New Life

636 40 10
                                    

***

Kaki-kaki lincah itu berjalan dengan cepat menuruni bus yang sedari tadi ia naiki, pemuda berparas cantik itu pun menyipitkan matanya saat melihat sinar matahari pagi yang cukup menyilaukan untuknya.

Tapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berjalan dengan santai ke arah gedung pencakar langit yang tertinggi nomor dua di Shanghai.

"Selamat pagi paman Huang." sapa pemuda cantik itu dengan riang kepada seorang penjaga pos di depan kantor yang akan ia masuki.

"Oh, selamat pagi Yaowang." jawab penjanga pos itu saat ia melihat siapa yang menyapanya.

Pria paruh baya itu pun berjalan ke arah Yaowang, atau Lucas. Nama pria cantik itu.

"Ini ada sesuatu untukmu."

Lucas memandang setangkai bunga mawar merah yang berada di genggaman pria separuh baya itu dengan bingung.

"Ini untukku?" tanya Lucas.

"Iya, dari seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya."

"Oh, terima kasih."

"Semoga berbahagia."

meskipun masih bingung dan penasaran, Lucas pun akhirnya menerima bunga itu dan membawanya masuk ke dalam kantor. Ia akan mencari tahunya nanti.

"Selamat pagi Lucas~ ini untukmu~."

Lucas kembali dibingungkan dengan seorang scurity yang juga memberinya setangkai bunga mawar yang sama.

"Ini dari siapa?"

"Nanti kau juga akan tau. Semoga berbahagia."

Kata-kata itu lagi, semoga berbahagia, bukannya bahagia, kemungkinan besar Lucas malah akan mati penasaran karena hal ini.

Jujur saja, ia tidak mempunyai pikiran sama sekali, siapa yang memberinya bunga seperti ini, ia tidak mempunyai kekasih.

Memang, dia mempunyai seseorang yang ia cintai, tapi ia tidak akan berani berharap jika yang memberinya bunga ini adalah orang itu, karena, yaah, sepertinya hal itu cukup mustahil.

Lalu tiba-tiba terlintas di pikirannya, seorang laki-laki menyebalkan yang selalu mengganggunya, laki-laki itu mengaku jika ia sangat mencintai Lucas, tapi Lucas tidak pernah seditpun menaruh hati padanya, sehingga pria itu selalu mengganggunya agar mendapatkan perhatiannya.

Lucas memandang dua tangkai bunga di genggamannya dengan bimbang, mungkinkah bunga ini dari pria menyebalkan itu?

Oh, tunggu, pria? Ya pria, mungkin hal ini akan terlihat aneh jika seorang pria memberikan pria lain setangkai bunga. Tapi, ayolah, jaman sudah berkembang, dan siapapun boleh saling mencintai, hal ini sudah lumrah di mata masyarakat.

Lucas pun mencintai seorang laki-laki yang sama sepertinya, jadi jika ada pria yang menyatakan perasaan padanya, ia tidak pernah menganggapnya aneh. Karena ia sendiri pun demikian.

"Hai sayang, ini ada kiriman untukmu."

Lucas tersadar dari lamunannya saat seorang wanita separuh baya dengan pakaian cleaning servisnya juga memberikannya setangkai bunga.

"Ehh, bibi juga diminta memberikan bunga padaku??" tanya Lucas bingung.

"Tentu saja. Ini terimalah, semoga berbahagia."

"Tunggu, bibi, siapa yang memberikan ini?"

Lucas menghela nafasnya dengan kasar saat bibi cleaning servis itu tidak menyahuti pertanyaannya dan malah berlalu dengan santainya meninggalkannya yang masih kebingungan.

RED STRINGWhere stories live. Discover now