Chapter 1 - New World

8 0 0
                                    

Malam, mungkin sebagian orang akan memilih untuk beristirahat di kasur yang empuk. Tapi itu tidak akan berlaku untukku. Aku masih memikirkan sebuah kalimat yang diucapkan oleh seorang laki-laki yang secara tidak sengaja kudengar.

"Kita akan berkumpul di hutan apung pertama, pastikan untuk membawa peralatan tempur seperti biasa. Dan... Oh! Jangan sampai lupa untuk memastikan partner tunggang kalian tetap sehat!" begitulah kata-katanya pada beberapa orang yang ada disana.

Aku tak bisa beristirahat dengan tenang hari ini, hanya karena kalimat itu? Konyol bagiku untuk memikirkannya. Aku pergi ke balkon rumahku sembari melihat keluar. Seperti sedang berkhayal, keadaan langit sangat membingungkan bagiku! Bulan yang bersinar sangat terang di malam purnama ini tertutupi oleh awan-awan hitam. Apa? Tak ada yang anehkan? Yah... Tak ada yang aneh sampai terlihatnya tiga buah pulau yang mengapung disana. Mengapung? Baiklah, ini bukan seperti istana melayang yang ada di anime SAO, kau tahu mengapa? Karena bentuknya tak sekeren itu. Ada sesuatu yang membuatku heran... Apa orang-orang tidak merasa terganggu atau pun penasaran dengan pulau ini? Yang kulihat adalah, segerombolan orang yang masih asyik mengadakan pesta di tepi jalan, tepat dibawah pulau itu. Akupun memanggil ayahku yang memang kebetulan belum tidur. Aku menghampirinya dan mengajaknya kebalkon kamarku dan seperti dugaanku, pulau itu masih ada. Anehnya, ayahku malah bertanya seperti tidak ada apa-apa disana.

"Apa yang ingin kau tunjukkan Jack? Ini sudah tengah malam, pergilah tidur atau kau akan terlambat besok"
Ayahku hendak pergi setelah mengucapkan kalimat itu.

"Tunggu! Apa ayah tak melihat apa-apa disana?! Aku akhirnya mengeluarkan suara dengan nada yang agak kesal.

"Apa kau tak melihat pulau sebesar itu mengapung dibawah sinar bulan?!" lanjutku dengan nada yang sama.

"Hah? Pulau? Mengapung? Kau terlalu banyak menonton film yang tidak senonoh, Jack. Jika kau masih saja berkhayal seperti ini, maka orang-orang akan menganggapmu gila. Dan mulai besok, ayah akan menyita semua film, laptop, game sekaligus handphonemu setidaknya sampai kau selesai ujian"

"..... Oke" Hanya itu yang keluar dari mulutku. Tak ada yang bisa kubantah dari kalimat itu, karena memang benar... Orang akan menganggapku gila. Ayah sudah pergi dari kamarku, aku pun memutar tubuhku kearah pulau itu. Masih ada... Pulaunya masih ada... Apa yang harus kulakukan? Kepalaku mulai pusing, tidur? Itu mungkin solusi terbaik.

SKIP TIME~

Seperti biasa, aku pergi ke sekolah ku. Umur 16tahun memang masih remaja yang banyak berkhayal, begitulah menurutku. Aku menyimpulkan seperti itu karena aku tahu, pagi tadi saat aku bangun... Tak ada yang namanya pulau apung... Tak ada yang namanya dunia fantasy.
Hari ini ada pertukaran di kelasku, pertukaran murid untuk ulangan sebelum ujian maksudku... Anak-anak dari kelas XI.A banyak pindah ke kelasku, XI.B.
Aneh bukan? Dan yang lebih membuatku penasaran adalah segerombolan laki-laki kemarin pindah ke kelasku juga! Mereka duduk di pojok kanan paling belakang, hal itu membuatku pindah duduk ke sebelah mereka. Aku berpura-pura memasang earphone ditelingaku, walaupun tak ada musik apapun yang ingin kuputar.

"Hei, Walkie! Kemarin kau asal tembak saja kan?! Bajuku kena tahu! Padahal itu kan baju kesayanganku! Ganti rugi! " kata salah satu laki-laki. 'Walkie? Apa itu namanya?' pikirku.

"Aku tak sengaja! Mengapa kau mendendam begitu sih?! Dan kenapa aku yang disalahkan?! Mahluk itu rivarer kelas 1! Kau harus mengerti siapa lawanmu saat itu! Dasar anak manja!" balas lelaki yang dituduh tadi, yang terduga bernama Walkie.

"Apa kau bilang?! Dasar 'Hunter' sok hebat!"

"Grrrrrrrr..... Diam!" Guru pun masuk dan langsung melerai mereka yang hampir berkelahi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hunter's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang