Hide and Seek

Magsimula sa umpisa
                                        

"Gara-gara anda kaki saya makin sakit tau." Gadis itu menatap kakinya sambil mengernyit sedikit.

"Oh jadi kau minta saya menggendongmu lagi begitu?" Fazza menggoda.

"Eh tidak tidak. Siapa yang bilang." Honey menurunkan kakinya. Tapi sebelum kaki itu menapak, Fazza menariknya dan menggendongnya. Wajah Honey kaget setengah mati. Dan Fazza senang melihatnya.

Kau ini kurang bersyukur ya Honey. Pikirkan perasaan gadis-gadis diluar sana.

"Ya, kau ini memang suka saya gendong rupanya." Fazza mencoba berkata dengan wajah sedatar mungkin.

"Apa?!" Gadis itu meronta tiba-tiba dan Fazza tidak bisa menahannya lagi. Mereka jatuh, seperti didepan UGD waktu itu.

Deg.. deg.. deg.. deg..

Hening. Mereka hanya saling menatap beberapa saat. Jantung mereka sama-sama berdegub kencang. Bedanya Fazza menatap dalam mata Honey yang sedang memelototinya. Honey beringsut menjauh dan membetulkan nafas. Fazza bangun dan membersihkan pasir dipunggungnya. Honey masih duduk dipasir.

"Hey, kau mau duduk disana sampai malam? Ayo masuk." Fazza mengulurkan tangan kedepanya. Honey mendongak dengan tatapan elang.

"Tidak, tidak, saya takkan menggendongmu lagi."

+++

"Silahkan masuk, anggap saja kamarmu sendiri." Fazza membukakan pintu kamar bergaya Shabby itu. Honey masuk perlahan kedalamnya sambil melihat sekeliling. Fazza berharap dia akan melihat wajah terkesima. Tapi tidak. Gadis itu membalikkan badan menghadap Fazza yang menunggu diambang pintu.

"Apalagi? Tinggalkan saya sendiri." Honey memasang wajah malas.

"Ah uh-hmm. Oke, baiklah." Fazza menutup pintu. Sedetik kemudian dia membukanya lagi.

"Kau yakin tak perlu bantuan saya? Untuk menuntunmu ketoilet misalnya?" Sungguh Fazza tidak sengaja mengatakan itu untuk menggoda atau apa lah. Itu refleks saja. Honey menatapnya tajam.

"Kurasa anda tau apa yang bisa saya lakukan pada dua pria kurang ajar dengan keadaan saya malam itu. Well, jangan macam-macam ya." Honey mendorong pintu itu dan menguncinya. Fazza terbengong sesaat menatap daun pintu didepan hidungnya.

"Oh ok. Baiklah."

#Lolly

"Selamat malam, Nona. Ada yang bisa saya bantu?" Kata resepsionis dikantor agent itu.

"Malam. Saya mau bertemu Mr. Juma."

Wanita itu masuk ke kantor Bareface Agency. Dia berniat menemui CEOnya. Lolly tau Sean bersama orang itu selama di Dubai.

Resepsionis mengecheck jadwal dan langsung menelpon sang CEO.

"Silahkan Nona, mari saya antar."

+++

"Honey? Aku belum pernah mendengar nama itu." Mr. Juma menyenderkan bahu ke sofa.

"Aku sangat yakin Sean berteman dengannya. Bagaimana sih kau ini? Apa Sean kesini hari ini?" Lolly tadi sudah ke rumah Sean tapi dia tidak ada dirumahnya.

"Tidak, Lolly. Dia tidak kesini. Telpon saja dia atau kerumahnya saja."

"Sudah paman, dia menghilang. Padahal semalam dia bersama ku." Lolly membuang muka kesal karena ingat semalam.

The Only Exception (Sheikh Hamdan)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon