Chapter 2

20.6K 1.6K 23
                                    

Hari ini Naruto sudah memulai untuk beraktivitas, karena tabib sudah menyatakan bahwa dirinya sudah sembuh total.

Tapi bagi Naruto ini adalah awal dari neraka. Bagai mana tidak, karena dianggap hilang ingatan. Dia diberi pelajaran dasar dari menulis, membaca ( Naruto memang tidak bisa membaca, karena tulisan dan cara membacanya pada masa ini dan masa depan sangat berbeda), tata krama, menyulam dan banyak lagi. Itu semua pekerjaan perempuan yang tidak cocok denganya, kecuali bagian menulis dan membaca. Naruto lebih suka belajar memanah atau bela diri sekalian. Tapi Naruto dilarang untuk melakukanya. Ada yang bilang itu berbahaya, tidak cocok untuk seorang tuan putri dan lain sebagainya. Itu membuat Naruto kesal, jadi bila ada kesempatan dia akan kabur pergi entah kemana dan kembali pulang pada saat sudah sore saat waktu belajar telah usai.

Seperti saat ini, Naruto sedang kabur dari pelajaran sastra. Mendengar gurunya yang sedang membacakan sastra, membuat kepalanya pusing. Jadi lebih baik dia kabur lewat pagar pembatas wilayah antar istana.

Walaupun dia memasuki tubuh seorang anak kecil, tapi skil kemampuanya sewaktu menjadi seorang ketua pasukan elit masih melekat dalam jiwanya. Jadi kalau hanya memanjat tembok setinggi satu setengah meter tidak ada artinya bagi Naruto.

Saat ini Naruto entah berada di mana. Setelah memanjat tembok, Naruto hanya berjalan tak tentu arah. Sekarang dia sedang berada disebuah taman dengan kolam kecil sebagai hiasan disisi taman dengan diairi air oleh sebatang bambu sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Naruto mendekati kolam itu, disana terdapat beberapa ikan koi yang besar. Saat sedang memperhatikan ikan koi, ada seseorang yang menegurnya.
"Apa yang dilakukan putri Naruto disini? "
Naruto berbalik, dapat dia lihat seorang anak lelaki kisaran umur dua belas tahun didepanya, dia memiliki rambut dan mata bewarna merah, dengan kulit putih bersih yang terawat. Dia memakai pakaiyan mewah khas keluarga kerajaan. Tapi ada ciri sendiri darinya, dia memakai baju mewah bewarna biru dengan sulaman benang emas. Jadi yang didepan Naruto adalah seorang putra mahkota.
Naruto langsung melakukan penghormatan selataknya seorang putri.
"Hormat saya kepada Putra Mahkota "
Putra Mahkota memberikan tanda, bahwa dia meminta Naruto untuk berdiri tegak kembali.
"Kembali kepertanyaan, apa yang putri Naruto lakukan disini? "
"Kabur! Ups. " jawab Naruto spontan dan langsung menutup mulutnya karena keceplosan. Putra Mahkota terkekeh geli mendengar jawaban polos adiknya.
"Aaah, jadi kau kabur dari pelajaran sastramu?"
"Dari mana Putra Mahkota tau? "
"Jadi kau benar benar tidak mengingatku? " tanya Pangeran Mahkota dengan wajah sendu.
Naruto merasa bersalah saat melihat wajah raut wajah Putra Mahkota yang menjadi murung. Naruto hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Baiklah aku akan mengingatkanmu tentang beberapa hal. Biasanya kamu memanggilku Nii-sama, namaku Namikaze Kurama, aku adalah kakak kandungmu. Di istana ini jangan percaya siapapun, kecuali aku dan Yang Mulia Kaisar. Kau mengerti? "
"Tapi..... kenapa aku tidak boleh percaya pada yang lain? "
"Nanti setelah kamu cukup dewasa, kamu pasti mengerti "
"Aku bahkan sudah berumur dua puluh lina tahun. Mau setua apa lagi "
Naruto hanya bisa mengangguk sebagai balasan.
"Ayo! Aku akan mengantarmu kembali kegurumu " ucap Kurama sambil mengulurkan tanganya.
"Tidak mau! Aku bosan "
"Baiklah, jadi kau ingin kemana? "
"Tidak tau " jawab Naruto sambil mengangkat bahu.
"Kalau begitu, kau ingin ikut denganku? "
"Kemana? "
"Latihan"
"Ikuuuuut " teriak Naruto dengan semangatnya.

Akhirnya mereka pergi kearea latihan memanah. Disana sudah ada Jendral Kakashi Hatake, pelatih yang ditunjuk langsung oleh kaisar untuk melatih Putra Mahkota dalam bidang militer.

Kakashi yang melihat Putra Mahkota bersama Putri Naruto segera menghampiri mereka.
"Selamat datang Putra Mahkota, Putri Naruto " sambit Kakashi setelah membri hormat. Kurama dan Naruto menyambut hormatnya.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang Jendral Kakashi? "
"Kita akan melatih kembali kemampuan anda dalam berpedang "
"Baiklah, Naru! Sebaiknya kamu menunggu dibawah pohon itu " tunjuk Kurama
"Tidak mau! Aku ingin ikut latihan pedang "
"Tidak boleh! Kalau kamu terluka bagaimana? "
"Baiklah, senjata pamungkas "
Naruto mulai merengek dan mengeluarkan jurus tatapan maut pada Kurama yaitu mata yang dibesarkan dan terlihat berkaca kaca, membuatnya terlihat semakin imut dengan pipi bulatnya. Akhirnya Kurama luluh karena diberi tatapan anak kucing yang minta dipungut, dan memperbolehkan Naruto ikut berlatih. Tapi Naruto hanya boleh memakai pedang kayu. Awalnya Naruto protes, tapi Kurama mengancamnya akan membawanya pada guru sastranya dan menempatkan pengawal untuk menjaganya agar tidak bisa kabur lagi. Akhirnya Naruto pasrah, hanya bisa memakai pedang kayu. Dari dulu memang Naruto sangat ingin mendalami ilmu berpedang.

Sedangkan ditempat guru yang mengajar sasra. Semua orang sedang panik mencari Naruto. Mereka sudah mencari diberbagai tempat, tapi Naruto tidak kunjung ditemukan. Membuat semua pelayan jadi frustasi dibuatnya, karena tuan mereka hilang. Dan pasti mereka akan dihukum oleh Kaisar karena lalai menjaga putri kesayangan Kaisar.

Sedangkan yang dicari sedang asik memperhatikan kakaknya dan Jendral Kakasi berlatih pedang, dan mempraktekanya.

TBC

My New LifeWhere stories live. Discover now