I think I Love U #9

Start from the beginning
                                    

Yong hwa mengambil tangan Shin hye dan membawanya keatas pahanya dengan menggenggam memberi sedikit kekuatan untuk istrinya itu. " Kau tidak membenci mereka sayang, kau hanya meridukannya. Saat orangtua mu kembali, sebenarnya kau ingin segera menghambur kepeluka mereka. Kau ingin bertanya, apa mereka merindukanmu? kenapa kalian baru datang sekarang disaat aku sudah dewasa. Aku tahu sayang, kau pasti menderita akan hal ini. Tapi apa yang kau lakukan pada orangtua mu itu tidak benar. Jika kau merindukan mereka, maka katakan kau merindukannya. Jika kau marah maka katakanlah bahwa kau memang marah pada mereka. Tapi jangan bersikap dingin pada mereka, jangan membenci mereka. Mereka sama denganmu, merindukan putri kecil mereka yang saat ini sudah tumbuh dewasa menjadi gadis cantik yang mandiri. Sayang dengarlah, kebahagian mereka adalah kebahagianmu dan juga sebaliknya. " Yong hwa menyelesaikan kalimat demi kalimat yang sangat menyentuh untuk Shin hye, sehingga dapat Yong hwa lihat bahwa wanita didepannya ini sudah menangis terisak. Lalu dengan perlahan Yong hwa membawa tubuh gemetar itu kedalam pelukannya. Mengelus pelan punggungnya untuk sedikit menenangkannya dan mengecup tulus puncak kepala istrinya. Yong hwa sadar bahwa istrinya ini adalah wanita yang berhati baik, jadi tidak salah jika Shin hye hanya merasa kecewa pada orangtuanya. Bukan kebencian, hanya rasa kecewa dan rindu yang menyelimuti hatinya.


***

" Ada apa yeobo?. " tanya Yejin pada suaminya yang terdiam setelah menerima telpon. " Yeobo. " ulang Yejin lagi. 

" Ini dari menantu kita Yong hwa, dia bilang mereka mengundang kita makan malam dirumahnya minggu ini. " ujar Kimon pada istrinya.

" Jinjja? Jinjja?. " terlihat bahagia, itulah gambaran dari wajah Yejin saat ini. Baru mereka akan mengunjungi mereka, tapi sekarang justru mereka yang mengundang untuk datang. Ini sungguh membahagiakan.

" Yong hwa bilang Shin hye yang mengundang kita. " ujar Ki mon lagi melanjutkan. " Yong hwa bilang bahwa Shin hye lah yang mengundang kita untuk berkujung. " ulang Kimon lagi.

Yoo yejin nampak terkejut dengan yang barusan dikatakan suaminya. Shin hye mengundang mereka untuk berkunjung? apa ini nyata?. Yejin tersenyum sangat bahagia, dia segera memeluk suaminya dengan erat dan terus mengatakan bahwa dia sangat senang.

" Shin hye sudah berubah sayang, dia sudah terbuka pada orang lain dan aku bersyukur orang itu adalah Yong hwa. Yong hwa pria yang baik dan aku tidak salah menikahkan mereka. " Ki mon berucap syukur, dia semakin erat memeluk istrinya.


***

Pasangan itu berjalan bersama mengambil trolly dipusat perbelanjaan. Pasangan suami istri itu tersenyum satu sama lain, sangat bahagia tergambar pada wajah mereka. Karena ini hari minggu dan mereka akan kedatangan tamu nanti malam, maka Yong hwa berinisiatif mengajak istrinya untuk berbelanja bersama membeli kebutuhan untuk acara nanti malam. Lebih tepatnya Yong hwa ingin mengajak Shin hye memasak bersama. 

" Kau ingin naik ditrolly ini?. " tawar Yong hwa sambil terus berjalan, sembari mengajak istrinya bercanda.

" Cih, yang benar saja. " ujar Shin hye membalas.

" Hahahhaha, aku akan mendorongmu jika kau mau.

" Dan membawaku kekasir. Cih.. keterlaluan. " Shin hye mendengus sebal.

" Animida, membawamu kekasir untuk membelimu dan menjadikanmu miliku. Ckckck... aku sudah memilikimu Shin hye ssi. Kajja, jangan bercanda terus. " Yong hwa tersenyum lebar lebih tepat dia sedang tertawa. 

" Aishhh jinjja. " umpat Shin hye dan mengikuti Yong hwa dari belakang. " Yyaakk apa yang kau ambil eoh? untuk apa bawang bombay satu karung itu. Aishh ini apa bawang merah, bawang putih dan juga untuk apa daun bawang satu karung. Kau ingin buka warung? aishh jinjja. " Shin hye mengomel sambil menyuruh Yong hwa mengeluarkan semua yang dia mabil. " NOOOOOOO, jangan ambil beras juga!!. " belum selesai Yong hwa mengeluarkan barang yang tadi, tapi dia sudah ingin mengangkat beras satu karang. Dan itu semakin membuat Shin hye berteriak padanya.

I Think I LOVE UWhere stories live. Discover now