Bab 7 Balada Kawan Baru

42 4 9
                                    

"Jalan-jalan yok, Bi!" ajak Kentang.

"Kemana?" Ubi jadi penasaran. Alisnya naik sedikit.

"Udah, pokoknya jalan-jalan aja," Kentang sebenarnya tidak punya tujuan ke mana ia akan pergi membawa Ubi. Usut punya usut, sebenarnya sih Kentang lagi pengen menyelidiki ada hubungan apakah Ubi dengan Sapi.

Ubi yang sedang tidak banyak kegiatan, dari pada bengong di rumah saja, merasa dapat keberuntugan diajak jalan-jalan sama Kentang. Tapi satu hal yang ada di kepalanya. Dia mau di bawa kemana. Alisnya Ubi pun jadi naik lagi.

Pada saat segamang itu ada perasaan lain yang merasuki pikiran Ubi. Sudah lama dia merindukan suasana seperti ini. Jalan-jalan sore-sore bareng kawan-kawan. Dengan Kentang yang berinisiatif mengajaknya jalan-jalan, Ubi jadi merasa memiliki seorang kawan. Tadinya dia hanya merasa terlalu asyik dalam delusi banyak kawan. Padahal nyatanya kawan-kawannya itu hanyalah kawan maya yang ada di media social.

Ubi jadi menemukan seorang kawan yang selama ini dia nantikan. Seseorang yang bisa membuatnya merasa lebih tenang, dan jalanan malam itu menjadi lebih terang. Untuk mengarungi derasnya waktu.

Tapi tiba-tiba Kentang menggerakan stang motornya.

"Loh ..., loh. Tang, kenapa ente belok ke kiri sih?" Ubi protes.

"Ya terus kenapa? Ya kali ...," Kentang belum selesai mengucapkan kalimatnya. Namun sudah terpotong oleh komentar Ubi.

"Harusnya ente minta pendapat ane dulu lah."

Kemudian tak ada obrolan.

Ubi merengut. Sedangkan Kentang mengernyitkan dahinya. Anak ini kesambet apa kenapa sih? Kentang menghentikan mesin motornya mendadak. Justru masalah baru terjadi lagi.

"Sekarang kenapa ente jadi berhenti mendadak begini sih? Ente kenapa juga nggak mau minta pendapat ane dulu?" Ubi nerocos panjang kayak sepur.

Sementara itu Kentang jadi mendadak gagu karena dirinya baru tahu jika Ubi orangnya sebawel ini.

"Ah ... uh, eh?" Kentang tak mampu berkata-kata.

"Egois banget ente, Tang. Makanya nggak ada cewek yang mau sama ente. Jadi jomblo aja ente selamanya!" umpat Ubi.

Mendengar kata Jomblo membuat Kentang merasa kalau omongan Ubi kala itu bagai pisau yang bermata lima.

"Eh maksud lo apaan?" Kentang pun tersinggung.

"Loh, kok ente jadi marah sih? Kayak cewek aja! Pfft!" Ubi meninggikan suaranya.

"Elo yang kayak cewek!" Kentang tak mau kalah meninggikan suaranya setinggi-tingginya. Biar kata badannya tak setinggi badan Ubi, Kentang tak mau kalau suaranya pun bernasip sama. "Elo yang kayak cewek! Ngerti lo!" Kali ini Kentang teriak kayak rocker.

Sepanjang perjalanan balik hubungan mereka tak kunjung membaik. Mereka saling diam. Entah bagaimana bisa sepasang sahabat seperti mereka bisa betah melakukan diam-diaman seperti itu.

***

Kediaman Ubi dan Kentang pun berlanjut ke pesan instan WhatsApp.

"Terserah lo deh, gue yakin lo udah dewasa untuk ngertiin perasaan gue!" tulis Kentang.

"Ya udah. Terus ane bisa apa kalau ente egois begitu?" balas Ubi.

"Njir! Lo tau nggak sih definisi egois itu apa?" Kentang mulai geregetan.

Ubi tak lagi membalas. Batrenya ngedrop. Listrik mendadak padam. Ubi juga lupa di mana terakhir meletakkan power bank-nya.

Maka keesokan harinya ketika berada di sekolah, Kentang mendadak jadi pendiam. Luwee masih ngambek gara-gara Kentang tak mau menemaninya ke took buku. Sementara itu masalah baru muncul setelah Ubi mendadak cerewet.

Aku Kamu SINGLE Jadian YUKWhere stories live. Discover now