Episode 4: Awal Malam yang Panjang.

Start from the beginning
                                    

"Maa~ sudah waktunya kau pulang, anak kecil sepertimu jangan berkeliaran sendirian malam-malam di hutan."

"Mou! Jangan memperlakukanku seperti anak kecil!"

"kau itu memang masih bocah, Jaa neh~"

Naruto mulai berjalan menjauh meninggalkan Konohamaru yang mencak-mencak karena dikatai bocah. Anak laki-laki dengan rambut hitam itu menghela nafas malas sebelum kini tatapannya lurus pada punggung cucu dari Kurama sang rubah ekor sembilan.

"Ah~ aku penasaran, siapa yang bisa membuat Naruto-nii-chan berwajah seperti itu."

...

Pukul sebelas malam di depan gerbang Konoha High School, Hinata dan Tenten sudah berdiri di sana.

Tenten mengenakan celana pendek selutut dan baju lengan panjang dengan garis merah tua di sekitar leher dan pergelangan tangan.

Sementara Hinata memakai jaket yang biasa ia kenakan dengan celana panjang berbahan kain berwarna biru gelap.

Setelah menunggu beberapa lama, dari arah kanan Hinata terlihat Sakura yang berlari menghampiri mereka berdua. Gadis merah muda itu, mengikat satu rambut panjangnya serta mengenakan sweater merah marun dengan celana hotpants hitam.

Tak butuh waktu lama setelahnya, Shikamaru, Kiba dan Sasuke datang menghampiri ketiga gadis tersebut.

"Mou~ kau yang mengatakan kita kumpul jam sebelas, kenapa baru datang setengah jam kemudian?" Sakura berkacak pinggang sambil menatap Kiba sebal.

Pemuda dengan rambut coklat itu mengerucutkan bibirnya, "Bukan hanya aku yang telat, kenapa Shikamaru dan Sasuke tidak kau marahi?"

"Karena semua ini idemu Kiba."

"Sakura, kau hanya datang lebih cepat lima belas menit dari mereka." Tenten melirik gadis merah muda itu datar.

"Eh, benarkah? Hehehe..."

Hinata tertawa kecil melihat kedua temannya, sementara Shikamaru menguap bosan dan melirik temannya. Di sampingnya Sasuke memasang wajah datar lalu melirik jam tangannya sebelum kembali memasukkan tangannya pada saku celana jeans hitamnya.

"Hei! bisa kita segera masuk? Aku ingin cepat pulang dan tidur."

"Kya~ Sasuke dengan baju bebas!"

Remaja dengan celana panjang serta jaket dengan tudung berbulu menunjuk tepat di hidung Sasuke. "Oi! Tidak akan ada keseruan jika kita masuk dan langsung pulang tanpa menjelajah sekolah, Sasuke!"

Remaja dengan rambut serta mata sehitam malam itu melewati Kiba dan langsung memanjat pagar sekolah. "Kalau begitu cepat masuk," ujarnya dari balik pagar.

Kiba menghela nafas kesal, dia tidak bisa membantah perkataan Sasuke. Remaja pecinta anjing itu segera melompati pagar yang langsung disusul Shikamaru setelah sempat mengeluh dengan kata-kata favoritenya. Sakura yang semula sibuk berceloteh tentang betapa kerennya Sasuke melompati pagar, segera mengikuti Tenten dan Hinata yang terlebih dahulu pergi meninggalkannya.

Keadaan sekolah saat malam hari begitu sunyi, sepi dan cukup menakutkan. Setelah mereka memasuki halaman sekolah, Kiba segera memberikan senter kepada Shikamaru dan Sasuke. Mereka berenam akan berpasang-pasangan menuju ke lantai tiga di mana cermin es berada.

Kiba bersama Hinata berjalan di depan, Shikamaru bersama dengan Tenten lalu Sakura dengan Sasuke. Pemilik jaket berwarna coklat kayu itu melirik sekitarnya yang sepi sebelum menatap Kiba dan Hinata di depannya.

"Saa~ bagaimana kalau kita mengecek kamar mandi perempuan terlebih dahulu? Siapa tahu ada hantu Hanako* di dalam!" Kiba tiba-tiba berseru penuh semangat membuat Hinata yang berdiri di sampingnya terlonjak kecil.

The Red Fox [NARUHINA]Where stories live. Discover now