Dua

1.9K 37 0
                                    


"Dari mana aja kalian?" tanya bu sam dengan intonasi tinggi dan wajah yang siap memangsa, saat Ridho dan Oji membuka pintu kelas.
"Emm anu bu" jawab Oji dengan suara gemetar.
"Anu anu apaan?" ucap bu Sam dengan suara membentak.
"Jawab Dho" ucap Oji dengan suara berbisik sambil menyikut bahu Ridho pelan.
"Emm abis nganterin Oji bu" ucap Ridho bohong pada bu Sam.
"Kemana?" tanya bu Sam lagi.
"Itu bu, kamar mandi" jawab Ridho gemetar. Bu Sam tau, Ridho berbohong.
"Kamar mandi?! Pintu ada disana, silahkan keluar" ucap bu Sam dengan suara 8 oktaf sambil menunjuk pintu.
"Duh bu jangan dong" pinta Oji memelas.
"Keluar" bentak bu Sam.
"Tapi bu..." ucap Ridho. Belum selesai bicara, bu Sam langsung memotong.
"Tapi apa?! Keluar sekarang!" perintah bu Sam yang tidak terbantahkan dengan suara kencang disertai membentak. Dan Ridho langsung keluar diikuti Oji.
"Lo sih Ji" ucap Ridho kesal saat mereka sudah berada di luar kelas dan jalan menuju kantin kelas sepuluh.
"Sory Dho" balas Oji dengan suara menyesal. Kelas terasa sepi seperti kuburan tanpa kehadiran tiga anak itu. "Duh udah gak ada Ari ditambah lagi Oji sama Ridho. Persis kuburan nih kelas" ucap salah satu teman dikelas dengan suara pelan.
"Hai Tar, hai Fi" sapa Oji pada Tari dan Fio saat mereka bertemu dikoridor kelas sepuluh.
"Hai kak. Loh kak Oji sama kak Ridho kok disini? Gak masuk kelas?" tanya Fio bingung pada Oji dan Ridho, karena oji dan Ridho berjalan kearah kantin kelas sepuluh.
"Iya Fi kita gak boleh masuk kelas" jawab Ridho jujur.
"Lo berdua kok juga diluar kelas?" tanya Ridho pada Fio dan Tari saat Rudho menyadari Tari dan Fio juga berada diluar kelas.
"Ini kak, nemenin Tari kekamar mandi" jawab Fio.
"Oh gitu. Gue kekantin dulu ya Fi, Tar" ucap Ridho sambil melangkah ke arah kantin bersama Oji.
"Gak usah dipikirin Tar, ntar juga kak Ari balik" ucap Fio dengan wajah jail.
"Ih apaansih lo Fi. Ngapain juga gue mikirin dia" Balas Tari dengan kesal.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.45. Ari mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Tapi ditengah jalan, ada seseorang yang memblokir jalannya. Mau tidak mau Ari berhenti. Sosok itu menggunakan motor besar berwarna hitam. Menggunakan jaket dan wajahnya tertutup oleh helm. Sosok itu sangat misterius. Ari menatapnya, berusaha mengenali sosok yang berani memblokir jalannya. Tapi belum sempat Ari mengenali, sosok itu memutar motornya dan pergi dengan cepat. Sosok itu berhasil membuat Ari pikirannya kacau. Dia melajukan motornya dengan kencang. Bukan ke sekolahan tapi kesebuah danau. Kejadian itu terus berputar putar didalam pikiran Ari. Siapa sosok itu? apa maksudnya? pertanyaan itu terus saja menari nari didalam otak Ari. Ari terlalu fokus, sampai membuatnya lupa dengan Tari.

Bel pulang sudah berdering sejak 15 menit yang lalu tapi Tari dan Fio belum beranjak pergi dari tempat berdirinya sekarang *depan gerbang. Ridho dan Oji melangkah menuju parkiran, tapi tidak jadi karena melihat Tari yang masih berada disekolah. Mereka berjalan mendekati Tari.
"Hai Tar, hai Fi" sapa Ridho pada Tari dan Fio saat didepan gerbang.
"Hai kak" jawab Fio. Sedangkan Tari tidak menjawab sepatah katapun.
"Loh kok lo berdua belum pulang?" tanya Oji polos, saat menyadari Tari dan Fio masih disekolahan. Padahalkan bel sudah berbunyi dari 15 menit yang lalu.
"Gimana gue mau pulang sih kak, kalo sampe sekarang aja kak Ari belum jemput?" jawab Tari kesal pada Oji.
"Kalo gue pulang duluan ntar marah marah. Niat nganterin pulang gak sih, tuh anak" dumel Tari.
"Dia gak sms atau telpon lo gitu Tar?" tanya Ridho pada Tari.
"Kak Ari gak ada kabar dari pagi tadi kak" jawab Tari pada Ridho.
"Tunggu dikantin aja yuk. Gue udah pegel nih dari tadi berdiri mulu" ajak Fio pada Tari, Oji dan Ridho. Mereka berempat pun langsung berjalan menuju kantin kelas sepuluh.

"Gue balik lah" ucap Tari sambil berdiri dan jalan menuju pintu kantin. Saat ini jam sudah menunjukan pukul 14.30 dan itu artinya mereka telah menunggu Ari selama setengah jam.
"Bareng Tar. Duluan kak Oji, kak Ridho" ucap Fio sambil mengejar Tari. Kini dikantin hanya ada Oji dan Ridho.
"Ari kemana ya? tumben dia gak ngenterin Tari balik" ucap Ridho pada Oji.
"Iya Dho. Coba telpon" perintah Oji pada Ridho.
"Woy nyet, lo dimana? Cewek lo noh marah marah" ucap Ridho langsung, saat telpon diangkat.
"Oiya gue lupa Dho" ucap Ari jujur. Kejadian tadi membuat cowok itu benar benar lupa dengan Tari.
"Trus sekarang Tari gimana?" lanjut Ari.
"Gimana apanya? siap siap aja lo besok" ucap Ridho pada Ari. Sontak alis Ari bertaut saat mendengarnya.
"Maksud lo?" tanya Ari bingung. Ridho tidak menjawab.
"Sialan. Dimatiin lagi" ucap Ari kesal saat telfonnya tiba tiba terputus.

Hari ini Tari berangkat pagi pagi, sengaja dia tidak ingin bertemu Ari. Gimana gak kesel coba, udah nunggu setengah jam trus orangnya gak muncul muncul.
"Pagi tante" sapa Ari sambil mencium tangan mama tari.
"Loh kok Ari disini?" tanya mama tari bingung, karena dia memang tidak tau apa apa.
"Iya tante, mau jemput Tari" jawab Ari.
"Tari tadi udah berangkat, pagi pagi" jawab mama tari.
"Pagi pagi? berangkat? sendiri tan?" tanya Ari dengan alis bertaut.
"Tari tadi dijemput. Loh emang Tari gak ngasih tau kamu?" Tanya mama tari bingung.
"Gak tan" jawab Ari semakin bingung.
"Yaudah tan, Ari berangkat dulu ya takut telat" pamit Ari sambil mencium tangan mama tari.
"Hati hati Ri" ucap mama tari.
"Iya tan" jawab Ari. Cowok itu lalu bergegas menaiki motornya. Ari mengendari motor hitamnya dengan gila gilaan seperti pembalap. Pikirannya campur aduk. Ya hanya satu objeknya, Tari.

"Gimana Tar?" tanya Fio sambil duduk disebelah Tari.
"Gimana apanya?" tanya Tari balik dengan wajah bertanya tanya.
"Lo udah baikan sama kak Ari?" tanya Fio lagi.
"Baikan apanya sih Fi? dari kemaren tuh dia gak ada kabar, sampe sekarang malah" ucap Tari. Sontak kening Fio berkerut.
"Loh, tadi lo berangkat bareng kak Ari kan?" tanya Fio polos, karena Fio masih belum bisa bedain mana Ari mana Ata.
"Ngaco deh lo. Gue tadi bareng kak Ata bukan kak Ari" jelas Tari pada Fio.

Jingga Untuk Matahari *fanfictionKde žijí příběhy. Začni objevovat