Roti Pertamaku

73 9 4
                                    

By : saymon26

Seorang pria tua lusuh sedang tersenyum bahagia menatap roti yang ada di tangannya. Matanya berbinar, mulutnya terus tersenyum.

"Alhamdulillah akhirnya saya bisa makan roti juga," ucap pria tua itu.

Dibuka nya bungkus roti itu dengan perlahan. Tangannya bergetar karena terlalu gembira. Kakinya pun lemas tak bisa menahan bebannya sendiri.

SRAK

Pria tua itu termangu. Tanpa ada alasan yang jelas, tiba-tiba ada yang merebut roti nya. Roti pertamanya. Roti yang telah lama ia idamkan. Dengan gesit, pria tua itu mengejar, berlari terus tanpa memperdulikan tatapan aneh dari banyak orang.

Kecepatan lari pria tua itu bisa dibilang luar biasa.

GRAP

Pencuri roti itu tertangkap olehnya.

"Kembalikan roti ku," teriak pria tua  itu.

"Tidak, roti ini akan ku berikan pada bos," ucap pencuri itu seraya masih berusaha membebaskan diri.

"Jangan! Aku sudah berusaha keras untuk membeli roti itu, kembalikan," ucap pria tua itu dengan suara yang bergetar.

Pencuri itu menoleh, ia merasa iba dengan pria tua ini. Tapi ia harus cepat mendapatkan roti untuk bosnya.

"Kembalikan roti ku nak, aku tau kau merasa iba denganku," ucap pria tua itu bergetar.

"Kenapa bapak begitu sedih?" tanya sang pencuri

***********

"Ayah aku lapar," ucap seorang bocah yang terbaring di ranjang rumah sakit itu.

"Kau mau apa nak?" tanya sang ayah.

"Aku ingin roti yang ayah beli tadi," ucap sang anak memelas.

"Tapi roti itu untuk ayah sarapan, kamu sudah makan tadi, nak. Ayah ga ada uang lagi untuk membeli roti," ucap sang ayah sedih.

"Gamau tau!! Aku mau roti itu!" ucap sang anak memaksa

Dengan berat hati sang ayah memberikan roti itu kepada anaknya.

****************

"Maafkan aku pak, aku tak tau bahwa roti ini sangat berharga bagimu," ucap sang pencuri setelah pria tua itu menyelesaikan ceritanya.

"Tak apa nak, bapak paham," ucap sang bapak yang masih sedih.

"Baiklah, ini rotinya aku kembalikan, dan ada sedikit rezeki untuk bapak, terima ya," kata sang pencuri seraya menyerahkan uang seratus ribu satu lembar.

"Terimakasih nak," ucap sang bapak. Mereka pun berpelukan.

Member in dcfamily

ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang