberapa jam pun berlalu, jam istirahat datang, Nayeon yang ditemani oleh teman sebangkunya, iya siapa lagi kalau bukan Choi Kim Eun. Mereka berdua berjalan menuju kantin untuk mengisi perut masing-masing yang sedari tadi selalu berbunyi karena lapar.
"Ayo cepat Nayeon, aku sudah lapar. Kau berjalan seperti siput saja, lambat." ledek Kim Eun.
Nayeon hanya tersenyum tanpa membalasnya. Mereka berdua pun memesan makanan, sambil menunggu makanannya datang, mereka berdua asyik berbicara, sampai percakapannya mereka terhenti karena ponsel Park Nayeon berbunyi yang menandakan ada panggilan dari teleponnya. Gadis polos itu pun menjawab panggilan itu, Nayeon pun membelalakan matanya karena kaget.

Greatest GiftWhere stories live. Discover now