♡Law♡Luffy♡

2.8K 252 49
                                    


Kalau kau bertanya tentang apa yang sedang kulakukan pagi ini, aku sendiri pun tak tahu harus menjawab apa.

Sebelah kakinya membelit tubuhku seperti karet—sercara literal. Hembusan napasnya pelan, berirama, dan tenang. Mengepul perlahan di permukaan wajahku, mengonfirmasi kalau dirinya tengah berada dalam keadaan tidur bagai mati. Karena sama sekali tak terganggu ketika aku mencoba menggerakkan tubuhku dari cengkeraman kaki karetnya. 

Kadang aku berpikir untuk menggunakan kekuatan ope ope no mi hingga bisa membuat tubuh Si Monyet karet ini bisa kupecah-pecah, agar diriku bisa keluar dari cengeraman kakinya yang erat. Namun sayangnya aku tak tega.

Tcih. Sejak kapan aku jadi lembek seperti ini?

Sebenarnya aku tak bisa menyalahkan Luffy, karena akulah yang merangkak ke arah tempat tidurnya tadi dengan alasan ingin mengagetkan si bocah imbisil itu. 

Er... terkesan kekanakan? Entahlah.

Setelah membuat aliansi dengan kelompok Bajak Laut Topi Jerami, harus kuakui kalau diriku jadi sedikit lebih santai dan supel (atau mungkin aku mulai stress) karena kapten dan juga para awak kapalnya tidak ada yang beres (kecuali Nico Robin, mungkin—walaupun kadang-kadang wanita itu bisa mengeluarkan kata-kata mengerikan dengan santainya).

"Oi, Luffy," suaraku sedikit tercekat karena kini tangannya melilit leherku dengan erat, tangan karetnya itu kini memelintir leherku. Hingga dapat kurasakan denyut nadiku berdenyut pelan di kerongkongan karena sesak.

"O—oi!" Seruku dengan menaikkan volume suara. Namun bocah dengan codet di wajahnya(yang harus kuakui terlihat menggemaskan—kau tak tahu berapa kali aku harus menahan diri untuk tidak menciumnya secara tiba-tiba) itu sama sekali tak bangun-bangun. 

Baiklah kalau ini maunya, terpaksa kugunakan kekuatan buah ope ope no mi . Oh well... kalaupun tubuhnya nanti terpecah-pecah dan berserakan di seprai, toh bisa kupasang lagi tanpa cacat.

"Room," ucapku dengan tercekat, kemudian sebuah gelembung biru mulai menyelubungi tubuh kami, tanganku meraih pedang yang kuletakkan tak jauh dari ranjang Si Monyet. Kemudian kusabet tangannya yang melingkari leherku hingga potongan tangannya berserakan di atas kasur.

Tidak ada darah, tentu saja. Karena aku tidak memutilasinya dengan cara biasa. Bahkan Si Monyet tak sadar kalau kini tangannya sudah lepas dari tubuhnya. Kugosok leherku yang terasa kaku, kulirik cermin dan... lilitan itu meninggalkan berkas merah di leherku. Damn!

Kutarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menormalkan aliran napasku. Kini tinggal kakinya yang melingkari kakiku. Dengan cepat kusabet kakinya dengan pedangku lalu kakinya tercerai berai di atas ranjang.

Huff... aku mendengus pelan sambil mengurut kaki yang agak mati rasa.

Saat kutelengkan pandanganku pada Si Monyet Luffy, aku melihat kelopak matanya mengerjap bergerak. Kemudian sesaat setelahnya mata hitam itu menatapku dengan tatapan kaget campur bingung.

"Law!" Serunya namun kebingungan bocah itu langsung digantikan dengan tawanya yang khas, "Shishishi..." dengan kedua mata terpejam. Aku hanya mendengus, namun diriku tak bisa menyembunyikan seringai ketika Monkey D. Luffy seakan sadar kalau dirinya tak bisa menggerakkan kaki dan tangan kanannya yang telah kumutilasi dengan teknik ruang operasi.

"Law! Kau apakan kaki dan tanganku?!" Ucapnya dengan kalap melihat potongan tubuhnya itu kini berserakan di sekitarnya.

"Aku hanya melepaskan diri dari pelukan (lilitan)  mematikan seorang manusia karet, tak ada yang khusus," kujawab sambil lalu dengan nada datar dan yang bersangkutan terlihat panik melihat potongan-potongan tubuh yang berserakan di ranjang dan aku kembali menyeringai. Kutarik tangan kirinya, dia tak melawan karena masih syok dengan tubuhnya yang tak utuh lagi.

Monkey's Bind (Law x Luffy Fanfiction)Where stories live. Discover now