Ball Night Poster

749 35 0
                                    



Jam menunjukkan bahwa ini sudah pukul delapan malam lewat dan malam ini juga masih sama seperti malam-malam ketika semuanya berada dalam karantina. Ada Rieva, Irene juga Desyca yang berada diatas satu ranjang berukuran king size yang cukup muat untuk menampung tiga tubuh di atasnya. Hari itu ketiganya bertemu secara tidak sengaja siang tadi ketika Desyca baru saja datang ke hotel atas permintaan Yanjie.

Kebetulan juga bahwa tadi pagi, Irene dan Rieva berada di sini karena ajakan seorang sepupu Irene, Alicia, yang kebetulan kaya. Dan disinilah mereka bertiga berkumpul dan kembali bernostalgia. Setelah cukup lama berada di dalam kamar, Rieva segera bangkit.

"Keluar yuk! Nggak bosan di kamar terus?" ajak Rieva yang kemudian disetujui oleh keduanya. Ketiganya segera keluar kamar untuk mencari beberapa camilan di minimarket samping hotel di bawah. Ketika berada di lantai dua, keduanya berpapasan dengan Yanjie, Hyunbin dan juga keempat pemuda teman setim yang sudah lama dikenal Desyca. Ketiganya menghampiri para pemuda itu.

"Hai, Desyca. Ada Rieva dan Irene juga toh." Ujar Benedict bermaksud menyapa sehangat mungkin. Irene dan Rieva membalas dengan hangat juga. Desyca menatap Yanjie, "Kalian semua pada mau kemana?"

"Kami mau ke bawah beli camilan." Jawba Yanjie sehingga Desyca tersenyum, "Kebetulan nih, aku juga mau ke bawah beli camilan."

"Ikut saja, Des. Nanti Laoshi-mu yang bayar. Ajak temanmu juga." Yanjie berkata dengan nada menjanjikan sehingga mau tidak mau Desyca merasa beruntung. Akhirnya ketiga gadis itu segera turun ke bawah bersama para pemuda lainnya.

Setelah sampai ke lantai bawah, lobi hotel yang super luas menyambut mereka, juga poster besar cantik yang baru saja di pampang disana yang menyebutkan bahwa akan ada ball night di salah satu ballroom di lantai empat lusa malam nanti.

Setelah sampai ke lantai bawah, lobi hotel yang super luas menyambut mereka, juga poster besar cantik yang baru saja di pampang disana yang menyebutkan bahwa akan ada ball night di salah satu ballroom di lantai empat lusa malam nanti

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Mendengar tentang pesta dansa, Irene dan Rieva langsung terlihat bersemangat dan mulai berisik tentang hal itu.

"Sudah lama banget aku nggak ke ball night sejak pernikahan kakak sepupuku." Ujar Rieva yang dibalas dengan anggukan Irene. Melihat itu Desyca hanya bisa tersenyum simpul mengingat baginya itu adalah hal yang wajar bagi tipikal gadis seperti Rieva dan Irene. Semuanya pergi menuju mini market dan membali yang diinginkan. Rieva dan Irene masih sama seperti tadi, tak bosan ikut membicarakan pesta dansa sampai kembali ke hotel.

Lagipula siapa yang tidak mendambakan berdansa dengan pasangan yang tampan di sebuah aula dengan balutan gaun yang indah juga dandanan elegan. Bagi mereka, itu sebuah hal yang menakjubkan dan keduanya diam-diam berharap akan ada kisah cinta di dalamnya, seperti pesta dansa yang dilakukan di film-film barat yang bersetting di abad 19 itu.

"Mereka semangat banget." Ujar Benedict pada Desyca. Desyca mengangkat bahu, "You know, girls."

"But you're a girl."

Desyca terkekeh, "Not that kinda girl."

Di tengah jalan tepatnya ketika berada di lantai tiga, Irene dan Rieva berhenti sejenak membicarakan tentang gaun yang akan dipakai ke ball night dan segera menatap Desyca dengan tatapan intens. Merasa aneh ditatapi tiba-tiba seperti itu, Desyca makin kaget lagi ketika Irene dan Rieva segera menunjuknya dengan telunjuk yang teracung lurus di depannya.

Para lelaki bingung melihat tingkah Irene dan Rieva. Alih-alih berjalan menuju kamar masing-masing, mereka semua juga penasaran akan itu.

"Desyca, kamu ikut kami ke ball night, kan?" tanya Rieva. Desyca membelalakkan matanya dan mulai tergagap, tak tahu harus menjawab apa.

"Aku nggak begitu yakin." Jawab Desyca. Irene segera tersenyum lebar, "Kalau begitu kamu bakalan ikut lusa nanti. Besok kita harus menyusun rencana buat persiapan ball night nanti!"

"Tapi aku nggak bilang mau ikut, Ren!" seru Desyca. Irene dan Rieva segera menariknya menuju lift ke lantai lima, tepat setelah pamit pada teman-temannya secara terburu-buru. Benedict tersenyum melihat tingkah ketiga gadis itu.

"Irene sama Rieva kelihatannya semangat banget nyambut pesta dansanya." Ujar Reihan dan segera dibalas oleh senyuman Yanjie yang terkembang, "Siapa yang tau kalau pesta dansa bakalan mengubah segalanya."

Keenam laki-laki itu segera melangkah ke lift yang menuju ke lantai lima.

.

.

.

One Night to RememberNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ