Dan dia membawa sekeranjang yang penuh dengan snack dan keranjangku hanya separuh terisi.

"Kau membeli sebanyak itu? Jika uangku tidak cukup kau harus membayarnya. Oke?"

"Tetapi aku tidak membawa uang sama sekali,"

Aish, jinjja.

Aku membawa 40.000 won dan tersisa hanya 1.000 won. Dia gemar menghabiskan uangku.

Sebulan yang lalu, dia mengajakku ke sum market dan dia dengan santainya tanpa memakai penyamaran.

Apa yang terjadi? Tidak ada fans karena beruntung.

Dia menjanjikanku membeli semua yang kubeli dan ternyata dia lupa membawa uangnya.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Hyung! Aku bawakan kalian snack!"

Snack itu dibagikan ke Mark dan Winwin setelah menguras banyak uangku.

"Woah! Terima kasih banyak!" Mark langsung mengambil sebungkus keripik dan sebotol susu.

"Apakah aku juga mendapatkan snack?" Takutnya kalau ketiga orang itu menghabiskan semua snacknya dan aku tidak mendapatkan snack sama sekali,

"Kau hanya mendapatkanku saja,"

Dia langsung mematung karena Winwin terkejut dan menatapnya,

"Ah, hyung. Haechan hanya suka sekali menggoda Hana,"

Winwin langsung melanjutkan aktivitas memakan snacknya ketika Mark berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ehm, tidak apa-apa. Lagipula aku tahu kau menyukai Hana. Benar bukan?" ujar Winwin dengan cengiran khas ontanya.

Aku langsung berlari ke belakang tembok untuk melarikan diri dan juga menguping.

"I-itu, karena aku suka menggodanya,"

Jadi dia selama ini?

"Apa maksudmu?"

"Hyung, tetapi jangan beritahu member yang lain, sewaktu pertama kali ayahnya menjadi manager nct dream, aku menyukai matanya. Matanya mirip sekali dengan ibuku. Karena aku sangat merindukan ibuku, aku selalu melihat matanya,"

"Mungkin karena aku terlalu sering melihat matanya, aku menyukainya,"

Puisi yang indah, Lee Haechan. Belajar dari mana?

Mark sama Winwin diam, masih fokus mendengarkan puisi Haechan.

Bukan puisi, hahaha.

"Aku takut kalau ada fans yang mengetahui ini dan berniat mencelakakan dia. Karena itu aku tidak berani berbuat apa-apa dengannya ketika akan perform. Aku bersikap seolah dia hanya anak dari manager,"

***


Saat Winwin pamit pulang yang sebelumnya diakhiri dengan Haechan akan mentraktir snack pada Winwin untuk tidak membocorkan rahasia Haechan,


"Sudah selesai berpacarannya, nuna? Ternyata Haechan romantis juga, hehe" Ujar Jeno, dia mencabuti rumput liar di dekat gazebo sambil berjongkok,

"Jisung! Tunggulah beberapa tahun lagi kita akan menikmati pesta makan dari pernikahan noona dan haechan hyung!" Ujar Chenle yang duduk di gazebo bersama mamah.

Mamah kan nggak tahu bahasa korea, jadi sewaktu Chenle ngoceh mamah gak bakal ngerti,

"Nuna. Sediakan nasi goreng masakanmu juga di pesta pernikahanmu dengan Haechan hyung. Nanti jika kau menikah dengannya aku sudah tidak bisa mencicipi nasi gorengmu," Aku duduk di sebelah Jisung,

"Hm, apakah aku akan menikah dengannya?"

Dia menoleh padaku, "Entahlah, hanya Tuhan yang tahu,"

"Wah ternyata kau di sini,"

Seseorang berdiri di belakangku dan melipat kedua tangannya,

Dia mengulurkan tangannya, "Berdirilah,"

Aku menurutinya dan menarikku untuk berdiri, meninggalkan mereka di taman belakang.

Tetapi anehnya dia tidak mau melepaskan tangannya,

"Tanganmu kecil, aku suka sekali menggenggamnya"

Dia memasuki kamarnya dan menutupnya. Dia mendudukkanku di kasurnya. Rapi sekali, biasanya setiap hari aku membersihkan kamar ini. Kamar paling luas di rumah ini,

"Ada apa kau mengajakku ke kamarmu?"

Dia merebahkan dirinya ke kasur. Kasur yang cukup untuk 3 orang, yang biasanya aku menemukan barang barang pribadi miliknya ketika membersihkan kamarnya. Aku selalu meneriaknya ketika menemukan barang barang pribadinya

Dia masih menggenggam tanganku.

"Kemarilah,"

"Untuk ap--"

Dia menarik tanganku yang digenggamnya sehingga aku terhempas di sebelahnya.

Dia membalikkan badanku ke arahnya dan mendekapku.

"Tetaplah seperti ini, jangan berubah,"

Dia mulai menutup matanya,

.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Saranghaeyo, nae yeojachingu,"

Husband [Haechan NCT]✔Where stories live. Discover now