Pausuka Jendra Choi telah sampai pada medan pertempuran , yap kota Queback. Dulunya kota ini merupakan kota yang subur dan makmur , kota ini juga masuk kedalam pemerintahan Yixing. Hingga pada tahun 983 kerajaan Kuta melakukan ekspansi besar besaran untuk memperluas wilayahnya , dan kerajaan Yixing pada saat itu tidak mampu untuk mempertahankan Queback , kini Queback menjadi basis kemiliteran kerajaan Kuta didaerah selatan .

Untuk mengambil kembali kota Queback bukanlah hal yang mudah apalagi kota ini adalah basis pertahanan kemiliteran Kuta baigian selatan , dan hal yang dilakukan Jendral Choi bisa dikatakan bunuh diri.

"Ah... sudah lama sekali kita tidak berjumpa Queback" ucap Jendral Choi pelan , yang sengaja dia tunjukan untuk dirinya sendiri. Seluruh pasukan telah memasuki kota Queback , namun tidak ada satupun pasukan Kuta yang mereka dilihat sampai pada saat mereka masuk kebagian terdalam masih belum terlihat seorang pun pasukan Kuta , semua perajurit merasa bingung dengan apa yang terjadi sekarang " Jendral kita telah memasuki bagian terdalam kota namun tak satupun terlihat pasukan Kuta disini" ucap seorang panglima "apa ini semua jebakan jendral ?" ujar salah seorang panglima lainya " jika ini semua jebakan , dari mana mereka tau bahwa kita akan menyerang mereka?" tanya Jendral " semua pasukan kita mundur ,ini jebakan" perintah sang Jendral dengan suara keras dan langsung mengisyaratkan untuk segera mundur. Ketika mereka hampir sampai pada gerbang kota mereka dikejutkan dengan banyaknya pasukan Kuta yang telah menunggu mereka dan siap menyerang.

Pertempuran sengit tak bisa dielakan lagi , rasa pesimis datang menyerang Jendral Choi setelah mengetahui mereka kalah jumlah dari pasukan Kuta. Namun bukan Jendral Choi namanya jika ia tak melakukan perlawanan yang membuat pasukan Kuta gentar ,menurutnya apalah arti dari banyaknya pasukan yang ia bawa karena baginya jumlah pasukan bukanlah sesuatu hal yang penting , toh dulu juga Ia hanya membawa sedikit pasukan untuk membebaskan kota Silla , namun Ia lupa pasukan Baekje Tidak sekuat pasukan Kuta .

Satu persatu para perajurit bergelimpangan entah itu dari pasukan Kuta ataupun dari pasukan Yixing , tubuh Jendral Choi pun telah dipenuhi banyak darah , matanya pun menyiratkan rasa kegelisahan karena banyaknya pasukan Yixing yang tewas , " HIDUP... YIXING HIDUP YIXING....."ucap nya seraya memberi semangat pada pasukannya . tiba tiba saja seorang panglima besar Kuta datang menyerangnya namun segera ia pertemukan pedangnya dengan pedang panglima tersebut " wahhh wah ternyata kau tak sedikitpun berubah ya Jendral Choi , kau masih terlalu percaya diri dan sombong" ucap panglima Kuta tersebut " ah.... Kau rupanya Kyungsoo .sudah lama bukan pedang kita tak bertemu" ucap jendral Choi "kali ini aku tak akan main main untuk membunuhmu Choi" ujar Kyungsoo sembari menghenuskan pedangnya " aku bahkan tak pernah menganggap mu main main" sarkas Jendral Choi sembari menghandle serangan Kyungsoo , mereka berdua sama sama hebat dan mereka sadar bahwa lawannya ini bukanlah orang yang mudah untuk dikalahkan.

Tang...

Suara pedang Jendral Choi terjatuh akibat serangan panglima Kyungsoo "oh liatlah sekarang pedang mu terjatuh" nada meremehkan keluar dari mulut Kyungsoo . Jendral Choi memperhatikan kesekelilingnya betapa banyaknya pasukannya yang gugur "isss... apa yang harus aku lakukan , pasukan ku banyak yang gugur dan luka luka jika begini pasukan ku telah kalah" . ia pun segera menendang kuda yang ditunggangi Kyungsoo berharap itu dapat memberikan ia waktu untuk pergi meninggalkan medang pertempuran.

Dengan secepat mungkin dia pacukan kudanya agar segera kabur dari medan pertempuran , namun Kyungsoo masih saja terus mengikutinya. Hingga ia sampai pada sebuat tebih yang dibawahnya merupakan danau yang terkenal dengan kisah danau tersebut dapat mengabulkan semua harapan "danau ??? bukankah ini danau yang terkenal itu ?"

" hai Choi mau kemana lagi kamu ? menyerahlah dan berikan kepalamu untuk Kuta hahahaha......" ucap Kyungsoo yang menyadari bahwa lawanya telah terkepung.

Jendal Choi langsung turun dari kudanya dan segera berlari kearah danau tersebut dan menyeburkan diri"jika memang danau ini dapat mengabulkan permintaan , tolong bawa aku ketempat yang jauh" pinta Choi.

Seoul 2017

Brak...

"apa ini ?" ucap seorang prempuan yang melihat banyaknya berkas dimejanya

"ini adalah semuah file yang harus kamu pelajari untuk sidang sinin depan" ucap seorang lelaki yang tadi memberikan berkas berkas tersebut.

Prempuan tersebut segera mengambil salah satu file untuk dibaca "kasus perselingkuhan ? aku kan sudah bilang senior bahwa aku tidak mau meneriman kasus perselingkuhan" ujar prempuan tersebut .

"Yerin kamu tuh seorang pengacara , kamu harus siap menerima segala macam kasus" ujar lelaki tersebut yang merupakan seniornya.

"sudahlah jika kamu tidak mau menerimanya , silakan kirimkan saya surat pengunduran diri kamu" lanjut lelaki tersebut dan langsung meninggalkan wanita tersebut

"ne ne senior , saya akan mempelajarinya" ucap Yerin dengan lesu dan senyum palsu diwajahnya.

"Astaga............. Kenapa banyak sekali file yang harus dibaca , padahal cuman sebuah kasus perselingkuhan." Ujar Yerin dengan dengan lesunya " jika begini aku harus lembur malah ini . ah tidakkkkkkkk malam ini aku ada janji kencan buta" ucapnya sambil melihat jam yang sudah menujukan pukul 6 sore

Dert dert dert .......

Dengan segera Yerin langsung mengangkat telponnya yang sedari tadi bergetar

" halo"

"............"

"ah iya tidak papa"

"........................................................"

" jangan merasa tidak enak , saya juga tidak bisa bertemu saat ini"

"............................."

"ah baiklah"

Tut tut

"ish... ahhh lapar......"keluh Yerin dan langsung membereskan semua file yang berada dimejanya .



       

Gua berharap semogalu suka sama cerita gua Terimakasi 


   SEE YOUUUUUU :*


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 15, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Black MoonWhere stories live. Discover now